"Mmmm ... Putra," ucap Meyla yang berada di bawah badan Putra.
"Mmm ... apa honey?" desis Putra dengan sensualnya di telinga Meyla.
Meyla yang mendengarkan suara Putra hanya bisa terdiam gugup binggung bagaimana cara dia agar bisa kabur dari dalam dekapan Putra.
Beberapa detik kemudian.
"Honey ...?" Ucap Meyla dengan dahi mengkerut. "Apaan aku nggak mau di panggil honey titik."lanjut Meyla dengan muka masam.
Putra yang binggung cuma bisa bertanya " kenapa emang dengan kata honey? Jangan bilang kamu alergi madu atau ada mitos tentang madu?"
"Enggak kok ... aku cuma nggak mau aja di madu," cicit Meyla dengan suara yang kecil tapi masih bisa di dengar oleh Putra.
Bhak ....
Putra tertawa dan melonggarkan cengkramannya dari tangan Meyla. Putra berpikir bagaimana bisa seorang wanita berpikiran picik seperti itu. Meyla yang merasa malu hanya bisa mengalihkan mukanya dan tidak mau melihat mata hitam Putra.
Karena Putra yang melepaskan cengkraman tangannya dan tertawa dengan terbahak-bahak sambil memegangi perutnya, Meyla tidak menyiakan kesempatannya untuk kabur dari kelambu pink miliknya. Dengan langkah cepat Mayla keluar dari kelambunya.
Putra yang terkejut dan baru sadar bahwa dia ditipu oleh Meyla hanya bisa terdiam sedangkan Meyla yang sudah hampir sampai di depan pintu kamar berbalik badan dan menjulurkan lidahnya kepada Putra untuk merayakan keberhasilannya kabur dari kungkungan tubuh hot Putra. Tapi sayang Meyla lupa sesuatu ketika ia berbalik.
Duk ...
Suara yang keluar cukup keras akibat bertemunya kepala Meyla dengan daun pintu. Putra yang melihat kejadian itu hanya bisa tertawa dengan keras, sedangkan Meyla yang kepalanya tercium daun pintu hanya bisa terduduk dan menundukkan kepalanya.
"Hahaha ... makanya jalan pakai mata jangan pakai pantat." Ejek Putra sambil tertawa.
Meyla yang di ejek Putra pun tidak bergeming. Dia tetap duduk dan menunduk.
"Udah jangan akting sok kesakitan ... aku nggak akan care kok ... hahaha," lanjut Putra dengan tawanya yang udah kayak nenek lampir.
Karena tidak ada sahutan dari Meyla, akhirnya suara tawa Putra pun terhenti. Putra pun berjalan mendekati Meyla yang sedang duduk.
"Hiks ... hiks ... hiks ...." itulah suara yang pertama kali di dengar oleh telinga Putra.
Dan dengan gerakan lambat Meyla mengenadahkan kepalanya memandang Putra yang terkejut. "Jahat ... suami mana yang tertawa saat tulang rusuknya sakit ... hiks ... hiks." Meyla berucap dengan air mata yang berlinang dan suara yang serak karena tangis.
Entah dorongan dari mana. Putra berjongkok dan menyejajarkan tubuhnya dengan tubuh Mayla, tangan Putra memeriksa kepala Meyla yang baru saja kena daun pintu ...
"Mana yang sakit?" Tanya Putra was-was karena jika Mayla terluka dan kenapa-kenapa apa yang akan dia jawab ketika keluarga Mayla bertanya. Oke ini hanya tindakan kepdulian kepada sesama.
"Yang sakit di sini," sambil menunjuk ke bagian dadanya. Oke Meyla rada lebay karena yang kena daun pintu kepalanya tapi yang sakit dan terluka hatinya.
"Ya udah ... kita ke dapur biar aku obatin." Ucap Putra sambil berdiri.
Tapi bukannya berdiri Mayla masih saja duduk di tempatnya semula. Karena bingung Putra mau bertanya tapi belum sempat Putra mengeluarkan suaranya Meyla sudah berkata.
"Gendong ..." sambil kedua tangan yang mengenadah ke arah Putra. Fix Mayla sangat manja kalau lagi sakit dan Putra baru tahu hal itu, dan sepertinya Putra harus membiasakan diri seumur hidup jikapun rumah tangga mereka langgeng. Ohh tidak apa-apaan pikiran Putra.
Dengan gerakan malas Putra menurunkan badannya dan berbalik, menyediakan punggung seksinya untuk dinaiki Meyla.
Dengan gerakan pelan Meyla naik ke punggung Putra. Ketika sudah di rasa pas Putra berdiri perlahan dan mulai berjalan menuju dapur mereka yg hanya berjarak beberapa meter di luar kamar.
Masih dengan isakan kecil yang keluar dari mulut Mayla Putra mendudukkan Meyla di salah satu kursi meja di dapur. Ketika Putra ingin berlalu menuju kulkas untuk mengambil air. Belum beberapa jauh Putra berjalan. Putra merasa tangannya di pegang oleh Mayla.
"Ada apa? Aku cuma mau ambil air putih di kulkas," ucap Putra.
"Apa kepala aku benjol? Apa warnanya biru, merah, atau unggu?" Bisik Meyla.
Tks ... Putra binggung harus menjawab apa. Apakah dia harus jujur dan yang terjadi selanjutnya adalah Meyla yang akan bertanya lagi, lagi, dan lagi atau dia harus bicara bohong agar terhindar dari pertanyaan Meyla selanjutnya.
Wanita pertanyaannya selalu aneh dan lucu. Ahhh mengapa wanita di ciptakan dengan sisi yang membingungkan. Mungkin itulah pemikiran seluruh laki-laki di dunia ini.
Tanpa menjawab Putra menuju ke arah kulkas untuk mengambil air. Oke ini adalah salah satu cara laki-laki menghindari pertanyaan yang menurut mereka susah di jawab. Sedangkan Meyla hanya mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil yang tidak dapat permen kapas di pasar malam.
"Sini ..." suruh Putra sambil menarik kepala Meyla untuk di oleskan saleb pereda nyeri.
"Kok pakai saleb?" Tanya Meyla. "lah emangnya mau pakai apa? Pakai mentega?" Sahut Putra dengan bingung.
"Enggak lah. Kamu kira muka ku kue. Biasanya kalau aku benjol mama usapin pakai rambut mama," ucap Meyla, "Biar benjolnya mengempes."
Raut muka Putra hanya menampakan keterkejutan. 'Gila nih cewek paling aneh yang aku temukan' pikir Putra sambil geleng-geleng kepala.
"Kan rambut aku pendek ... mana bisa aku usapin ke kening kamu, pakai saleb aja ya?" Rayu Putra dengan sabar.
Meyla hanya diam dan tak menjawab.
"Udah selesai ... ayo kita tidur" ucap Putra. "Mau aku gendong lagi ...eh?" Goda Putra.
"Gak usah ... kan yang sakit kepala kok bukan kaki, jadi masih bisa jalan," jawab Meyla judes
"Lah tadi siapa yang minta gendong?"
"Tau ah gelap," jawab Meyla sambil menghentakan kaki kesal berlalu menuju kamar. Putra yang di tinggal oleh Meyla hanya bisa tersenyum kecil dan berjalan menyusul Meyla.
******
Di kamar Meyla hanya bisa duduk di sofa karena takut. Dan tak berapa lama kemudian Putra masuk ke kamar dan nampak kebingungan.
"Loh kenapa masih duduk? Nggak mau tidur ya?" tanya Putra.
"Nggak ngantuk" Meyla memberikan alasan sambil menguap.
"Ya udah serah kamu ... mau begadang, mau tidur terserah ... tapi hati-hati ya kalau nanti mendengar suara-suara aneh."
"Akhhhhhhh ..." teriak Meyla sambil berlari menuju Putra di dalam kelambu pink dan langsung menubruk Putra. Oke ini di luar rencana Putra, tidak ada modus Putra untuk di tubruk Meyla.
TBC
Met malam, met baca ... thanks yang udah tinggalkan jejak berupa vote dan koment di lapak saya yang minimalis ini. Semoga kalian betah dan nungguin terus. Muachhh ... aku sayang kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasanganku Aneh
MizahPutra harus berhadapan dengan wanita cantik tapi sangat aneh. Wanita satu-satunya yang percaya dengan mitos di zaman modern. Tapi bukankah cinta tak hanya bisa menerima lebihmu, tapi dia juga harus bisa memeluk kekurangamu. Cinta tak hanya membuatmu...