20. Menghilang

1K 43 5
                                    

Putra sudah memegang tangan Meyla yang sedang memegang gelas susu, dan gelas itupun terjatuh dan pecah. Mata Putra melihat ke arah tempat sampah di sana ada kotak susu untuk ibu hamil. Hal itu semakin menguatkan pernyataan bahwa Meyla hamil.

"Kamu hamil dan aku tahu kabar itu dari orang lain ...," ucap Putra sambil mengeram marah.

"Terus kenapa?" ucap Meyla tenang, dia berusaha menenangkan hati dan pikirannya. Jika dia marah dan strees ini akan membuat bayinya juga ikut stress.

Ketika Putra ingin menjawab pertanyaan Meyla bahwa dia amat tidak dianggap sebagai seorang suami dan calon ayah dari bayi tersebut karena tahu berita yang membahagiakan itu dari orang lain.

Smartphone Putra berbunyi.

Putra cepat menggeser tombol hijau karena panggilan itu berasal dari kantornya. Putra mendengarkan dengan serius dan tak beberapa lama kemudian dia berkata,

"Pecat semua orang yang terlibat," kata Putra dan kemudian melempar smartphone miliknya ke lantai.

Meyla terkejut, yang dia lakukan hanya menatap Putra. Sedangkan Putra berlalu menuju kamar sambil mengacak-ngacak rambutnya.

Meyla berpikir bahwa Putra sangat egois dan emosional. Bagaimana tidak, dia dengan seenaknya meluapkan kekesalanya pada karyawannya di kantor. Itu tidak adil!

Ketika Meyla ingin menyusul Putra dan mengatakan bahwa dia sangat tidak profesional ke dalam kamarnya. Terdengarlah bunyi telepon berdering. Meyla pun menuju ke nakas telpon, kemudian mengangkatnya.

"Hallo sayang, kok kamu gak telepon aku sih?!" tanya suara centil di ujung sana.

Meyla sangat terkejut, dan sepertinya dia sangat tahu siapa yang menelpon ini. Saat ingin mengatakan bahwa dia bukan Putra, orang di seberang sana berkata,
"Ihh sayang, kamu gak tahu ya aku itu super kangen ama kamu."

Apa yang harus di lakukan Meyla sekarang, bolehkah dia marah-marah kepada selingkuhan suaminya, atau haruskah dia mengatakan kehamilannya pada Angela.

Huff ... Meyla menari napasnya secara perlahan. Dia tidak boleh tertekan. Dia harus tenang karena marah-marah tidak ada gunanya. Kalaupun sekarang dia berteriak itu sama saja seperti anjing menggonggong.

Dia tidak akan didengar ....

"Hallo sayang ...," suara di seberang sana yang membawa Meyla kembali ke bumi.

"Hallo, maaf Putra belum pulang," bohong Meyla sambil memegangi gagang telpon dengan kuat. Dia terpaksa berbohong karena tidak mungkin dia menegur Putra yang saat ini sedang dikelilingi setan.

"Ohh ... kamu pembantu baru ya." kalimat pertanyaan tetapi terlihat seperti sebuah pernyataan dari Angela Tan.

Belum sempat Meyla menjawab, Angela sudah berkata, " jadi pembantu jangan kurang ajar ya, harusnya memanggil majikan dengan kata tuan,"
'Ahh ... dasar nenek lampir kurang sesajen,' pikir Meyla, tapi kemudian dia cepat-cepat mengetok-ngetokkan tangannya dari meja ke kepala sambil bergumam.

"Sampaikan pada Putra, 2 hari lagi calon istrinya pulang ke Jakarta," kata Angela, "awas kalau kamu tidak menyampaikan." Angela mengancam.

Tuttt ... tuttt ....

Itulah kemudian bunyi yang didengar Meyla dari gagang telpon yang di pegangnya. Ingin sekali Meyla melancarkan sumpah serapahnya pada Angela, tapi dia masih sadar bahwa saat ini dia sedang mengandung. Dia tidak boleh melakukan hal-hal yang tidak baik.

Sambil mengelus perut datarnya, Meyla berkata "Nak, jangan dicontoh ya."

Sebenarnya Meyla saat ini sangat ingin tiduran tapi apalah dayanya. Dia harus membersihkan kekacauan yang dibuat Putra di dapur.

Entah datang dari mana, Meyla sangat ingin makan mie ayam 'Pak Jangkung' yang terkenal akan kelezatannya. Yang jadi masalah adalah warung mie ayam itu hanya terdapat disatu tempat dan dapat di pastikan antriannya mengular.

Dia sangat ingin mie ayam dan dia harus mendapatkannya ... sekarang juga.

Dengan tergesa-gesa setelah membersihkan gelas yang pecah di dapur, Meyla menuju kamarnya yang sekarang sangat berantakan. Ternyata Putra menyalurkan kemarahannya kepada benda-benda.

Dasar kekanak-kanakan ...

Meyla melihat Putra yang sedang berbaring di kasur dengan masih menggunakan kemeja yang sangat berantakan. Meyla tidak perduli, dengan berjalan hati-hati Meyla menuju lemari untuk mengambil baju. Kali ini Meyla memakai dress bunga-bunga tanpa lengan.

Meyla kemudian membuka kaos rumahannya kemudian memakai dress yang telah dipilihnya. Meyla tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang sedang memandanginya dalam diam.

Meyla berjalan menuju meja riasnya. Hari ini sangat panas, dia ingin mengikat ekor kuda saja rambutnya.
Putra sangat ingin berteriak bahwa Meyla sangat menggoda. Dia sangat tidak tahan melihat leher jenjang istrinya itu. Dia ingin memberi tanda di sana.

Setelah merias tipis wajahnya, Meyla ingin berjalan keluar kamar tapi suara Putra sudah menghentikannya.

"Mau kemana kamu?"

"Mau makan mie ayam," jawab Meyla melanjutkan jalannya.

"Aku ikut," balas Putra cepat sambil berdiri keluar dari kasur.

"Boleh, tapi mandi dulu sana," kata Meyla "kamu bau dan aku gak tahan," lanjutnya lagi. Putra terdiam, ingin sekali mengumpat. Baru kali ini dia dibilang bau oleh wanita, dan itu rasanya sakit.

Tanpa menunggu lama Putra menuju kamar mandi. Dia mandi kilat. Ketika dia sudah selesai mandi dengan bergegas dia keluar kamar. Tapi dia tidak menemukan Meyla.

Putra panik ....

TBC

Jangan lupa vote dan komennya ya ... thanks all . I love u
Muach

Pasanganku AnehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang