Part 30 Bonus

122 4 0
                                    

Kematian Jonny membuat Eleane terpuruk, ia selalu menyalahkan dirinya sendiri karna tak bisa menyelamatkan ayahnya.

Waktu berjalan cukup cepat, berkat kasih sayang yang diberikan Eric serta keluarga yang selalu mendukungnya, Eleane dapat bangkit dan hidup seperti sedia kala.

6 bulan tak terasa, semenjak kematian Jonny, Eleane mendidik Leo seperti Jonny mendidiknya dulu, tetapi ada perbedaan karna Eleane memberikan cinta pada Leo.

"Leo cepat bangun, hari ini kau harus membuat rekor terbaru." teriak Eleane dari lantai bawah.

"Apa-apaan kau ini, kau biarkan cucuku pergi ke sekolah dengan berjalan kaki? APA KAU SUDAH GILA?" ucap Johanes dengan menaikkan nada suaranya.

"Memangnya kenapa? Jaraknya juga dekat"

"20 KILOMETER KAU BILANG DEKAT?" pekik Johanes dengan mata melotot ke arah Eleane, "Biar aku yang mengantarnya pergi ke sekolah" ucapnya lagi.

"Itu hanya 20 kilometer." kata Eric, ia kemudian menoleh ke arah Eleane "Apa kau masih ingat dulu kita sering jogging bareng setelah aku pulang latihan"

"Ya.. Kau dulu begitu bodoh, sudah tau habis latihan tapi kau malah ikut lari bersamaku"

"Aaaiiishh... Kalian berdua orang tua yang sangat bodoh" kata Johanes. Eleane dan Eric terkikik geli saat orang tuanya mengkritik cara mendidik Leo.

"Leo berangkat dulu" kata Leo setelah meminum habis susunya. Leo berjalan ke arah kedua orang tuanya, dan mengecup bibir ibunya sekilas.

"Jangan lupa nanti siang kau harus latihan" teriak Eleane saat Leo sudah berlari menuju pintu mansion.

"Ya mom" jawab Leo cuek.

Eleane kembali menyantap makanannya, "Jam berapa sidangmu akan dimulai?" tanya Eric.

"Jam 2 siang, bagaimana denganmu? Apa kau yakin dengan keputusanmu kali ini?"

"Ya.. Aku sangat yakin, nanti malam adalah turnamen terakhir yang akan kuikuti" katanya dengan yakin, operasi yang dijalani Eric bisa dibilang berhasil tapi tidak sempurna, operasi itu membuat paru-paru Eric jadi bermasalah, sekali ia melakukan hal-hal berat akan terjadi perdarahan didalam organ paru-parunya.

"Aku akan mendukung keputusanmu" kata Eleane dengan menggenggam tangan Eric kuat, "Andai saja aku yang mengoperasimu, kau tak kan melepas karir yang kau bangun sejak kecil"

"Hey.. Sudahlah... Ini bukan kesalahanmu, ini keputusanku. Lagipula aku sudah lelah untuk mengikuti turnamen diberbagai negara" ucap Eric dengan memegang bahu Eleane kuat, ia terus meyakinkan Eleane bahwa ini bukan kesalahannya.

"Akan kupastikan hari ini aku akan mendapatkan surat ijinku lagi" kata Eleane dengan tekad kuat, ia menyeka airmata yang jatuh di pipinya.

"Aku tak bisa menemanimu nanti" kata Eric.

"Aku mengerti" jawab Eleane singkat.

"Baiklah aku akan pergi" katanya, ia berdiri dari tempat duduknya, dan pergi setelah mengucapkan salam ke mertuanya.

Eleane melanjutkan makanan dengan tenang, seminggu ini ia merasa suasana mansion begitu sepi.

Sudah sebulan lamanya ia tak pulang ke mansion, kejadian itu membuat Calvin terpuruk. Calvin sangat mencintai Clara, selama ini Clara memanfaatkannya untuk dapat bersama Fernando kembali. Awalnya Calvin heran karna tiba-tiba salvatore membantunya tanpa imbalan, ternyata ini perbuatan Clara.

Liana nampak murung karna Calvin tak kunjung pulang ke rumah, "Calvin akan pulang mom, dia hanya butuh waktu saja" Eleane tahu apa yang dirasakan mommynya, Johanes memegang tangan Liana dan memberikan keyakinan yang besar padanya.

Triple E #Riga1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang