5. Kenapa Pink?

2.3K 91 7
                                    

Meyla merasakan ada benda kenyal yang hinggap di bibirnya.

Cup ....

Putra mencium bibir Meyla dengan penuh kelembutan. Di dalam hati Putra, dia terkejut karena merasakan sesuatu yang luar biasa di bibir Meyla. Oke walaupun bibir Meyla bukanlah bibir pertama yang diciumnya akan tetapi ada sebuah rasa yang tidak bisa ia jabarkan dengan kata-kata. Fix otak Putra sudah mulai berlebihan.

Meyla cuma bisa mengedipkan matanya dengan cepat, dia terkejut dengan serangan tiba-tiba yang dilancarkan Putra, yang dia rasakan cuma kelembutan dan rasa yang tidak bisa dia ekspresikan. Ini adalah first kiss Meyla dan ini adalah ciuman yang paling indah menurutnya.

Dalam beberapa menit mereka saling menikmati dan merekam moment ciuman pertama mereka setelah menikah, sampai akhirnya Putra memutuskan untuk memisahkan bibir mereka. Tetapi dalam pikiran dan perasaan mereka berdua ingin meminta lebih ... tapi tak mungkin mereka berdua membuang harga diri mereka dengan berkata 'maaf aku mau minta lebih.'

"Ups ... maaf tadi ada saus dibibir kamu," alasan Putra masih dengan nafas terengah-engah.

"Mmm ... iya makasih deh," balas Meyla dengan muka semerah tomat.

Dan setelah mengucapkan itu Meyla berlalu menuju kitchen seat dengan napas yang pendek plus jantung yang lagi berdisko ria ....

Begitupun Putra menjauh menuju ruangan kerjanya dengan perasaan yang campur aduk. Disatu sisi ia begitu mencintai gadis incarannya tapi di sisi lain ia juga tidak mau kehilangan Meyla. Oke dapat kita katakan Putra dalam dilema antara memilih apel kulit merah atau apel kulit hijau.

Sementara itu di dapur, Meyla sedang mencuci piring akan tetapi pikiran dia tertuju kepada first kiss nya tadi. Ia menyayangkan kenapa tadi dia cuma diam dan menerima serangan dari Putra, seharusnya dia menendang pusaka Putra atau paling tidak mendorong Putra dan menampar pipi Putra kiri dan kanan karena Putra telah mencuri first kiss miliknya.

Tapi setelah Meyla pikirkan lagi, dia dan Putra kan suami istri jadi sah dan sudah seharusnya dia membalas serangan Putra tadi. Oke ... sudah cukup Meyla daripada otak kamu berasap seperti ikan panggang di pasar ramadhan lebih baik kamu hentikan memikirkan kejadian tadi.

******

Jam sudah menunjukkan pukul 9 dan Putra masih asik mengurung dirinya di ruangan kerjanya, sedangkan Meyla setelah melakukan pekerjaan rumah sekarang dia asik menonton drama korea.

"Kenapa semua wanita suka nonton drama yang bikin baper?" pertanyaan yang bernada singgungan dari Putra yang baru keluar dari ruangan semedinya.

"Suka aja, karena cowok korea ganteng dan kinclong-kinclong," Sahut Meyla tanpa memandang kearah Putra.

Sambil duduk di samping Meyla " Kalau mau yang kinclong mah ... pacaraan aja sama kaca."

"Emang kaca bisa menghasilkan anak," sanggah Meyla dengan juteknya.

"Ya enggak lah ... mana ada sejarah kaca lahirin anak," jawab Putra mungkin karena Meyla tidak menjawab dan menyanggah pendapatnya, entah karena dia tidak mendengar atau karena dia sedang pura-pura tidak mendengar.

Karena kesal di cuekin Putra mengambil remote televisi dan mengubah channel drama korea menjadi channel sepak bola asal Inggris.

"Aisss ... kok di ubah sepak bola sih? Apa asiknya liat banyak orang yang memperebutkan satu bola?" tanya Meyla.

Dengan polosnya Putra menjawab "Itulah seninya karena bola bulat," oke itu adalah jawaban paling absurd dan tidak nyambung yang Meyla dengar dari suami baru beberapa jamnya dan sepertinya Meyla harus menyiapkan mental nya selama ia hidup dengan Putra.

Ya sudahlah Meyla juga tidak bisa bersikeras untuk memindahkan channel karena televisi itu bukan miliknya dan apartemen ini juga bukan di beli dari uangnya ataupun uang nenek moyangnya ... tsk hidup Meyla sepertinya akan sangat menderita sekarang.

Karena kesal tidak dapat menonton drama korea kesayangannya dan ia tidak mau jadi kambing jomblo yang cuma bisa mendengar ' ya ... terus ... ahhh ... no ... goal ...' lebih baik dia pergi ke kamar saja. Tidur adalah pilihan yang bagus daripada mendengar terikkan fales Putra.

Dengan langkah kaki yang di hentakan Meyla menuju satu-satunya kamar tidur di apartemen itu. Menggunakan kekuatan yang luar biasa Meyla menutup pintu kamar Putra.

Braks ....

Entah Putra terlalu asik dengan tontonannya atau memang Putra memiliki masalah dengan pendengarannya, karena bantingan pintu dari Meyla bahkan tidak membuat Putra bergerak dari posisi enaknya.

'Tsk... sepertinya aku harus memeriksakan pendengaran Putra ke dokter THT. Tidak kece banget punya laki tampan tapi bolot,' pikir Meyla sambil menuju kasur.

******

Setelah beberapa jam Putra asik dengan tontonannya. Dia pun mematikan televisi dan bergerak menuju kamar pribadinya. Karena mengantuk dan lampu sudah redup.

Dengan menguap Putra masuk ke dalam kelambu dan membaringkan tubuhnya di kasur. Putra mulai memejamkan matanya yang lelah tapi tunggu dia merasakan ada yang janggal dengan kamarnya. Dengan malas Putra membuka matanya dan mengerutkan dahinya.

"Mey ... la ..." teriak Putra lamat-lamat sampil mengeja nama Meyla, dia tak perduli dengan jam berapa sekarang.

"Ada apa Put? jangan bilang kamu lagi mimpi seram," balas Meyla setengah sadar karena masih terpengaruh dengan mimpinya.

Dengan masih mendenguskan napas dan kasar Putra menyalakan lampu di nakas.

"Ia aku mimpi seram karena udah masuk ke dalam kelambu pink ini," kata Putra.

"Kenapa harus pakai kelambu sih? Warnanya pink lagi, kenapa nggak warna unggu biar kaya janda atau warna hitam biar kaya orang berkabung," cercar Putra.

Putra sedang berusaha menahan amarahnya dengan cara menggepalkan tangannya, sedangkan Meyla cuma ternganga karena bingung harus menjawab pertanyaan Putra yang mana terlebih dahulu. Masalah kelambu pink, kelambu unggu, atau kelambu hitam.

"Ditanya malah diam, jawab pertanyaan aku."

"Buat pertanyaan satu-satu, jangan pakai anak cucu," sembur Meyla.

"Oke kenapa harus pakai kelambu? Dan kenapa harus pink? Kan nggak cocok aku yang laki banget tidur di kelambu pink," kata Putra dengan cepat.

"Karena anak perawan pamali tidur tanpa kelambu dan karena aku suka warna pink." Meyla menjawab dengan satu kali napas.

"Cuma itu?" tanya Putra sambil memejamkan matanya. "Ia cuma itu," jawab Meyla dengan polosnya.

"Oke mulai sekarang aku buat kamu nggak perawan lagi agar kamu tidak menggunakan kelambu pink ini lagi," ucap Putra menggoda dengan pelan di dekat telinga Meyla.

Meyla sebagai mangsa hanya bisa meneguk liurnya dengan kasar dan melototkan mata besarnya. Apa kata Putra tadi hanya karena membenci kelambu pink miliknya kan tidak perlu sampai melakukan itu, kan bisa masalah ini di selesaikan dengan jalan musyawarah mufakat seperti pelajaran Pkn yang ada di sekolah. Apaan otak Meyla di saat genting seperti ini malah memikirkan pelajaran di bangku sekolahan.

Dengan sigap Meyla membuka tirai kelambunya bersiap untuk lari dari si Putra yang lapar. Kaki nya sudah berhasil menggapai lantai dan dia siap berdiri.

Hup ... tapi tangan mungilnya di pegang oleh tangan yang lebih kuat.

"Mau kemana kamu? Mari kita buat agar kelambu pink ini tidak ada di kamar lagi," kata Putra penuh penekanan.

"Mmmm ... Putra," ucap Meyla yang berada di bawah badan Putra.

TBC

Hai hallo ... gak tau deh nih cerita ada yang nungguin atau gak tapi thanks yang udah mo baca, vote serta koment. Makasih banyak. I love u all.

Pasanganku AnehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang