Nadya kembali memutar kedua bola matanya malas. sosok odi yang tengah duduk di sampingnya, membuat gadis itu jengah. ia benar-benar kesal dengan tingkah pria itu yang tidak pernah bisa diam barang sedetik pun di tempatnya. suasana perpustakaan yang tadinya hening kini mulai berisik akibat tingkah odi.
"Nad, keluar aja yuk! bosan nih gue disini. mana bau banget lagi."lenguh odi malas.
"lo tuh yang bau. bau bangke! udah sana lo keluar! gue masih mau disini."usir nadya kesal.
"gue mau keluar, asal lo juga ikut keluar."ujar odi. nadya hanya mengangkat bahu cuek dan memilih fokus kepada buku di tangannya.
"nad?"
"hm."
"gue mau ngomong."
"hm."
"di hentiin dulu bacanya."
"....."
jengkel. ya,itulah yang di rasakan odi sekarang. ia menatap kesal ke arah nadya yang masih sibuk dengan buku di tangannya.
"lo nggak ngehargain gue banget sih."rutuk odi kesal."orang, kalo lagi ngomong tuh yah..di dengerin kek, di perhatiin gitu. tapi lo? malah asik baca buku dan nggak mau dengerin gue."
BRAK!
nadya menghempaskan buku di tangannya pada permukaan meja di hadapan mereka. para penghuni perpustakaan langsung mendelik tajam ke arah odi dan nadya. melihat itu, odi langsung tersenyum malu dengan tangannya yang di satukan di depan dada seraya meminta maaf pada penghuni perpustakaan tersebut.
"ini perpustakaan buku. nggak liat itu ada tulisan di larang ribut?"celutuk seorang siswa perempuan berkacamata.
"i--iya maaf ya..temen gue lagi PMS. mood nya lagi nggak bagus hari ini."terang odi dengan senyum malu nya. para siswa yang berada di dalam perpustakaan hanya bisa menggeleng kepala mereka pelan dan kembali melanjutkan aktifitas membaca mereka.
"mau ngomong apaan lo?"ketus nadya. perhatian odi kini terahlikan pada gadis di sampingnya.
"lo parah banget sih. lo nggak liat tadi anak-anak pada ngelirik tajam ke kita?"ujar odi.
"habisnya lo nyebelin banget. lagian juga lo minta gue buat hentiin baca bukunya kan? yaudah gue hentiin. sekarang apa masalahnya?"sinis nadya.
odi mengusap wajahnya kasar.
"ya..tapi jangan gitu juga nad,"ujar odi pelan.
"lo jadi ngomong apa nggak sih?"desak nadya kesal. ia benar-benar sedang dalam mood yang tidak baik hari ini.
"jadi kok."jawab odi cepat. cowok itu kemudian menarik nafasnya pelan dan membuangnya kasar."gue tau ini terlalu cepat buat lo. tapi gue nggak bisa mendam ini terlalu lama."odi nampak gugup di tempatnya."gue..gue mau bilang kalo gue...gue su-"
"hei bro."
odi langsung menggertakan giginya kesal. ia langsung menoleh ke belakang dan tampak riski yang tengah berdiri sambil tersenyum ramah ke arahnya.
terkutuklah lo riski. batin odi gemas.
"hai riski.."sapa nadya sambil tersenyum. gadis itu tidak akan menyangka jika akan bertemu riski di perpustakaan."lo..ngapain?baca buku juga?"
riski nampak tertawa pelan. sedangkan odi?oh.. jangan tanyakan apa yang cowok itu lakukan. bibirnya bahkan sudah sangat melengkung ke bawah menyentuh tanah.
"sory..maksud gue ya..lo tau kan gue sering banget ke perpustakaan dan ini pertama kalinya gue liat lo ke perpustakaan."terang nadya seraya mengulum bibirnya gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
move on [END]
Novela JuvenilRasa saling menyayangi dan melindungi antara rani dan ical,membuat kedua insan yang berbeda itu berfikir bahwa rasa yang mereka punya hanyalah rasa yang biasa di miliki oleh sepasang teman. Tanpa mereka sadari rasa itu memilih untuk menuntut lebih d...