Eric Pov
Aaaaaaah akhirnya selesai juga, batinku. Setelah selesai latihan, segera kukeluarkan ponselku, dan langsung menghubungi Eleane. Tut tut tut...
"..."
"Lagi dimana lo sekarang?"
"..."
"Oke gue kesana sekarang juga" Eric mengacak rambutnya gusar, selama 15 tahun ia mengenal Eleane luar dan dalam. Ia lebih mengenal Eleane dibandingkan dirinya sendiri, ia juga tau pekerjaan bawah tanah yang selalu dilakukan Eleane. Jika saja Jonny tidak mendiktator Eleane, pasti Eleane akan hidup lebih baik. Tidak.. tidak.. tidak.. Andaikan saja orang tua Eleane tidak membuangnya, pasti Eleane akan hidup bahagia bersama keluarganya. Tak terasa, ia telah sampai ke sebuah club malam, dengan segera ia mengirim pesan pada Eleane.
Riga : Gue udah di depan.
Clark : Wait..
15 menit ia menunggu, akhirnya Eleane keluar juga, dan langsung masuk ke dalam mobil.
"Cepet jalan" tanpa ba bi bu, ia langsung melajukan mobilnya.
"Lebih baik lo berhenti aja deh El" ucapku membuka keheningan.
"Lo nggak bisa ngatur hidup gue, dan sudah gue bilang jangan panggil gue Eleane. Jangan kira lo gue anggap jadi sahabat, jadi lo bisa seenaknya maggil gue." Seperti biasa, Eleane selalu berkata pedas pada Eric. Beepp beepp beeppp ponsel Eleane berbunyi.
"Hallo.."
"..."
"Apaaa????????" aku tersentak kaget saat mendengar teriakan Eleane. "Gue ke mansion sekarang."
"..."
"Enggak, gue harus kesana."
"..."
"Baiklah besok pagi gue kesana" telpon terputus, aku melirik ke Eleane yang menangis. Dengan segera aku menghentikan mobilnya.
"Ada apa sekarang?" tanyaku seraya memeluk tubuh Eleane dengan erat.
"Papa, ric" dengan sesenggukan, ia berusaha menceritakan apa yang terjadi.
"Jangan nangis El, gue sedih kalo liat lo nangis. Mr. Jonny akan baik-baik aja, percaya deh sama gue." Kataku menenangkan. "Sekarang hapus air mata lo, dan kita ke apartemen sekarang." Dengan cepat ia langsung menghapus air matanya, dan ia langsung menyembunyikan apa yang terjadi tadi. Ia mengakui bahwa Eleane memang sangat pintar menyembunyikan sesuatu dibalik ekspresinya.
Sampai di apartemen, Eleane langsung membuka pintunya. "Nunggu lama lo Dris?" katanya.
"Nggak juga, gue lagi nyelesain tugas." Eleane langsung menutup paksa laptop yang dihadapan Eldris.
"Oke apa yang kita lakuin sekarang? Threesome? Dom sub? TODS?" kata Eleane dengan senyum mengembang dari bibirnya. Aku melirik ke Eldris.
"Tidak malam ini little girl, aku masih sibuk dengan laporan saham" seakan mengerti maksutku, aku langsung menarik Eleane ke dalam kamar.
"Ada yang aneh dengan sikap Eldris, jangan jangan kalian berdua nyembunyiin sesuatu dibelakang gue" kurengkuh tubuh Eleane dari belangkang, kucium leher jenjang Eleane.
"Ya.. karna aku nggak mau membagi tubuhmu beib, apalagi pada Eldris." Bisikku dibelakang telinga Eleane.
"Sudah gue bilang... eeemmmhhhhh.." dengan cepat aku menutup mulut Eleane dengan bibirku, bibir Eric melumat bibir Eleane dengan kasar dan penuh gairah, dengan mudah ia membuka bibir Eleane, tangannya kini menahan kepala Eleane agar tidak bergerak. Ia dengan perlahan ia melucuti satu persatu pakainan yang melekat pada tubuh Eleane hingga menyisakan bra dan g-stringnya tanpa melepaskan ciumannya.
Ciuman Eric berpindah ke leher Eleane, mengecup setiap inchi lekuk mulai dari belakang telinga hingga perlahan turun ke leher dan menuju dadanya. "Oooh fuck. Siapa yang berani buat lo kayak gini?" umpatku melihat banyak kissmark di leher Eleane.
"Ahhhhhh nggghhhh...." desah Eleane "Fuck, banyak bacot lu. Tinggal hapus dan lu ganti ame punya lu napa?"
"Dia nggak makan ini kan?" kataku dengan mengelus klitorisnya. "Aaaaahhh melihatmu seperti ini membuatku terangsang El"
Author Pov
"eeeeeennnggghhhh.... ak... come on Eric, gue nggak tahan lagi aaaaarrrrrghh" racau Eleane.
Dengan senyum senang, Eric turun dan dengan cepat ia membuka lebar paha Eleane. Eric mencium bagian kewanitaan Eleane, memasukkan lidahnya, dan memutar-mutar lidahnya dengan teratur. "Arrrrghhh aku tidak kuat lagi, ah aku ingin meledak" dengan nafas terengah-engah, Eleane menekan kepala Eric agar lebih memperdalam kulumannya. Mulut Eric terbuka lebar, Eleane merasakan tubuhnya menegang hebat karna lidah Eric, dengan cepat Eric ia menggerakkan lidahnya di lubang Eleane dengan gerakan abstrak, dan memelintir klitoris Eleane dengan keras. "Aaaaaarrrghhh...." teriak Eleane. Eric tersenyum melihat wajah Eleane yang seksi akan orgasme karna jari dan lidahnya.
Eric langsung memposisikan juniornya ke lubang Eleane blesss dengan sekali sentak juniornya tertanam ke lubang kenikmatan Eleane. Eric mulai merasakan denyutan pada vagina Eleane, dengan lihai ia memaju mundurkan juniornya dengan sangat perlahan, ia ingin membuat Eleane frustasi. "Faaassteeeeer, ayo Eric aku tidak tahan lagi." seperti tersupal kapas, Eric sama sekali tidak mendengarkan perkataan Eleane, ia malah semakin memperlambat gerakannya. tangannya yang bebas langsung memelintir puting yang indah didepan matanya, meremas lembut payudara yang indah. "Erriiic kumohon aku tidak kuat lagi" tubuh Eleane menegang, Eleane semakin frustasi akibat kelakuan Eric, ia berusaha menggerakkan pinggulnya kasar, memaju mundurkan pinggulnya dengan cepat, tapi tangan Eric menahan pinggulnya agar tidak bergerak. Eleane semakin menegang, dan itu kesempatan Eric untuk mempercepat gerakannya. Pergerakan yang tiba-tiba membuat Eleane terkejut, ia merasakan sakit pada bagian bawahnya, tangannya yang bebas mencengkram erat lengan Eric. "Aaarrrghh.. Eeeh..ric aaakuuu mau keluaaar" desah Eleane.
"Tahan sebentar El, aaaarrrghhh ini sungguh nikmat." Eric semakin cepat menggerakkan junirnya dalam lubang kenikmatan Eleane. Tubuh Eleane pun menegang dan dengan cepat Eric mencabut juniornya. "Aaah Fuck yeaaahhh" Eric mendapatkan kenikmatannya, lalu ambruk disamping tubuh Eleane.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Triple E #Riga1
RomanceHidup memang keras Ignesya Eleane atau bisa dikenal dengan Ana Clark hidup bersama Jonny selama belasan tahun, ia lebih mencintai Jonny daripada orang tua kandungnya. Dia dihadapi oleh masalah pelik yang menyeret keluarganya dalam masalah Jonny, aya...