aulia menghela nafasnya pelan. sudah hampir setengah jam ia berdiri menunggu afan. tetapi kekasihnya itu masih saja belum datang. bahkan semenjak afan bertemu sindi tadi pagi, cowok itu belum memunculkan batanga hidungnya. ia bahkan bolos tiga mata pelajaran hanya untuk menemani sindi.
apa sebegitu pentingnya sindi untuk afan? cowok itu bahkan tidak mengabari aulia sama sekali. cemburu?tentu saja aulia merasakannya. tapi ia tidak boleh egois dan terlalu mengekang afan. ia tidak ingin di prioritaskan seperti para gadis di luar sana pada kekasih mereka. ia ingin afan bisa tetap berhubungan baik dengan teman-temannya juga.
tapi sindi?apakah ia benar-benar hanya di anggap seorang teman? memikirkannya malah semakin membuat aulia sakit hati. pikiran positif selalu ia lafalkan dalam pikirannya. tapi hatinya masih merasakan ngilu yang teramat menyiksa.
"Odi!"panggil aulia. odi yang tengah sibuk dengan ponselnya itu pun langsung menoleh ke arah aulia. odi tu pun berjalan menghampiri gadis itu.
"ada apaan?"
"lo..liat afan nggak?"tanya aulia.
"nggak liat gua. tadi aja di ampe nggak masuk tiga mata pelajaran sekaligus. ini aneh. bukan afan banget yang kayak gini."heran odi."lo pulang sama siapa?"
"lo sendiri?"
belum sempat odi menjawab, nadya langsung menarik tangan cowok itu dengan kasar.
"ayo pulang!"ajak nadya. gadis itu nampak tidak begitu ikhlas mengajak odi untuk pulang bersama.
"kasar amat sih. jadi cewek itu yang lembut kek. biar anak-anak kita nantinya bisa kayak mommy nya, lembut."celutuk odi.
"bodo amat."ketus nadya. gadis itu menatap heran pada aulia."lo belum balik?"
"nunggu afan."jawab aulia.
"afan? gue fikir tadi yang cabut bareng afan itu lo. tapi kok?"bingung nadya. aulia langsung menekuk alisnya bingung.
"maksud lo?"
"iya..tadi gue liat afan barusan aja cabut sama cewek. gue nggak tau siapa tuh cewek. gue kirain itu elo. tapi lo nya malah disini. terus itu cewek yang bareng afan siapa?"tanya nadya bingung.
tega kamu fan. batin aulia sedih.
"yaudah intinya lo pulangnya gimana?lo bawa motor atau nggak?"tanya nadya. aulia melirik ke arah odi. cowok itu nampak diam dengan wajah masamnya.
"gue bawa motor kok."sahut aulia sambil tersenyum. odi langsung tersenyum seraya memperlihatkan jempolnya pada aulia. gadis itu hanya bisa tersenyum penuh arti."take care ya."
"thanks."ucap odi. nadya hanya mendengus dan memilih berjalan meninggalkan odi."eh tungguin gue."
aulia hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah odi dan nadya. tidak lama senyum itu langsung memudar dan tergantikan dengan kesedihan yang berujung dengan air mata. ia kemudian mengeluarkan ponselnya.
"denis, lo lagi dimana?"
"...."
"bisa jemput gue?"
"....."
"disekolahan."
"......"
"makasih."
aulia segera memutus telponnya. ia kemudian menghapus air matanya dengan kasar.
tau gini,gue nggak akan pernah mau jatuh cinta. karena rasanya jauh ebih sakit daripada jatuh dari motor.
******
ical mulai melangkahkan kakinya menuju kamar rani. cowok itu langsung meraih knop pintu menggunakan tangan kirinya, karena tangan kanannya tengah memegang nampan makanan. setelah knop pintu di putar, dengan perlahan ical mendorong pintu tersebut. disana, sudah ada rani yang tengah sibuk menonton sesuatu di balik layar laptopnya.
rani yang menyadari suara pintu di tutup pun segera mendongak. seketika itu ia merasakan rasa awkward yang teramat sangat. saat sampai di depan rani, ical pun segera mendaratkan bokongnya tepat di sisi ranjang rani.
"ayo makan."titah ical sambil memangku nampan makananya.
"nanti aja. lagi nggak lapar."ujar rani yang mencoba menetralkan jantungnya.
tanpa aba-aba ical langsung memasukan satu sendok bubur ke dalam mulut rani. gadis itu langsung membulatkan matanya kaget. ia mencoba memuntahkan bubur itu tapi tangan ical sudah lebih dulu membekap mulutnya.
"jangan di muntahin."cegah ical. rani nampak manggut-manggut. dengan perlahan ical mulai melepas bekapan tangannya dan..
"Pppffftt.."
rani langsung menyemburkan bubur di dalam mulutnya, tepat mengenai kemeja ical. cowok itu menatap rani jengkel dan malas.
"apa susahnya sih tinggal di telan doang ?liat nih kemeja gue jadi kena semburan lo kan."kesal ical.
"bubur nya lembek calcal..gue nggak suka."rengek rani.
ical langsung tertegun. setelah masalah yang mereka lalui, akhirnya rani memanggilnya dengan sebutan 'calcal' lagi. berbeda dengan rani. gadis itu tampak tidak sadar dengan apa yang baru saja ia ucapkan.
"namanya juga bubur yah pasti lembek lah ran. kalo keras itu namanya batu. gimana sih."celutuk ical. rani nampak mengerucutkan bibirnya membuat dirinya terlihat menggemaskan menurut ical.
"pokoknya gue nggak mau makan. titik."rajuk rani melipat kedua tangannya di dada.
"makan ran,"
"nggak!"
"ini enak lho."
"NO!"
"makan atau gue cium?"ancam ical. cowok itu jengah dengan sifat merajuk rani yang seperti anak kecil. rani yang mendengar kata 'cium' langsung menatap kaku ke arah ical.
"lo----lo apaan sih! gue tuh nggak suk-"
CUP!
sebelum rani menyelesaikan ucapannya, bibir ical sudah lebih dulu menyambar bibirnya. rani langsung membulatkan matanya kaget untuk yang kedua kali.
mulanya hanya kecupan ringan. tetapi lama-kelamaan menjadi sebuah lumatan kecil dan lembut. rani nampak grogi dengan perlakuan ical. gadis itu meremas selimutnya gugup.
"gue sayang sama lo."ucap ical setelah ia melepas ciumannya. sedangkan rani?gadis itu nampak shock dengan pernyataan ical."karena lo adalah sahabat terbaik gue."lanjut ical.
kalian tahu rasanya bagaimana terbang tinggi, lalu tiba-tiba jatuh di hempaskan ke bawah? ya itulah yang di rasakan rani sekarang. dan rasanya begitu menyakitkan.
"jangan menghindar, jangan pergi, jangan nangis dan jangan sakit lagi. gue nggak mau liat lo sakit kayak gini."ujar ical lembut."lo makan yah buburnya. gue mau balik kerumah dulu buat ganti baju."
"cal?"
"hm?"
"gue janji akan coba melupakan rasa cinta ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
move on [END]
Fiksi RemajaRasa saling menyayangi dan melindungi antara rani dan ical,membuat kedua insan yang berbeda itu berfikir bahwa rasa yang mereka punya hanyalah rasa yang biasa di miliki oleh sepasang teman. Tanpa mereka sadari rasa itu memilih untuk menuntut lebih d...