Part 1 Eldris, Eleane, Eric

418 8 0
                                    

31 Januari 2017
Dear...
Gue udah nggak percaya tuhan
Persetan dengan yg namanya tuhan
Yg gue tau kalo tuhan itu ada, dia bakal nolong gue, ngelindungi gue
Tapi buktinya apa? Dia nggak ada, dan nggak akan pernah ada

Eleane Pov

Paris-La Republique Francaise
Charles de Gaulle, 8 AM

"Huwaaaaaaaaah, capek banget... Curut curut gue mana coba???" racauku, sudah 17 tahun tak terasa, setelah kejadian itu aku akhirnya bisa bangkit. Aku hanya berharap mereka mati sekarang juga.

"Lo ngapain ngelamun bego?" ucap Eric. Eric Luman Ligarelha, atlet renang. Siapa yang nggak kenal perenang Eric coba? Nenek nenek bongkotan pasti kenal dia lah, kalo nggak kenal berarti orang itu nggak punya tipi di rumah. Ya hanya Eric, sahabat sekaligus keluarga yang gue punya. Ups ralat, ada satu lagi sahabat gue tercinta.

"Gue nunggu lo curut, mana si Eldris?" kataku seraya mengerucutkan bibir, ya Eldris Abigael Rafandra Lorich, penerus keluarga Lorich yang terkaya seantero jagad. Hahahaha lebay gue.

"Entah gue kagak tau, mungkin aja dia mati, atau pesawatnya jatuh ke laut" ucap enteng Eric

Pletakkk "Anjir, mulut lu kagak bisa di jaga ya" ucap Eldris, kamipun langsung menoleh ke dia. "Wih gila lo, bonyok nih gue" kata Eric dengan mengelus elus kepalanya. "Mati aja sana, jangan ganggu gue sama Eleane" tambah Eric seraya menarikku dalam pelukannya.

"Mati aja duluan, gue gak yakin Eleane mau sama lo, 10 ronde gue yakin lo bakal KO." kata Eldris dengan menarik pinggang ku.

"Ngomong apaan sih kalian berdua, yuk ah ke apartemen. Capek gue nunggu kayak orang bego" kataku menggandengen lengan pria pria tampan.

Semua orang memandangi kami bertiga, 3E sebutan kami. Tambahan lagi, aku yakin semua orang melihat kami, karena ada Eric. Diantara kami bertiga, Eric lah yang paling terkenal. Dia terkenal disemua kalangan. Berbeda dengan Eldris, dia hanya terkenal di kalangan elit. Sedangkan aku? Ah lupakan.

Disinilah kami, apartemen mewah dengan 2 lantai, yang kubeli dengan hasil kerja keras selama 17 tahun. Perlu dicatat, apartemenku berada di kawasan elit, dan terletak di gedung paling tinggi, dan letak kamarku di lantai vvip. Perlu dicatat lagi VVIP. Sekarang mana ada orang bisa beli apartemen semahal aku, yang notabennya tanpa ada embel embel nama keluarga besar. Aku hidup dengan penuh luka yang kubawa selama 17 tahun, dan aku akan mempertahankan suatu yang sangat berharga bagiku, sampai matipun aku akan mempertahankannya.

Eric pov

Well.. Udah 15 tahun menemani seorang penggila uang. Banyak masalah yang selalu ada, bahkan sudah terhitung seribu kali menghadapi kematian. Ignesya Eleane adalah wanita yang kucintai, meskipun dia tidak mencintaiku dan hanya menganggapku sahabat, tapi tak apa aku tetap mencintainya. Drett drett drett aku terlamun sampai ponselku bergetar.

"hallo"

"..."

"Bisa tidak aku libur untuk hari ini saja, ayolah pelatih aku mohon.. sekali saja."

"..."

"Yayayaaa... Aku mengerti, baiklah aku kesana sekarang." Kataku menghela nafas panjang. "Well.. gue cabut guys, monster itu menungguku." Pamitku, lalu aku mengecup cepat bibir Eleane.

"Heeeyyyy" teriaknya, aku terkikik geli saat Eleane terkejut.

Eldris yang duduk tepat di samping Eleane hanya melihat datar, dan menutup telinga atas keributan yang dilakukan oleh mereka. Tangan kanan Eldris menepuk kepala Eleane pelan agar tidak menampakkan wajah kesalnya lagi.

Triple E #Riga1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang