Malam hari di sebuah restoran keluarga. Putra dan Meyla sedang duduk di meja yang sudah di sediakan. Meja yang menghadap ke arah laut dengan pemandangan laut malam yang indah, diiringi oleh hembusan angin yang damai.
Setelah beberapa saat menunggu, mereka dikejutkan dengan menu makanan yang belum mereka pesan.
"Maaf mba ... kami belum pesan menu." kata Putra bingung, "mungkin anda salah meja."
"Tidak pak, menu di meja ini sudah dipesan atas nama bunda Anna dan tidak dapat dibatalkan,"
Karena tidak bisa lagi membatalkan pesanan menunya. Dengan terpaksa Putra dan Meyla memakan menu yang sedang di sediakan. Yang membuat mereka bingung adalah kenapa ada menu kambing di restoran sea food, dan ada minuman aneh yang terbuat dari telur dan madu.
"Menu di restoran ini aneh ..." gumam Putra sendiri.
Setelah dari makan malam yang aneh serta membingungkan, ya dinner yang sudah di rencanakan oleh bunda Anna. Bagaimana bisa ada menu kambing guling di restoran sea food. Putra seperti mencium bau magis dari keanehan ini.
Air mulai turun dari langit ....
Dengan langkah cepat Putra dan Meyla berjalan menuju tempat parkir mobil sambil berlari-lari kecil. Mereka harus sampai ke rumah dengan cepat. Ya karena tidak ingin terjebak macet karena ini malam minggu, sudah dapat di pastikan banyak pasangan-pasangan yang akan menghabiskan malam mereka.
Di dalam mobil hanya terdengar suara mp3 yang sedang menyanyikan lagu-lagu yang galau dan sangat pas dengan suasana yang dingin ini.
Tidak ada yang berani buka suara, entahlah mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing, Putra yang sibuk memikirkan apa rencana yang di buat oleh ibunya. Sedangkan Meyla memikirkan siapa wanita yang tadi siang berbicara dengan Putra di cake shop, ditambah lagi dengan chat dari Mae sahabatnya yang menanyakan apakah di sudah belah 'duren'.
Huahhh bisa kah dia belah jeruk saja, karena belah duren susah, banyak durinya, dan yang paling penting dia tidak suka duren.
"Oii ... mau tidur di mobil," ucap Putra yang menyadarkan Meyla dari pemikiran belah durennya. Meyla menghembuskan napas lega karena dia tidak mempunyai penyakit latah.
Kalau dia punya penyakit latah, bisa di pastikan dia akan jadi bahan kejahilan dari seorang Putra. Dengan kesal Putra melambaikan tangannya di depan muka Meyla.
"Apa sih yang ada dipikiran oleh otak mitos mu ini," kata Putra sambil menyentil kening Meyla. Dengan mengerucutkan bibir seksi nya Meyla keluar dari mobil Putra sambil berjalan dengan menghentak-hentakan kakinya menuju rumah.
Tanpa sadar Putra mengembangkan senyumnya tapi sesaat kemudian dia kembali tersadar bahwa ada wanita lain di luar sana yang menunggunya dan diapun menunggu wanita itu. Dengan menghembus napasnya Putra berjalan menyusul Meyla yang masuk rumah.
Berjalan menuju kamar pribadinya, dengan cepat Putra menaiki tangga dan melihat Meyla yang berdiri di depan pintu kamar dengan raut wajah yang bingung.
"Kenapa muka kamu? kayak abis lihat suamimu selingkuh," canda Putra dengan tawa garingnya menurut Meyla.
Meyla pun menjawab candaan Putra dengan muka setannya dan berkata "Berani suamiku selingkuh, burungnya tinggal separuh."
Dengan mengangkat bahunya Putra membuka pintu kamar dan berkata "Gila kasian amat aku yang nikah sama wanita mitos dan sadis."
Tetapi Putra diam seketika karena dia bingung melihat keadaan kamarnya. Apakah terjadi pencurian di kamarnya tanya Putra dalam hati. Kalau terjadi pencurian, masa iya si pencuri mengambil boxser pink miliknya. Dengan langkah cepat Putra keluar kamarnya. Dari luar dia kembali menghitung nomor kamarnya dari tangga.
Satu ... dua ... tiga ....
Dan benar kamarnya nomor tiga dari tangga, ia tidak salah masuk kamar.
Dengan langkah cepat dia menuju kamar bunda dan ayahnya, mengetuk dengan cepat dan keras."Bun ..., yah ..., aku mau bicara."
Santai dan polos itulah kesan pertama Putra ketika melihat bundanya membukakan pintu kamar. Seperti tidak tahu apa-apa dan tidak terjadi apa-apa, padahal kamarnya sangat kacau dan Putra tidak suka melihat. Dengan sedikit kesal Putra bertanya pada bundanya "Bun ... kenapa kamarku berubah?"
"Ohh itu ... kamar kamu mau bunda renovasi jadi ya ... rada kacau tapi tenang saja masih bisa di tidurin kok," jawab bunda Anna sambil menguap.
"Ya sudah tidur saja sana, kamu gak bisa pindah ke kamar tamu karena keadaannya juga sama kacaunya," lanjut Bunda Anna sambil berlalu menutup pintu kamarnya dan meninggalkan Putra di depan pintu kamar dengan raut muka kesal.
Ingin rasanya Putra berteriak dan marah-marah kepada bundanya. Bagamana bisa bundanya membuat keputusan tiba-tiba merenovasi seluruh kamar di rumah ini. Tapi apalah daya Putra, jika dia teriak-teriak memprotes tindakan bundanya, hukuman paling ringan bundanya akan keluar dan memukul kepalanya dengan sendal rumah, hukuman paling berat yang di terimanya adalah pencoretan namanya dari ahli waris keluarga. Dengan bergidik ngeri Putra meninggalkan pintu kamar bunda dan ayahnya yang sudah tertutup rapat.
Dengan sebal Putra menuju kamarnya, dia membuka pintu dan melihat Meyla yang sepertinya sedang berpikir amat keras karena Meyla seperti tidak menghiraukan kedatangan Putra.
"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Putra sambil berdiri di hadapan Meyla yang sedang duduk di kasur.
"Lagi mikir kemana ya koper ku, kenapa bisa jalan sendiri? atau jangan-jangan ...," belum sempat Meyla melanjutkan perkataannya yang aneh menurut Putra, terdengar suara pintu yang diketuk.
Putra pun berjalan menuju pintu kamar dan membukanya. Di depan pintu kamar berdiri bunda Anna dengan pakaian tidurnya yang dapat Putra pastikan ayahnya juga memakai pakaian tidur yang sama.
'Dasar couple tua bangka' ejek Putra dalam hati karena dia takut mengeluarkan pendapatnya pada ibunya.
Tanpa permisi dan mengacuhkan Putra yang membukakan pintu kamar, bunda Anna berlalu menuju Meyla yang sedang duduk di kasur dengan tersenyum bunda Anna berkata, "ini hadiah pernikahan dari bunda buat kamu."
"Wah ... kok repot-repot bun, tapi terima kasih ya bun," ucap Meyla sambil mengambil kotak berbungkus kertas kado.
"Tapi bun, koper aku ...," kata Meyla.
"Ehh ... ayah udah manggil bunda, langsung digunakan ya hadiah bunda," kata bunda cepat dan Putra tau itu teknik kabur bunda.
"Mana ada ayah memang-" pertanyaan yang ingin dilontarkan Putra terputus karena lemparan sendal dari ibunya. Putra berpikir apakah ia anak yang didapat dari tanaman eceng gondong karena perlakuan ibunya kepadanya sangat kejam.
"Iya bun pasti," kata Meyla bingung. Dengan cepat bunda pergi dari kamar anaknya.
Dengan rasa malas Putra membersihkan dirinya di kamar mandi. Dia lelah hari ini tidak bukan lelah tapi sangat lelah, dia hanya ingin tidur dan tidur.
Sementara Meyla yang penasaran dengan hadiah bunda Anna membuka kado dengan pelan-pelan. Seketika matanya ingin keluar saat tau apa hadiah yang di berikan bunda Anna.
**********
Setelah membersihkan dirinya, Putra yang hanya memakai celana boxser dan kaus putih tipis rebahan di kasur sambil memainkan smartphone miliknya. Sedang asik dengan games-nya pintu kamar mandi terbuka, dan Meyla berdiri hanya dengan balutan baju handuk. Dengan jail Putra bertanya "kenapa ...," belum selesai pertanyaan Putra Meyla sudah menjawab dengan kesal "Gak ada apa-apa, cepat tidur."
Mereka berbaring dengan tenang, diam tanpa suara dengan pencahayaan redup. Meyla terkejut karena Putra tiba-tiba menindihnya dan berkata "Aku tahu dibalik baju handuk itu kamu memakai lingerie."
Meyla tercekat tak mampu bersuara, yang terdengar hanya bunyi meneguk ludah dengan kasar. Mata mereka saling menatap, Meyla terhipnotis dan tangan putra mulai bekerja untuk melepaskan baju handuk yang dipakai Meyla. Putra mengecup bibir ranum Meyla, menyalurkan rasa yang manis dan nikmat.
Masih dengan menyatukan bibir mereka. Putra berkata ....
TBC
Hai hallo, thanks yang udah mau mampir, thanks votementnya. I love u all
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasanganku Aneh
HumorPutra harus berhadapan dengan wanita cantik tapi sangat aneh. Wanita satu-satunya yang percaya dengan mitos di zaman modern. Tapi bukankah cinta tak hanya bisa menerima lebihmu, tapi dia juga harus bisa memeluk kekurangamu. Cinta tak hanya membuatmu...