CP - 43

11.8K 390 0
                                    


Author's POV

Sudah hampir sebulan kejadian itu terjadi tetapi meskipun begitu rara tetap saja menyalahkan dirinya atas kemarahan renzho yang meskipun tidak meledak ledak tapi menurutnya kemarahan itu lebih menyakitkan dari batinnya dari pada kemarahan yang membuat fisik orang terluka, sejak itu juga rara sering menyempatkan dirinya untuk berkunjung kerumah bima atau ke kantor renzho hanya untuk sekedar meminta maaf atas kejadian yang menurutnya di luar perkiraannya itu tapi sayang renzho seakan tau niatnya itu dia selalu menghindar jika rara ingin menemuinya, dia hampir tidak pernah pulang ke rumah keluarga praja dia lebih suka menginap di apartementnya atau di kantor meski begitu mama renzho sudah sering menelpon anaknya itu untuk pulang tapi jawabannya selalu sama yaitu nanti, seperti sekarang reta sudah geram dengan kelakuan anaknya itu yang sudah tak pernah pulang kerumahnya, reta langsung saja menghampiri renzho ke kantor anaknya itu dengan wajah anggunnya dia melangkah menuju ruangan anak pertamanya itu.

brakkk

"RENZHO" teriak reta setelah mendorong pintu ruangan renzho sedangkan renzho yang merasa namanya terpanggil hanya melihat ke arah mamanya dengan muka datarnya

"maaf tuan " ucap sekertaris renzho menunduk 

" kamu boleh kembali ke tempatmu biar ini aku urus " ucap renzho singkat setelah mendengar perintah tersebut sekretaris renzho langsung saja berbalik dan kembali ketempat semula

" ada apa ma renzho lagi sibuk " ucap renzho memasang wajah lelahnya sedangkan reta langsung saja duduk di atas sofa yang telah di sediakan

" oh gitu kamu sekarang lebih mentingin kerjaan kamu dari pada mama yang khawatirin kamu dari kemarin hem " ucap reta sambil bersidekap renzho yang melihat mamanya akan marah segera menghampiri mamanya yang berada di sofa

"bukan gitu ma renzho kan kerja juga buat mama apalagi sekarang lagi banyak banget proyek proyek yang renzho harus tanganin ma" ucap renzho yang duduk di sebelah mamanya sambil merangkul mamanya agar tidak marah 

" tapikan mama sebel sama kamu, kamu pulang aja enggak mama kangen tau " rajuk reta pada anaknya dan renzho hanya bisa tertawa geli melihat kelakuan mamanya itu

" kan mama jaman udah canggih mah, mama kan bisa videocall sama aku kalo lagi kangen" bujuk renzho pada mamanya 

" tapi kan tetep aja kalo mama masakin makanan kesukaan kamu masak lewat videocall masakan mama bisa habis kan gak mungkin renzho"cercah reta 

" haha besok deh mah kalo semua pekerjaan renzho udah kelar renzho bakal kerumah buat mama renzho janji"ucap renzho pada mamanya 

" bener ya mama gak trima janji palsu soalnya " tuduh reta 

"ya ya ya masak renzho mau sih bohongin mama sendiri" ucap renzho menyakinkan 

" oke mama pegang janji kamu, oh iya mama lihat lihat kamu kurusan ya kamu jarang makan atau kamu kurang gizi" tuduh reta yang melihat badan anaknya yang lebih kurus dan wajahnya yang kusut tak terawat 

"makan kok ma serius kalo inget tapi" ucap renzho santai 

" ya ampun renzho kalo kamu gak inget berarti kamu gak makan dong, gimana mau jadi pemimpin yang baik kalo makan aja gak teratur terus kalo sakit kan kerjaan jadi keteteran sayang" ucap reta heboh 

" namanya juga kerja mah aku kadang lupa, mama gak usah khawatirin aku, aku bisa kok jaga diri aku sendiri lihat aku sehatkan sampai sekarang  " balas renzho menenagkan mamanya, reta yang melihat penampilan anaknya itu sangat khawatir pasalnya wajah penuh dengan bulu bulu yang dulu selalu dicukur tetapi sekarang di biarkan memajang, kantung mata yang menghitam tanda bahwa sang pemilik kurang tidur, baju yang tidak rapi dadi an rambut yang acak acakan 

"sayang kamu udah mandi belum?" tanya reta sambil mengelus elus pipi renzho sayang 

" udah tadi pagi ma kenapa" tanya renzho heran 

" kamu udah makan ?" tanya reta tanpa menjawab pertanyaan renzho

"ah aku baru ingat kalo aku belum sarapan tadi"  ucap renzho dengan ekpresi muka yang di buat buat 

"renzho dengerin mama, kamu jangan kayak gini mama lihat kamu kayak gini hati mama sakit karena mama merasa mama gak bisa jadi ibu yang baik buat anak anak mama, kamu juga gak bisa terus terusan menghindari semua orang yang ingin menemui kamu di luar pekerjaan, mama gak pernah ajarin kamu menghidar dari masalah mama selalu bilang bahwa kamu harus hadapi masalah itu meskipun seberat apapun kamu taau di balik ke jadian yang akhir akhir ini menimpa kita semua pasti ada sesuatu yang lebih baik yang akan kita dapat kedepannya dengan cara kamu rubah yang ada pada diri kamu sekarang terus raih kebaikan itu dan jadilah anak mama yang lebih baik dari ini bukan seperti ini mama sedih melihatnya mama seperti gagal membesarkan kamu" ucap reta yang tanpa sadar sudah menangis dalam pelukan renzho

" ini bukan salah mama ini salah renzho yang belum siap untuk menghadapi ini semua ma renzho terlalu takut akan semakin menyakiti dan mengecewakan semua orang mah, mama tau sendiri renzho paling tidak suka dengan kekerasan renzho bingung harus melampiaskan ke mana renzho renzho sebenarnya gak mau kayak gini mah" ucap renzho dengan mata berkaca kacanya 

" bukan berarti semua ini malah merusak hidup kamu renzho mama tau kamu setiap malam akan datang ke club club malam yang sialnya membuat kamu membeli semua minuman haram itu kamu akan mabuk dan yang lebih parah kamu akan membayar jalang yang ada di sana untuk kamu tiduri apa benar  yang mama katakan renzho " ucap reta di sisa sisa sesegukkannya setelah menangis 

" ba bagaimana mama tau" ucap renzho yang tadinya ingin menagis malah sekarang glagapan menjawab pertanyaan mamanya 

"koneksi mama luas dan kamu jangan berani beraninya mengelak" ucap reta sedikit mengancam 

" ya mama cumak dikit kok beneran " rajuk renzho

" dikit kata kamu, kalo cuma dikit kamu gak mungkin akan semabuk itu renzho dan kenapa kamu sekarang tidur dengan wanita wanita jalang itu renzho kalo mereka terkena HIV siapa yang akan rugi ? kamu renzho kamu" ucap reta dengan penuh penekanan

" bukan renzho ma yang mau tapi mereka yang sodorin diri mereka ke renzho sedangkan renzho kan pria normal ya pasti tergoda ma apa lagi dengan ke adaan mabuk" bela renzho

"sudah ah mama capek nasehatin kamu mending mama keluar  mau shopping, kalo kamu sakitkan kamu sendiri yang rugi bukan mama jadi mama pergi aja bye " ucap reta yang sudah capek menasehati anaknya 

" ma jangan gitu dong ma ya deh renzho turutin kata kata mama gak lagi deh renzho janji bakal berubah untuk mama oke ma" bujuk renzho

" janji" ucap reta dan di angguki oleh renzho 

" yaudah mana kartu kredit kamu" minta reta pada renzho, renzho yang tidak tau apa apa hanya bisa pasrah memberikannya 

" gini dong ini kartu kredit mama sita buat mama belanja, kalo gitu jangan lupa pulang dan kamu jangan hindari rara dia kakak kamu bukan salah dia juga atas peristiwa ini jadi maafin dia dan lanjutkan pertunanganmu kamu udah besar mama percaya sama kamu pasti kamu bisa memikirkan kedepannya" ucap reta sambil menepuk nepuk pundak renzho dan berlalu dari ruangan renzho 

" sial mama itu kartu kredit renzho" ucap renzho yang baru sadar kalo dia baru saja di kerjai oleh mamanya pasti kartu kredit itu bakal habis di tangan mamanya 

"semoga renzho bisa ma " gumam renzho setelah merenungi apa yang di katakan reta barusan 


TO BE CONTINUE 

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

HAI AKU BALIK LAGI 

INI SPESIAL IBU DAN ANAK HAHA 

HAPPY VALENTINE BAGI YANG MERAYAKANNYA 

DI TUNGGU YA YANG MAU NGASIH COKLAT BUAT AKU AHAHA (haha berharap banget)

jangan lupa vote and commentnya ya 


12 februari 2017

Complicated Problem ( Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang