4. Kiss?

2.2K 96 2
                                    

Hari sudah sore ... dan Putra baru saja bangun dari tidur siangnya setelah berhasil menangani sakit pada kakinya yang berdenyut ....

Dia turun dari kasur menuju ke kamar mandi, tapi sebelum masuk kamar mandi dia mendengar samar-samar suara orang lagi bernyanyi.

Karena penasaran dia mengikuti suara itu dan alangkah terkejutnya ia
Ketika mendapat pemandangan yang menggugah sifat hewaninya.

Ohh iya bagaimana tidak sekarang dia melihat Meyla dengan baju kaos miliknya yang hanya dapat menutupi setengah pahanya sedang asik menyanyi sambil memotong-motong sayuran.

Hanya ada sederetan kata yang ada dikepala Putra yaitu Cantik, Seksehh, menarik dan Kasur.

Tks ... otak laki-laki mana yang tidak tergugah dengan pemandangan ini ... ini seperti kucing yang sedang di suguhi ikan. Tinggal terkam dan ikannya akan berubah jadi ikan asin yang berjemur di kasurnya.

Ok ... stop kembalikan akal sehatmu Putra ... ingat ada yang sedang kamu incar.

"Berhenti bernyanyi ... suara mu jelek lebih baik mendengarkan lagu lengsir wengi," ucap Putra.

"Huss ... stopped ... tau nggak kita nggak boleh menyebut lagu ituhh ... soalnya nanti ada yang datang." Cicit Meyla takut.

"Ahhh ... dasar loe mahluk zaman Homo sapiens ... masih percaya aja sama mitos," balas Putra

"Nih ya ... aku tunjukkan bahwa nggak akan terjadi apa-apa," lanjut Putra.

"lengsir wengi"

"lengsir wengi"

"lengsir wengi" ucap Putra berulang-ulang.

"Nggak terjadi apa apa kan," ucap Putra sambil mengulur lidahnya.

"Dasar bodo. Ya iyalah ... kalau nyebutin judulnya doang mah nggak ngefek ... coba loe nyanyii tengah malam sambil nyisir," ucap Meyla.

"Ok ... kita buktikan malam ini ... tapi loe yang nyanyi sambil sisiran di depan cermin,"ucap Putra.

"Kenapa harus gue ... kan kamu yang mau buktiin," kata Meyla tidak mau kalah.

"Ogah gue ... mau loe beliin gue tambang berlian di Kalimantan Selatan dan tambang emas di Papua pun gue ogah, TITIK." Sahut Meyla sebel.

"Kalau diberi hati abangg, gimana neng." Goda Putra.

"Weeek ... dah ah sana ... gue mau masak dan jangan ganggu ... kecuali loe juga mau ikut partisipasi jadi bumbu di masakan gue." Meyla melakukan pengusiran dengan gerakan tangan yang kasar.

"Ya ellah neng ... kejam banget jadi istri," ucap Putra sambil berjalan.

*****

Jam 7 malam di apartement.

Mereka mulai menikmati makanan dengan khusuk ... sesekali saling melirik.

"Ekhm ... kamu mau acara honeymoon kita kemana?" Tanya Putra

Ahh apa ini acara honeymoon ... bagaimana ini ... Tuhan satu hari tinggal di satu ruangan yang sama saja jantungku sudah mau retak, pecah, dan remuk karena deg-degan.

"Eh ... Nggak usah kemana-mana deh ... disini aja kan bisa hemat uang," ucap Meyla gugup.

Sejak kapan seorang Meyla memikirkan uang. Kalau saja papa dan mamanya mendengar perkataan Meyla tentang uang. Ia yakin 100% pakai plus ... plus ... plus ... papa mamanya akan tertawa terpingkal-pingkal bahkan masuk UGD.

Ohh tidak Meyla menggelengkan kepalanya ... ia tidak boleh berpikiran seperti itu apa lagi orang tuanya masuk UGD, itu tidak baik dan pamali ... kalu benar kejadian bagaimana? Tidak tidak ... orang tuanya akan baik-baik saja.

"Aku juga malas kali honeymoon sama kamu ... tapi bagaimana dong Bunda maksa," keluh Putra.

Apa paksaan bunda ... tapi kenapa ketika mendengar bahwa ajakan honeymoon itu cuma sekedar paksaan ibu mertuanya hati Meyla perih dan segera minta di siram dengan alkohol agar virus-virus yang menyebabkan hatinya perih mati.

"Ekhm ...." deheman Meyla sambil berusaha menetralkan hatinya yang perih." Ya sudah nanti aja di bahasanya, pamali ..."

Belum sempat Meyla melanjutkan perkataanya Putra sudah memotong.

"Mitos apa lagi kali ini ... kalau makan harus apa?" tanya Putra marah.

"Nggak kok ... aku cuma mau bilang kalau makan nggak boleh ngomong nanti bisa kesedak," bela Meyla sambil mengaduk makanannya. Hatinya masih perih tapi otaknya berusaha menyangkal itu.

"Nah ...kalo perkataan loe yang satu itu gue percaya ... udah lanjut makannya." Putra kembali menyuap makanan kemulutnya tanpa memperdulikan Meyla yang menatapnya di seberang meja.

Setelah makan malam selesai ... Meyla bergegas merapihkan piring kotor dan sisa makanan yang dihabiskan olehnya dan oleh suaminya 'si pemalas', yang tugasnya cuma duduk memperhatikan dan dengan telunjuk diktatornya memprotes hasil kerjaan yang tidak beres. Tsk ... mau dilempar pakai gelas ya kasihan gelasnya yang 'mati sia-sia tanpa tanda jasa'.

Dan kesialan Meyla bertambah ketika ia akan menuju ke bak cuci piring dengan membawa 2 buah gelas di tangannya. Kakinya menginjak genangan air, dan dia sudah memejamkan mata karena takut pantat cantiknya akan jatuh menimpa ubin atau gelas yang ada ditangannya akan pecah dan mengenai pergelangan tangannya.

Tapi sekian detik dia merasa kenapa tidak jatuh juga. Atau apakah ini adalah adegan slow motion layaknya si kucing Tom yang sering terjatuh akibat ulah tikus cerdik si Jerry.

Dan dengan hati-hati ia membuka matanya. Tetapi bukannya matanya melihat langit-langit apartement yang di dapat matanya adalah mata indah dan wangi parfum yang menggugah selera.

Belum lagi pudar keterkejutan Meyla. Ia masih diberi kado indah oleh Putra.

Cup ...

TBC

Met malam kamu yang di sana ....
Lagi ngapain? ....
Gak sedang pegang tangan yang lain kan ....
Tau gak rasa kangen ini menyiksaku ...

Udah ahh gak mo baper2an. Dia lagi kerja jadi gak boleh dikangenin wkwkw.

Thanks yang udah baca, mampir, gak sengaja ngebuka, vote dan yg koment bahkan yang masukin ke Reading list kalian.

I love u so muach. 😘

Pasanganku AnehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang