chapter 7

728 23 3
                                    

          •happyreading•

_________________________________________

      Cici meringkuk sedih di sudut kamar nya. Air mata tidak henti nya mengalir dari ujung mata nya. Di remas nya kuat sebuah foto yang menggambarkan dia dan rayan yang tengah tersenyum manis . sakit hati?sudah pasti iya. Bagaimana tidak?orang yang telah bersamanya selama hampir 4 bulan itu tega menyakiti perasaan nya.

    Cici merutuki kebodohan nya yang bisa bisa nya termakan omongan kosong dari rayan. Seharusnya ia sadar bahwa ada yang sedang di sembunyikan rayan di belakang nya. Ia malu. Malu pada diri nya dan malu pada teman teman nya. Bagaimana tidak?orang yang selalu ia bangga bangga kan pada teman teman nya ternyata telah mengkhianati nya.

     Gadis itu beranjak dari duduknya dan mengambil sebuah pisau kecil yang sering ia gunakan untuk mengupas buah. Di arahkan nya pisau itu pada pergelangan tangan nya.

     Sreeet!

   Satu sayatan di pergelangan tangan nya menimbulkan bau anyir yang begitu menyengat.

      Sreeet!

     Sayatan kedua membuat lukanya semakin melebar. Darah segar terus mengalir deras. Pikiran cici kalang kabut. Dada nya masih terlalu sakit . ia berusaha menyayat pergelangan nya agar sakit yang terasa di dada nya menghilang dan di gantikan dengan rasa sakit sayatan itu. Tapi dada nya malah semakin sesak. Air mata tumpah dengan begitu deras.

     Cici terus mengiris pergelangan tangan nya tanpa ampun. Ia bagai orang kesetanan . air mata terus mengalir. Merasa sudah puas,cici melempar pisau itu asal dan menjambak rambut nya frustasi.

     "Agghhhh! GUE BENCI LO RAYAN! LO BRENGSEK! IBLIS LO RAY! GUE BENCI LO BANGSAT!!! GUE BAKAL BALAS LO! GUE  BAKALAN BALAS LO!!!."teriak cici dengan histeris. Perempuan itu kembali terisak. Hingga ia mulai merasakan pening pada kepala nya. Hingga merasakan semua nya gelap. Ya,gadis itu langsung pingsan setelah melampiaskan kemarahan nya .

     Pembantu nya yang tengah sibuk memasak di dapur terlonjak kaget mendengar teriakan cici yang dari atas. Merasa tidak ada yang beres,perlahan ia naik ke atas dan membuka perlahan pintu kamar cici. Mata nya langsung membuka lebar saat melihat sang majikan yang tengah terbaring tidak sadarkan diri dengan luka yang menganga lebar di pergelangan tangan nya. Dengan panik ia menghampiri cici dan segera menelpon dokter pribadi keluarga mereka.

                             ***************

      

     Odi membuang nafas berat nya. Dengan kasar ia membuang tubuh nya ke kasur empuk nya. Rasa panas yang menyerang dada nya benar benar belum hilang. Apalagi saat kejadian dimana ia dengan sembarangan menuduh nadya dengan asal tanpa tau masalah nya. Bahkan lelaki itu berhasil membongkar fakta tentang nadya bahwa gadis itu diam diam menyukai riski si anak kesayangan guru itu.

     Odi mengusap wajah nya kasar. Sebenarnya gue kenapa?. Batin nya kesal. Entah kenapa dia begitu tidak suka jika nadya berdekatan dengan riski. Dan saat melihat sorot mata nadya yang menatap nya tajam dan menusuk membuat ia merasa bahwa ia telah melampui batas nya.

      "Apa gue minta maaf aja kali ya?."tanya odi pada diri nya sendiri. Tetapi lelaki itu segera menepis pemikiran nya tersebut."gak ah! Yang ada dia malah besar kepala lagi. Entar gue di kira naksir lagi sama itu anak!. Hadeh!! Gue harus apa sekarang?!."

       Odi segera mencari kontak afan. Di saat keadaan genting seperti ini hanya afan yang dapat menenangkan dan akan menjadi tempat curhatan nya.

move on [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang