"Ahhrgg ... aku benci kamu!" Itulah kata terakhir yang di ucapkan Meyla sebelum kegelapan menjemputnya.
Putra yang melihat Meyla pingsan segera mengangkat tubuh Meyla. Putra membaringkan Meyla di sofa ruang televisi. Putra bingung, dia sama sekali tidak memiliki pengalaman dengan wanita pingsan. Kalau saja dia di suruh memilih wanita genit atau wanita pingsan, Putra pasti akan memilih wanita genit.
Putra menggelengkan kepalanya, masih sempat saja dia memikirkan hal tidak penting di saat genting seperti ini. Putra harus segera menyadarkan Meyla dari pingsannya.
Otak pintar Putra mulai berpikir bagaimana cara membangunkan orang pingsan. Putra berpikir untuk mengambil air dan minyak kayu putih untuk menyadarkan Meyla.
Ketika Putra ingin berdiri untuk mengambil segelas air dan minyak kayu putih. Tidak sengaja dia melihat bercak darah dilengan kemejanya.
"Darah siapa ini?" ucap Putra bingung karena dia tidak merasa perih dan sakit di tangannya.
Putra pun melihat ke sekelilingnya. Dia mencari tahu dari mana darah itu berasal. Tidak sengaja mata Putra memandang kearah rok yang di kenakan Meyla. Dia terkejut seketika ternyata bercak darah dikemejanya berasal dari tubuh Meyla.
Putra panik, dia takut terjadi sesuatu dengan calon bayinya. Dia semakin cemas karena darah itu masih saja mengalir. Putra langsung mengambil smartphone miliknya, dia menghubungi ambulance untuk membawa Meyla ke rumah sakit terdekat.
Putra amat takut mitos Meyla terjadi.
«~~~~~~~~~~»
Di rumah sakit.
Sudah hampir setengah jam Meyla di periksa oleh dokter. Putra cemas dan yang bisa dia lakukan hanyalah mondar-mandir berlalu lalang di depan pintu pemeriksaan layaknya menyetrika baju yang kusut. Putra bahkan lupa untuk menghubungi keluarga mereka.
Entahlah ... mungkin Putra belum siap jika dia di salahkan atas kejadian ini. Atau mungkin saja dia tidak ingat karena terlalu cemas.
Setelah menunggu dalam kecemasan dan ketidakpastian, akhirnya pintu kamar periksa terbuka. Keluarlah seorang dokter.
"Siapa keluarga pasien?" tanya dokter wanita itu.
Putra pun berkata. "Saya."
"Baiklah, bapak bisa ikut saya ke ruangan. Ada yang mau saya bicarakan!" Titah dokter itu.
Putra pun mengikuti langkah dokter yang sudah tidak muda itu lagi. Dia berjalan dengan pelan sambil berpikir tentang keselamatan calon bayinya.
Setelah sampai ruang sang dokter dan Putra duduk dengan gelisah. Dia menanti dengan cemas apa yang akan dokter katakan padanya.
"Ada kabar buruk," ucap sang dokter yang langsung membuat muka Putra pias.
"Kita terpaksa harus menggugurkan kandungan ibu Meyla," lanjutnya lagi.
Bak guntur dan petir yang menerpa siang hari yang cerah. Hati, pikiran, dan bibir Putra kelu. Detik demi detikpun berlalu Putra hanya terdiam beberapa saat, sampai akhirnya dia berbicara.
"Jangan bercanda dokter," teriaknya. "Berapa uang yang dokter inginkan, akan saya berikan asal nyawa calon bayi saya selamat."
Sang dokter pun hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Maaf pak, ibu Meyla harus menjalani kuret secepatnya."
"Ibu Meyla mengalami Mola Hidatidosa," kata dokter yang dari tag mananya terbaca Sonia.
Putra terkejut dia tidak mengerti jenis penyakit apa yang telah di sebutkan oleh dokter Sonia. Karena melihat ke bingungan Putra akhirnya dokter Sonia pun kembali berkata, "Atau menurut orang awam di sebut hamil anggur."
"Untuk menyembuhkan pasien ... kita terpaksa harus melakukan kuret," lanjut dokter Sonia.
"Tapi bu Meyla masih mempunyai resiko susah hamil." Putra hanya bisa terdiam dia bingung. Apa keputusan yang harus Putra ambil. Putra melemaskan duduknya bersandar pada kursi.
'Tuhan, jika ini mimpi tolong bangunkan aku!' Pinta Putra yang sepertinya tak ada gunanya.
Dokter Sonia pun menyodorkan kertas persetujuan melakukan tindakan kuret.
"Sekarang keputusan di tangan bapak," ucap dokter Sonia. Putra pun memandangi kertas tersebut, dia harus mengambil keputusan. Dia harus menyelamatkan nyawa Meyla.«~~~~~~~~~~»
Meyla sadar dari tidur panjangnya. Dia membuka matanya perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk. Yang pertama Meyla lihat adalah warna putih. Dia berpikir dia mana dia berada, tetapi bau ruangan ini sangat membantu dirinya.
'Ya ... ini adalah rumah sakit,'
Suasana kamar inapnya sepi, dia berusaha untuk mengambil air di nakas. Sedikit lagi dia dapat menjangkaunya tapi naas ... gelas itu terjatuh dan menimbulkan suara.
Putra yang baru saja datang terlihat kaget, dia berusaha untuk membantu Meyla tapi sayang Meyla malah menepis tangan yang sedang berusaha menolongnya.
Dengan cepat Meyla berbalik memunggungi putra. Dia sangat malas melihat wajah Putra. Meyla sangat marah dengan Putra. Bagaimana bisa dia membelikan perlengkapan bayi saat kandungan saja belum 7 bulan. Tak tahukan dia bahwa hal itu terlarang dilakukan.
Putra yang melihat tingkah Meyla hanya bisa mengelus dadanya. Dia takut jika Meyla tahu tentang kebenarannya maka dia akan sangat sedih. Ketika tangan Putra ingin menyentuh punggung Meyla, terdengar lah suara pintu diketuk dan tak lama kemudian muncul lah dokter Sonia dengan seorang perawat.
"Kenapa saya di sini, dok?" tanya Meyla tiba-tiba. Sebenarnya dia ingin bertanya hal itu kepada Putra, tapi rasa gengsi mengalahkan segalanya.
"Ohh ... bapak belum memberi tahu kepada ibu ya," kata dokter sambil memandang ke arah Putra. Baik lah sepertinya dokter Sonia tahu apa yang terjadi dengan pasangan ini. "Ibu baru saja menjalani operasi kuret," sambung dokter Sonia.
Meyla yang mendengar itu terkejut, kemudian dia meraba perutnya. Tak terasa air matanya mulai berjatuhan. Dia menangis, menangisi calon anak yang tidak bisa hadir ke dunia ini.
Meyla menangis dan Putra sangat tahu bahwa keadaan Meyla sangat rapuh saat ini. Putra pun berjalan mendekati Meyla, memeluk Meyla dalam diam. Memberikan dadanya sebagai sandaran bagi Meyla.
Kau tak tahu betapa rapuhnya aku.
Bagai lapisan tipis air yang beku.«~~~~~~~~~~»
Meyla terbangun di pagi hari, sekarang dia merasa lebih baik setelah menangis semalaman. Kepala Meyla sungguh sangat pusing, matanya bengkak, dan seperti panda.
Dia pun berjalan sendiri menuju kamar mandi. Putra sedang keluar jadi Meyla harus mandiri. Setelah kembali dari kamar mandi. Meyla terkejut, dia menemukan map berlogo Pengadilan.
Karena rasa penasaran dibukalah oleh Meyla map itu. Dia terduduk di lantai ternyata isi map tersebut adalah surat ....
TBC
Hayo surat apa? 😂
Thanks yang udah nungguin. Makasih votementnya. I love u all
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasanganku Aneh
ComédiePutra harus berhadapan dengan wanita cantik tapi sangat aneh. Wanita satu-satunya yang percaya dengan mitos di zaman modern. Tapi bukankah cinta tak hanya bisa menerima lebihmu, tapi dia juga harus bisa memeluk kekurangamu. Cinta tak hanya membuatmu...