¤happyreading¤
_________________________________________
Cici mulai membuka mata nya perlahan. Tangan kanan nya terasa sangat keram. Gadis itu tersenyum miris. Ternyata ia masih hidup. Kenapa tidak di biarkan mati saja.?sungguh hati nya benar benar terluka. Cici segera bangun dari tiduran nya dan melepas kasar infus yang tertancap di punggung tangan kiri nya.
Dia mulai mencoba untuk berdiri . Tapi kaki nya terasa begitu lemas. Mungkin karena terlalu lama berbaring membuat kaki nya terasa lemas. Saat hendak memaksa untuk berjalan,tubuh mungil cici ambruk jatuh ke lantai.
"Keras kepala."ujar kevin yang mulai berjalan menghampiri cici. Cici mendongakan wajah nya dan menatap kevin. Kevin berjongkok di hadapan cici lalu mengulurkan tangan nya dan tersenyum manis."butuh bantuan?."
Cici memalingkan wajah nya dan tersenyum sinis. Kevin hanya bisa memaklumi tingkah cici yang terlalu gengsi menerima bantuan nya.
"Ayo. Gue bantu lo berdiri."ujar kevin. Cici tertawa sinis dan memandang kevin remeh.
"ngapain lo disini?."tanya cici dingin."lo seneng liat gue kayak gini kan?lo suka kan liat gue menderita kayak gini?lo pasti pengen ketawain gue kan?lo-"
Ucapan cici berhenti saat tubuh nya di dekap erat oleh kevin. Pelukan kevin begitu hangat dan nyaman. Cici berusaha berontak dari dekapan kevin,tapi nihil. Kekuatan kevin jauh lebih ber-energi di bandingkan diri nya.
"Stop bertingkah sok kuat. Lo itu rapuh ci. Lo butuh orang yang sanggup buat jadi penyengga lo. Dan gue yang akan jadi penyangga itu."lirih kevin tulus. Tangan nya tidak henti untuk mengelus rambut panjang cici. Cici hanya bisa terdiam.
"Kita musuh kev."gumam cici yang terdengar jelas di telinga kevin."gue harap lo gak lupa akan itu."
Kevin tidak mengubris perkataan cici. Lelaki itu semakin mempererat pelukan nya. Tidak peduli jika cici adalah musuh nya. Yang terpenting ia sudah bisa membuat degup jantung nya yang sering berdetak tidak karuan bisa normal kembali.
Sedangkan cici. Gadis itu hanya bisa diam melihat perlakuan aneh yang di berikan oleh kevin. Oh astaga! Cici benar benar di buat bingung. Seorang musuh memeluk musuh nya dengan senyaman ini?entahlah. Cici sendiri tidak tahu. Apakah ini jebakan atau ketulusan dari seorang kevin. Kelvin richald. Musuh terbesar cici septyana.
***************
ical baru saja berjalan menyusuri lorong koridor menuju kelas nya. Pujian dan sapaan manis dari para siswi sudah menjadi hal biasa nya bagi nya. Oh astaga! Lihatlah betapa genit nya tatapan yang di lemparkan oleh mereka. Ical seratus persen yakin jika ada rani di sini, sudah pasti habis mereka semua.
Rani?gadis manis itu selalu menjadi ekor bagi nya. Entah mengapa ia begitu sangat peduli pada rani. Apakah karena rani begitu mirip dengan kinan? Gadis kecil nya dulu?. Ical sendiri bingung dengan sikap rani. Wanita itu begitu over pada nya. Dalam hati ia selalu bertanya tanya, status apa yang mereka punya selama ini?.
Brukk!!!
Seseorang menubruk punggung ical. Membuat lelaki itu tersentak kaget. Terdengar suara buku berjatuhan. Ical segera membalikan tubuh nya dan menatap seorang gadis yang sedang memungut buku buku nya yang jatuh.
Ical yang merasa tidak tega akhirnya berjongkok di hadapan gadis itu dan membantu nya memungut kembali buku buku yang terbilang cukup banyak dan tebal itu. Sekejap ical menatap wajah gadis itu. Wajah nya terasa asing. Apakah ia murid baru?.
"Maaf,gue gak sengaja nabrak lo."ujar gadis cantik tersebut. Ical sedikit tertegun dengan sorotan mata nya yang lembut itu. Rasa nya ia pernah melihat tatapan mata itu. Tapi pada siapa?dan dimana?.
KAMU SEDANG MEMBACA
move on [END]
Teen FictionRasa saling menyayangi dan melindungi antara rani dan ical,membuat kedua insan yang berbeda itu berfikir bahwa rasa yang mereka punya hanyalah rasa yang biasa di miliki oleh sepasang teman. Tanpa mereka sadari rasa itu memilih untuk menuntut lebih d...