Part 7 Darah

112 6 0
                                    

"Putriku... Putriku.. Maafkan mommy nak.. Eleane putriku.." racau Liana. Sudah 3 hari Liana terbaring lemah di kamarnya, saat Liana terbangun ia selalu menangis dipelukan Johanes, dan sekarang kondisi Liana demam tinggi, ia terus mengigau akan putrinya.

Johanes lemah tak berdaya melihat kondisi istrinya, ia tak tega melihat istrinya terus menangis. "Apa kau sudah bertemu dengannya?"

"Maafkan aku dad, Ana seperti sudah ditelan bumi. Orang-orangku juga sudah berusaha mencarinya, aku sudah menelusuri tempat yang biasa ia datangi tapi hasilnya tetap nihil"

"Kondisi Liana semakin memburuk, aku semakin khawatir."

"Itu salahku dad, kalau saja dulu aku tidak mengajak Eleane ke taman. Pasti dia tidak hilang saat itu" kata Calvin sedih.

"Tidak.. Itu bukan kesalahanmu, aku juga merasakan kehilangan. Liana mengaku-ngaku Ana putrinya, tapi aku masih tidak yakin kalau dia memang putriku."

"ELEANE..." teriak Liana, ia bangun dari tidurnya. Semua orang di ruangan itu terkejut melihat Liana terjengat kaget. "Putriku tertembak.. Aku harus menolongnya" ucap lirih Liana, ia berusaha melepas selang infus dari pergelangan tangannya. Dengan langkah gontai ia berusaha berjalan keluar dari ruangan.

"Mau kemana kamu Liana? Kondisimu masih belum stabil" Johanes memegang bahu Liana, tapi Liana menyentak tangan Johanes.

"Aku ingin menyelamatkan putriku, jangan halangi aku Johanes" ketus Liana.

"Sadarlah Liana.. Anak kita telah tiada" kata Johanes. Calvin yang sedari tadi berdiri dibelakang orang tuanya tak bisa melakukan apapun untuk ibunya sendiri.

"Sudah kukatakan ribuan kali, ANAKKU MASIH HIDUP." ketus Liana dengan nada penekanan. "Anakku memanggilku Johanes, dia membutuhkanku sekarang"

Air mata Johanes tidak bisa dibendung akhirnya tumpah juga, ia tak kuasa melihat istrinya seperti ini. "Baiklah kita akan mencari putri kita" Johanes dan Liana pun keluar untuk mencari keberadaan putri mereka.
***

Eleane Pov

Aku sekarang berada di pelabuhan, sedang menunggu jam tik tok tik tok, aku tidak akan khawatir kalau transaksiku gagal, karna aku dilindungi oleh Abigael kali ini. Jadi aku memanfaatkan kesempatan besar ini untuk transaksiku kali ini. Sekarang tepat pukul 12 malam, saatnya beraksi.

Aku berdiri tepat di depan orang yang akan bertransaksi denganku. Jarak kami cukup jauh, ini dilakukan supaya antisipasi. "Mana barangnya" Katanya dari seberang sana. Sudah tak sabar rupanya. Aku segera memberi kode pada orangku untuk memperlihatkan barangnya.

"Cepat serahkan uangnya" kataku. Seperti biasa, setelah memastikan barangnya sesuai, kami saling bertukar. "Transaksi selesai" kataku.

Sekarang aku sudah berada di mansion papa, dan menyerahkan uang hasil transaksi yang kulakukan tadi. "Bagus Ana, kau selalu bisa diandalkan, transaksi kali ini kita untung banyak." puji Papa, Papa juga tertawa terbahak-bahak karna senang, mendapat pujian seperti itu membuatku tersenyum bangga. "Lalu apa rencanamu untuk membunuh Keanos?" saat papa Jonny menanyakan tentang Keanos, senyumku langsung hilang.

"Maafkan aku papa... Aku tidak mau membunuh orang yang tidak bersalah" kataku berterus terang.

"Jadi menurutmu bajingan Keanos tidak bersalah?" kata Papa Jonny dengan nada kerasnya. "DIA SUDAH MENEMBAKKU ANA, INGAT ITU" sentak papa telat di wajahku. Aku hanya bergidik ngeri melihat papa. "Thomas, beri pelajaran pada Ana, beritahu dia siapa yang sudah ditantangnya" aku melihat Thomas langsung menelpon seseorang, dan aku langsung tau apa yang akan dilakukan Thomas.

"Papa... Aku mohon jangan lakukan apapun pada mereka, mereka tudak bersalah. Maafkan aku papa... Aku tidak bisa melakukan yang papa inginkan" kataku memohon.

Triple E #Riga1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang