Part 22 Keanos, daddy?

52 5 0
                                    

"Semalam kenapa kau masih berada di gedung?" kataku seraya meletakkan bubur di atas nakas.

"Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau berada di gedung?" tanyanya balik

"Kau baru berusia 5 tahun, tapi cara bicaramu tidak sopan sekali"

"Maafkan aku.. Aku tidak bermaksud.." katanya lirih, ia menundukkan kepalanya dibawah selimut.

"Tak apa.. Tak masalah buatku, kau belum menjawab pertanyaanku." kataku datar, "Kenapa anak kecil sepertimu tidak pulang saat latihannya telah usai?" lanjutku.

"Aku tidak punya rumah"

"Dalam biodata yang ku amati kemarin kau tinggal tak jauh dari gedung"

"Sudah kubilang aku tidak punya rumah" katanya dengan nada tinggi, ia menyentakkan mangkuk yang berisi bubur dari tanganku.

"Huh... Kenapa watakmu keras sekali, kau mengingatkanku pada seseorang" kataku seraya menggaruk belakang kepala meskipun tidak terasa gatal sama sekali, "Kau tinggal di Meksiko, tapi kau sangat fasih berbicara bahasa inggris"

"Aku sering pindah, aku baru 6 bulan disini"

"Kenapa kau pindah kesini?"

"Aku tidak tahu, Keanos yang membawaku pergi, seenaknya sendiri, dan setiap pindah juga tidak akan lepas dari hal yang berhubungan dengan renang. Aku tidak suka olah raga itu." katanya lirih. Tangannya gemetaran saat menceritakan tentang dirinya, "Aku lebih suka lari daripada berada di dalam air. Air membuatku sesak, Keanos selalu saja memaksakan kehendaknya"

Air membuatku sesak, gue heran kenapa lo bisa tahan berada didalam situ? Atau lo jangan-jangan putra duyung?

Anjing lo.. Lo kebanyakan berfantasi, otak lo jadi geser.

Ingatan tentang Eleane kembali terbayang dipikiranku, Allaric sama seperti Eleane, dia juga tak suka dengan air.

"Apa hubunganmu dengan Keanos?" tanyaku lembut, kuhilangkan pikiran untuk menyamakan Allaric dengan Eleane.

"Dia daddyku" jawabnya datar.

"Apa??? Bagaimana bisa? Setahuku Keanos tidak punya wanita" aku membelalakkan mata mengetahui Alaric adalah anak Keanos, padahal yang kuketahui Keanos tak dekat dengan wanita manapun.

"Sudah kukatakan dia adalah daddyku" katanya dengan nada tinggi, tangannya mengepal karna geram.

"Ibumu?"

"Aku tidak punya mom" katanya seraya menunduk.

"Bagaimana mungkin?"

"Dia tak pernah menceritakan tentang mom"

"Kenapa kau tak panggil Keanos dengan sebutan 'Daddy'"

"Buat apa?" sekelibat amarah terpampang di matanya.

"Karna dia ayahmu"

"Aku benci dia"

"ha???" aku melongo saat nendengar kata-katanya.

"Aku tak pernah bertemu dengan Keanos, sekalipun tidak."

"Apa bagaimana bisa? Foto? Mungkin saja ada foto ayah dan ibumu"

"Tak ada... Aku hidup sendiri, dia hanya mengirimkan orang-orangnya untuk menjaga dan memenuhi kebutuhanku. Aku benci semuanya" teriaknya keras, ia pun menangis.

Allaric memendamkan wajahnya pada bantal, badannya bergetar karna geram, dan sesekali sesenggukan. Hatiku mencelus melihat ia menangis, ini seperti saat Eleane menangis dipundakku. Rasa ini seakan menyiksaku.

Triple E #Riga1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang