25. Aku Kalah

910 32 6
                                    

Selamat membaca 😘 maaf kalau akunya pemalas update 😂.

~~~~
Cuplikan adegan kemaren

Meyla harus berbicara kepada Putra. Dia harus meluapkan perasaannya. Meyla pun berdiri dari duduknya, dia berjalan keluar kamar inapnya.

Baru saja dia membuka pintu, dia di kagetkan dengan adegan yang lebih menyayat hatinya. Meyla yang melihat adegan itu hanya bisa meremas ujung bajunya.

Tuhan cobaan apa ini ....
Hatinya hancur menjadi serpihan atom ...

Dia melihat Putra sedang melakukan ....

~~~~~
Author POV

Baru saja dia membuka pintu, dia di kagetkan dengan adegan yang lebih menyayat hatinya. Meyla yang melihat adegan itu hanya bisa meremas ujung bajunya.

Tuhan cobaan apa ini ....

Mata Meyla memandang ke taman depan ruang inapnya. Di sana ... di hamparan hijau rumput. Dia melihat Putra dan seorang wanita sedang berpelukan, dan yang lebih parah lagi adalah mereka berpelukan di tempat umum.

Andai ... sekarang kamu berada di posisi Meyla, apa yang akan kamu lakukan? Mungkin wanita lain akan menghampiri pasangan tersebut sambil marah-marah atau bahkan ada yang sampai terjadi adegan jambak menjambak rambut.

Meyla tak mau melakukan itu. Pertama karena itu membuang-buang energinya dan yang kedua bukankah jika kita mencintai seseorang maka kita akan senang saat orang itu bahagia dengan orang lain.

Mencintai tanpa di cintai itu sakit ...

'Aku tidak boleh menjadi pengganggu mereka,' kata Meyla diiringi dengan langkah mundurnya.

Meyla kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Dia menangis dan berteriak sepuasnya mencoba untuk melampiaskan rasa sakit yang dia rasakan. Sesak ... setelah dia kehilangan calon buah hatinya, dan sekarang. Cobaan seperti selalu senang berada di sisi Meyla. Setelah puas berpikir di kamar mandi, Meyla memutuskan untuk keluar. Dia harus jadi wanita yang kuat.

Menghindari itu tidak ada gunanya .... kita harus berani menyelesaikan masalah jika ingin tahu apa yang ada dichapter terakhir.

Ketika Meyla keluar dari kamar mandi, dia dikejutkan oleh Putra yang hampir saja ingin mengetuk pintu kamar mandi. Meyla melirik ke seluruh penjuru ruangan, dia mencari keberadaan Angela. Jujur saat ini dia sangat tidak ingin berurusan dengan Angela ataupun Putra.

Meyla pun dapat bernapas lega karena wanita yang paling dihindarinya tidak ada di ruangan ini. "Kamu kenapa?" tanya Putra.

'Cih ... sok perhatian hanya untuk menutupi kedoknya,' pikir negatif Meyla.

Meyla berjalan menuju kasur tanpa menghiraukan kalimat yang Putra ucapkan. Dia merasakan sakit yang sangat di beberapa bagian tubuhnya, terutama di bagian rongga dadanya.
Andai saja dadanya balon, Meyla yakin pasti akan meletus.

"Hey ...," tegur Putra

Meyla hanya melirik malas pada Putra, lalu dia naik ke atas bed dan menutupi tubuhnya dengan selimuti. Dia butuh hiatus, apakah dia bisa tenang dalam hidupnya.

Putra yang melihat tingkah Meyla pun hanya bisa mengelus dada. 'Apa lagi salahku?' tanya Putra dalam hati. Putra sama sekali tidak merasa bersalah. Putra pun segera keluar kamar dan meninggalkan Meyla yang menangis dalam selimutnya.

Dasar lelaki tidak peka ...

