16. Tamu Tak Diundang

1.7K 67 18
                                    

Putra melihat ke arah samping ...

Meyla sudah tertidur pulas karena pengaruh obat, padahal Putra ingin mengatakan rasa penyesalannya karena telah berlaku tak adil pada Meyla. Di samping itu Putra juga ingin menyampaikan isi hatinya pada Meyla. Tapi apa boleh buat masa dia harus membangunkan Meyla yang tertidur hanya untuk menyampaikan bahwa hati hanya untuk ....

Terdengar ketukan pintu kamar,

Karena tidak ingin menggangu Meyla yang tidur, Putra dengan hati-hati menjauh dari kasur dan berjalan membuka pintu kamarnya yang di ketuk.

"Maaf den ... ada telpon buat aden," kata bi Sum pelan agar Meyla tidak terbangun.

"Iya bi ...," kata Putra yang lebih terkesan bisikan. Kemudian Putra melangkah ke luar kamar dan menutup pintu dari luar.

Putra berjalan cepat menuju meja telpon, dia takut jika telpon itu adalah telpon dari rekan kerjanya. Tapi sepertinya feeling Putra salah, ketika dia mengangakat gagang telpon yang di dengarnya adalah suara wanita mendesah manja.

"Sa ... yang, kamu kok gak hubungin aku seharian," kata Angela Tan dengan suara sok seksi.

Putra hanya diam saja terkejut dan bisu ...

"Putra sayang, hape kamu kok mati? tanya si gatel, "sengaja di matiin atau kamu hindarin aku," lanjutnya.

"Gak kok sayang, hapeku mati kecebur di sungai,"

"Ha ... apa," suara terkejut dari wanita centil di seberang telpon.

"Ngapain kamu main-main di sungai sayang?"

"Iya ... aku sudah kecebur dan tenggelam di sungai cinta kita berdua." Putra mulai menggombal, dan author yakin pembaca gemes pengen nabok Putra.

"Ihh ... sayang, aku jadi kepengen ketemuan deh sama kamu," kata Angela "aku kerumah kamu ya sekarang."

Mampus satu kata yang ada dibenak Putra. Bagaimana jika Angela datang kerumahnya, Putra sangat tahu Angela adalah makhluk nekat.

"Ehh ... jangan, aku aja yang kesana gimana?" tanya Putra cepat,

"Terlambat sayang, aku sudah di depan pintu."

Dan terdengarlah suara bel berbunyi, terlambat Putra sangat jauh terlambat. Dengan langkah seribu, Putra menuju pintu utama. Membuka dengan hati-hati sambil berdoa yang membunyikan bel adalah kurir JNE atau hanya anak-anak iseng yang memencet kemudian lari menghilang.

Dan tebakan Putra salah, doanya pun tidak terkabul ...

Di depan pintunya sekarang berdiri wanita dengan baju yang sangat sulit di definisikan. Baju anak umur lima tahun yang di paksakan kepada wanita umur 25 tahun. Sungguh menggugah selera.

Tanpa Putra duga, si wanita sudah menghambur memeluk Putra. Dan Putra merasakan godaan es campur saat puasa.

'Ohh, tidak mana aku di suruh puasa oleh Dewi,' pikir Putra.

Angela pun menarik tangan Putra masuk ke rumah, menuju ruang keluarga. Angela sungguh seperti di rumahnya sendiri. Mereka pun duduk di sofa televisi, sambil memeluk Putra Angela meletakkan kepalanya di dada Putra sambil memainkan telunjuknya di wajah Putra.

Putra hanya diam terpaku dan berharap semoga Meyla tidak terbangun dari tidurnya. Ahh harusnya tadi Putra memberi Meyla obat dengan dosis tambahan, agar Meyla tertidur lama dalam tenang.

"Say ... yang main yuk," ajak Angela.

"Main apa? Aku lagi gak mood sayang," balas Putra sambil memainkan rambut Angela.

"Yah ... kamu gak peka sih,"

"Main itu ..." sambung Angela.

"Itu apa?" tanya Putra gugup.

Karena kesal Putra yang tidak juga paham, Angela berdiri dan kemudian duduk di pangkuan Putra. Putra kaget dan tidak sengaja dia melihat ke arah tangga, Meyla sudah berdiri di sana. Mukanya nampak merah padam.

Putra pun dengan cepat berdiri, karena Putra yang tiba-tiba berdiri, Angela terjatuh dan sukses membuat pantatnya mencium ubin. Angela ingin marah tapi kemudian dia bingung dan bertanya kepada Putra

"Siapa wanita itu say? Pembantu baru kamu,"

Ohh tidak bisakah sekarang mulut Angela di lakban hanya untuk beberapa menit. Mata Putra melotot, jantungnya berdegup dan dia hanya bisa meneguk ludahnya dengan pelan.

'Bagaimana ini?' pikir Putra.

Terlambat kali ini Putra terlambat lagi. Meyla menuruni tangga kemudian menjambak rambut indah Angela yang Putra tahu perawatannya pasti sangat mahal.

"Apa kamu bilang, pembantu baru." Meyla berkata sambil menarik rambut Angela dengan keras.

"Auuu ... wah pembantu kurang ajar," balas Angela sambil menampar pipi Meyla kemudian menendang kaki Meyla hingga Meyla terdorong kebelakang dan mengenai guci besar di samping tangga.

"Ti ... da ... k ... " teriak Putra.

"Ha ... lo ... sayang," panggil wanita di seberang telpon memaksa Putra kembali ke alam sadarnya.

"Kamu kenapa?" lanjut tanya Angela.

"Ohh, gak papa sayang," jawab Putra sambil menggeleng-gelengkan kepalanya mengusir khayalannya tadi.

Syukur cuma khayalannya saja.

Dia harus menjauhkan Angela dari rumahnya, dia tidak ingin terjadi peristiwa cakar dan tampar-tamparan di rumahnya.

Bisa gawat, pasti banyak korban yang akan berserakan di rumah, bukan korban manusia tapi guci-guci mahal milik bundanya akan menjadi korban. Dan yang lebih parah adalah guci-guci itu adalah limited edition. Harus kemana dia mencari gantinya, sampai mengobok-obok samudera pun dia gak akan menemukan pengantinya.

"Sayang ... kamu dengerin aku gak sih ngomong," kata Angela dengan sebel.

"Ulangi lagi dong sayang, kamu ngomong apa tadi?"kata Putra.

"Aiss ... aku bilang aku mau kerumah kamu,"

"Apa ..."

"Ihh ... kok kamu teriak-teriak kayak tarzan, aku gak tuli sayang," sambung Angela

"Oke sekarang kamu dimana?" tanya Putra, dia harus menjauhkan Angela dari rumahnya, Meyla, dan guci bundanya.

"Aku lagi di New York, ada pemotretan." kata Angela dengan polosnya.

"Ha ... apa, terus kenapa kamu bilang mau kerumah aku, padahal tubuh kamu ada di benua lain," cerocos Putra kesal karena ketakutannya yang berlebihan jika Angela mampir kerumahnya.

"Ya gak papa, cuma rencana doang kok," sahut Angela.

Bisakah Putra membanting telpon rumahnya sekarang. Dosa apa yang dia miliki, wanita-wanitanya aneh. Oke Putra harus memutuskan percakapannya dengan Angela. Syukur bukan dia yang menelpon, bayangkan berapa biaya yang harus dia keluarkan hanya untuk obrolan tidak penting ini.

"Emm ... sayang bunda manggil aku, udah dulu ya, bye ..." putus Putra sepihak dan dengan rada keras membanting gagang telpon.

Ketika Putra berbalik, dia terkejut karena Meyla sudah ada di belakangnya.

TBC

Jangan lupa votemant ya,,,, thanks buat yang udah dukung cerita ini melalui votemant. I love u all

Pasanganku AnehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang