Part 29 End

89 5 0
                                    

Eleane duduk termenung melihat kondisi Eric, Johanes, Liana, Calvin, mereka ditembak secara berurutan. Meski tak sampai kehilangan nyawa, tapi Eleane tahu kalau itu dilakukan oleh orang yang mempermainkannya.
Siapa lagi kalau bukan Fernando, ia telah melakukan semua ini, mulai dari ijin praktekku, penembakan itu, dan dokter suruhannya yang mengoperasi orang yang dicintai Eleane.

Leo duduk melihat ibunya yang menunduk diam, ia sama sekali tidak memahami kondisi yang terjadi di keluarganya.

Eleane masih terdiam, ia sama sekali tidak bisa melakukan apapun.

Beep beep bungi ponsel Epeane berbunyi, nampak nama Eldris tertera di layar.

"Hallo.." jawab singkat Eleane.

"Datanglah ke markas, aku menemukan ada hal yang janggal disini" kata Eldris, markas yang dimaksud adalah apartemen lama yang pernah ditinggalinya dulu. Apartemen itu sekarang menjadi markas untuk Eleane, Eldris, dan Eric.

Eleane berdiri untuk segera ke markas menemui Eldris, "Sayang, ayo kita pergi" ucap Eleane dingin pada Leo, tangannya meraih tangan kecil Leo.

"Kita mau kemana mom" cicit Leo kecil, ia sulit menyamakan langkah kaki ibunya yang berjalan tergesa-gesa.

"Menemui uncle Eldris" jawab singkat Eleane, ia masuk ke dalam mobilnya bersama Leo. Mobilpun melaju dengan cepat ke tempat apartemen lamanya.

Ceklek tanpa mengetuk pintu atau menekan bell Eleane masuk ke dalam, ia sangat hafal dengan password pintu apartemen karna apartemen ini memang miliknya.

"Papa" teriak Leo, Eldris merentangkan tangannya saat Leo berlari dan langsung memeluknya.

"Elliot" kata Eldris dengan senyum mengembang, "Ah... Anak papa sudah besar, lihat ini papa sampai tidak kuat untuk menggendongmu sekarang" canda Eldris, karna persahabatan mereka Leo memanggil Eldris dengan sebutan papa. Kedekatan mereka tak kalah dengan Eric, bersama mereka Leo mendapat kasih sayang yang lebih terutama Leo mempunyai 3 ayah sekarang.

"Ada apa kau memanggilku kemari?" tanya Eleane langsung to the point.

"Lihat ini baik-baik" kata Eldris menunjukkan video yang ada di laptopnya.

"Apa ini? Penembaknya tak nampak di cctv" kata Eleane.

"Lihatlah baik-baik" kata Eldris lagi, ia masih sibuk dengan Leo yang masih bergelandutan di lehernya.

"Leo" Eleane terbelalak melihat semua video saat keluarganya di tembak.

"Tepat" Eldris menjentikkan jarinya, "Kau lihat Leo ada disetiap kejadian penembakan itu, dan kau tau? Fokus penembak itu adalah Leo, jaraknya terlalu jauh jadi memungkinkan kalau pelurunya meleset dan mengenai tepat di dada sebelah kiri."

Eleane kembali berfikir, tempat kejadiannya selalu ada Leo. Tapi Calvin ditembak di gedung sebuah mall di Prancis, lalu apa yang Leo lakukan disana?

"Leo.. Apa kau melihat uncle Leo ditembak di mall seperti kau melihat grandpa grandma dan daddy?" tanya Eleane lembut.

"Tidak.." Leo menggeleng pelan, "Akhir-akhir ini Leo sering melihat orang-orang terluka" lanjutnya lagi.

Eleane dan Eldris sama-sama melirik satu sama lain, "Retas cctv saat Leo berada di luar mansion" ucap Eleane, ia kemudian meraih tubuh Leo dari gendongan Eldris. Eldris melaksanakan tugasnya dengan baik, ia mengamati semua tempat yang dikunjungi oleh Leo, benar adanya kalau kejadian itu tidak hanya dialami oleh keluarga Eleane, tapi hampir semua kejadian itu adalah kegagalan untuk membunuh target.

"Sialan.. Siapa yang berani-berani melakukan ini pada Leo?"

"Mungkinkah Fernando?" tebak Eldris.

Triple E #Riga1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang