cici perlahan turun dari motor sport milik kevin. ia pun melepas helm nya dan menyodorkannya pada sang pemilik. kevin pun juga melepas helm full face nya sebelum ia meraih helm yang di sodorkan cici. cowok itu pun segera turun dari motornya.
"gimana sama tangannya?masih sakit?"tanya kevin khawatir. cici hanya tersenyum dan menggeleng.
"udah nggak sakit kok. tadi udah di kasih obat sama salep juga pas di UKS."jawab cici. mendengar itu, kevin pun meraih tangan cici dan mengelus luka di tangannya."aaww.."pekik cici spontan.
kevin menghela nafasnya."katanya udah nggak sakit. tapi di giniin aja langsung teriak. dasar."sahut kevin. cowok itu pun mendekatkan luka itu di depan bibirnya lalu meniupnya pelan.
cici langsung sport jantung seketika. tiupan hangat dari kedua belah bibir kevin membuat hati cici menghangat seketika. tidak lama kemudian, kevin akhirnya menyudahi acara tiupannya.
"pas gue tiupin, lukanya pasti sembuh."ucap kevin percaya diri.
"idih..emang bisa?"
"iyalah. soalnya lukanya malu tuh sama gue. soalnya gue terlalu ganteng."lagi, kevin memasang tampang percaya dirinya.
"iya sih. saking gantengnya, muka lo hampir mirip sama pak jamal."ledek cici dengan kekehannya. kevin yang mendengarnya pun langsung membelah tengah rambutnya dan membuat ekspresi seperti saat di kantin tadi.
"mirip nggak?"tanya kevin dengan suara yang di buat sangar. cici langsung terbahak seketika.
"hahahaha..mirip seratus persen."ujar cici dengan diiringi tawanya.
"ci,"
"haha...apa?"
"gue suka sama lo---lo mau nggak jadi cewek gue?"tanya kevin serius. cici langsung terdiam. gadis itu menatap kevin lama.
"gue---hmm..lo serius?"
"menurut lo?"
cici menggulum bibirnya gugup. ia menatap kaku ke dalam manik mata kevin. gadis itu mencoba mencari kesungguhan dan ketulusan dari sorot mata tersebut. karena jujur, cici masih terlalu takut untuk menerima seseorang untuk menjadi kekasihnya. kejadian saat di rumah sakit itu membuat ia sedikit trauma dalam menjalin sebuah hubungan.
"gue janji akan selalu jagain lo. selalu ada saat lo butuh gue kapan pun itu."ujar kevin tulus.
"vin,"
"iya?"
"Apa yang buat lo suka sama gue?"
kevin tertegun sejenak lalu kembali tersenyum."cinta nggak butuh alasan. right?"
"yaudah, kalo gitu gue nggak mau jadi pacar lo."
"yah..yah..kok gitu sih?"protes kevin dengan wajah memelasnya.
"nolak lo juga nggak butuh alasan kan?"sahut cici dengan sinis. kevin menghela nafasnya pelan. pria itu mencengkram erat kedua bahu cici. manik matanya menatap dan menyelam dalam pada bola mata milik gadis itu.
"lo jangan tanya gue kenapa gue bisa suka sama lo. karena jujur...gue juga nggak tau kenapa. semuanya berjalan gitu aja. gue juga kadang mikir, kenapa gue bisa suka sama lo?kenapa gue tiba-tiba care sama lo?kenapa gue rasanya nggak rela liat lo nyiksa diri lo hanya karena cowok sialan itu."kevin mengangkat tangan kanannya dan membelai lembut pipi cici. "dan akhirnya gue sadar. kalo gue mulai terbiasa dengan kehadiran lo di hidup gue. pertengkaran kecil kita, adu mulut antara lo sama gue yang nggak ada ujungnya, umpatan lo ke gue, cubitan maut lo,"kevin terkekeh pelan."gue udah mulai terbiasa akan itu. and see?gue suka sama lo karena gue udah terbiasa sama lo."

KAMU SEDANG MEMBACA
move on [END]
Teen FictionRasa saling menyayangi dan melindungi antara rani dan ical,membuat kedua insan yang berbeda itu berfikir bahwa rasa yang mereka punya hanyalah rasa yang biasa di miliki oleh sepasang teman. Tanpa mereka sadari rasa itu memilih untuk menuntut lebih d...