««~~~~~~~~~~»»

Siang hari,

Setelah seharian Putra berada di kantor bergelut dengan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Sekarang dia sudah berada di jalan menuju rumah sakit tempat di rawatnya Meyla. Sesekali dia bersiul mengikuti lagu yang sedang di mainkan di dalam mobilnya. Entahlah dia sangat senang saat ini. Dia tidak sabar bertemu dengan Meyla.

Setelah memarkirkan mobilnya di tempat parkir, Putra pun melangkah dengan pasti menuju kamar Meyla. Sambil membawa rangkaian bunga mawar putih kesukaan Meyla, dia melangkah sambil tersenyum. Dia sudah yakin bahwa hari ini dia akan menyampaikan perasaannya pada Meyla.

Ya ... dia akan jujur dengan Meyla ...

Dengan hati yang deg-degan dia memandang pintu rawat inap Meyla. Sambil menghela napas dia membuka pintu itu dengan yakin. Putra ingin menyapa Meyla. Putra ingin memberikan kejutan kepada Meyla, tapi sepertinya dirinya yang terkejut sekarang. Karena ruang inap Meyla sudah rapi dan bersih.

"Kemana Meyla?" Bergumam dengan dirinya sendiri.

Ketika Putra ingin menuju ruang jaga untuk menanyakan kemana pasien yang bernama Meyla, perawat datang keruangan Meyla dan memberikan map hijau berlogo pengadilan.

Putra membuka dengan tenang. Dia sepertinya sudah tahu apa yang ada di dalam sana.

Putra bingung sebegitu inginnyakah Meyla bercerai dengan dirinya, sampai-sampai dia yang menggugat cerai Putra. Hilang sudah harapan Putra untuk memperbaiki nasib rumah tangganya. Ternyata Meyla lebih memilih laki-laki itu.

"Aku kalah," ucap Putra sambil membuang bunga yang tadi sengaja dia bawakan untuk Meyla.

~~~~~

Putra berjalan lunglai tanpa semangat menuju mobilnya. Raut wajah dan pakaiannya sangat berantakan tapi tetap saja dia menjadi pusat perhatian di jalan yang dilewatinya.

Putra membuka pintu mobil dan kembali menutupnya dengan kasar. Sekarang dia benar-benar tidak peduli dengan nasib mobilnya. Dia sekarang butuh hiburan, dia harus ke tempat itu. Karena hanya disanalah dia dapat tenang.

Putra mengendarai mobilnya dengan cepat. Dia butuh tempat itu. Setelah hampir berjam-jam berkendaraan akhirnya dia sampai di tempat ini. Tempat yang bisa membuat dirinya sadar bahwa dia beruntung.

Panti Asuhan Ananda ....

Itulah bacaan yang pertama kali akan di lihat orang yang datang ketempat ini. Putra adalah salah satu donatur terbesar di panti ini. Putra keluar dari mobilnya dan dia sudah disambut oleh anak-anak yang sangat lucu.

Putra bermain sebentar dengan anak-anak itu. Bahkan ada seorang gadis cilik yang minta gendong dengannya. Dia pun sempat bermain sepak bola dengan anak laki-laki. Putra sungguh sangat senang dan dia melupakan sebentar rasa sakitnya akibat surat cerai Meyla.

Setelah hampir 5 jam dia berada di panti ini, akhirnya Putra harus berpamitan dengan anak-anak panti dan pengurusnya. Dia harus pulang dia butuh istirahat. Selama di perjalanan dia sangat tidak konsentrasi. Dia sering melamun di lampu merah dan akhirnya dihadiahi bunyi klakson dari pengendara lain.

Ketika dia memasuki kompleks apartemen miliknya. Dia tertegun matanya tidak sengaja melihat laki-laki di cafe itu sedang mencium pipi wanita lain.

"Wah ... ternyata dia buaya," kata Putra mengejek lelaki misterius itu.

Putra menghentikan mobilnya dan dia berjalan cepat ke arah lelaki itu dan kemudian terdengarlah suara,

Bugh ...

Tbc

Moga ada yg nungguin yak ... thanks udah votement

Pasanganku AnehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang