chapter 32

584 21 6
                                    

Motor sport hitam milik odi pun mulai berjalan membelah jalan, dengan kecepatan yang sangat tinggi. Ia bahkan tidak memperdulikan teriakan dion di belakangnya yang sudah sangat ketakutan. Bahkan ia dapat merasakan kuatnya pegangan dion pada bahunya.

"ABANG! GUE MASIH MAU HIDUP ANJIR! MAU BUNUH GUE LO?!"teriak dion ketakutan.

Odi langsung tergelak seketika. Ia menatap dion dari balik kaca spion nya."nikmatin aja, yon. Entar juga pas SMA lo bakalan nerusin bakat gue sebagai pembalap di SMA CENDRAWASIH. Keren nggak gue?"

"KEREN PANTAT LO! LO NGGA LIAT INI NYAWA KAYAK BERASA KET--ANJIR! BANG! LO HABIS NGELANGGAR RAMBU LALU LINTAS BABI!!"teriak dion heboh.

Odi langsung melirik tajam dion lewat kaca spion."lo bacot mulu yah daritadi? Mau lo gue turunin sekarang?"

"lo habis aja ngelanggar rambu lalu lintas anjir! Gimana kalau kita di kejar sama polantas?mau lo?!"

"Kejar aja. Nggak tau aja kalau gue itu ahli dalam  kejar-kejaran motor kayak gini. Asal lo-"

"BACOT LO! ITU ADA KUCING NYEBRANG WOY!!"pekik dion kembali histeris. Dengan mendadak, odi segera mengerem motornya

"Lo apaan sih, dek?! Kalau kita kecelakaan gimana?!"bentak odi kesal. Dion langsung memasang wajah tidak suka miliknya.

"Mending kecelakaan daripada selamat tapi nabrak kucing kecil yang nggal berdosa!"sahut dion tak kalah tajam. Odi terdiam seketika. Senyum kecil pun terbentuk begitu saja di bibir tipisnya.

"Kagum gue sama lo."gumam odi.

"Hah?"

"Yaudah yuk. Gue antar lo kerumah nathan."ujar odi. Dion hanya mengangguk pelan mengiyakan. Motor sport hitam milik odi pun kembali membelah jalan. Dengan kecepatan sedang.

***

Odi memandang rumah milik dari teman adiknya itu dengan terkejut. Bagaimana tidak? Setahu odi, rumah di hadapannya ini adalah rumah milik nadya tapi..ah, dia akhirnya ingat. Nadya memiliki adik bernama nathan juga kan? Mungkin teman yang di maksud odi adalah adik nadya.

Pintu rumah milik nadya pun terbuka. Tampak nathan yang tengah berdiri menatap ke arah odi dan dion.

"Hai nath!"sapa dion menghampiri nathan. Kedua cowok itu kemudian saling bertos ala pria dengan khas mereka berdua. Sedangkan odi menatap keduanya dengan bosan.

"bisa gue pulang sekarang?"tanya odi. kedua anak remaja itu pun mengarahkan pandangan nya kepada odi. cowok itu masih setia duduk di atas motornya.

"kak odi?"terka nathan. odi hanya tersenyum sambil melambaikan tangannya."loh! kak odi ngapain disini?"

dion nampak mengigit bibirnya gelisah.

"nganterin dion."jawab odi. dahi nathan semakin mengerut.

"kok bisa?kalian tetanggaan?"tanya nathan. ia menatap bingung ke arah odi. sedangkan dion hanya bisa memalingkan wajahnya takut.

"tetangga?"tanya odi cengo. nathan hanya mengangguk pelan. tatapan odi kini beralih kearah dion."lo ngomong apa aja selama ini ke teman-teman lo?"

Dion langsung menggeleng cepat."nggak ada kok bang. gue nggak-"

"bang? bukannya lo anak tunggal yon?"tanya nathan bertambah bingung. dion semakin gelagapan dibuatnya. cowok itu tidak kuasa menahan tatapan tajam yang di berikan odi padanya.

"gue-"

"jelasin semuanya. kebiasaan banget lo nggak ngakuin gue sebagai abang lo. gue lapor mommy, baru tau rasa lo."sahut odi.

move on [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang