Author's POV
Sejak kejadian yang dia lihat di kantor rey kemarin keadaan rara tidak lebih baik dari zombi karena tatapan yang kosong, mata bengkak hasil menangis semalaman dan suka melamun itu yang di tangkap oleh fefe mommynya. fefe bingung apa yang terjadi dengan anaknya itu karena sejak kemarin rara tidak mau keluar kamar meskipun hanya sekedar makan saja tapi tadi pagi ketika fefe menyiapkan makanan tiba tiba rara turun dari kamar dengan penampilan yang tidak bisa di katakan baik meskupun cara berpakainya tetap sama tapi di lihat dari raut wajahnya dia sedang tidak dalam kondisi yang baik.
" kamu yakin mau kerja sayang?" ucap fefe kesekian kalinya dan selalu sama rara hanya menjawab dengan anggukan kecil fefe yang melihat itu hanya bisa menghela nafas panjang
" kalo kamu sakit kamu istirahat saja ya muka kamu pucet banget nanti kamu pingsan lagi di kantor" bujuk fefe lagi agar rara tidak usah berangkat kekantor dengan keadaan seperti ini dan rara yang di bujuk seperti itu hanya diam sambil mengaduk serealnya
"hari ini biar axel mommy yang urus kamu berangkat dulu aja kalo kamu benar benar sibuk" ucap fefe mengalah akhirnya
"rara berangkat mom takut telat" ucap rara berdiri dari kursinya fefe sempat bingung dengan ucapan rara pasalnya ini masih sangat pagi untuk berangkat ke kantor
" kamu di antar sopir aja ya takutnya di jalan kenapa napa lagi, mommy tidak menerima bantahan" ucap fefe saat rara membuka bibirnya ingin membantah, setelah itu fefe membawa rara ke dalam pelukannya tanda bahwa dia perhatian dengan anaknya itu
"ya udah sana berangkat, kalo nanti pulang udah lebih baik cerita ke mommy ya masalah kamu, kamu masih punya mommy buat cerita jangan di pendam sendiri masalah gak bakal selesai kalo hanya mementingkan diri sendiri ya mommy percaya kalo kamu sudah dewasa" nasehat fefe yang hanya mendapat anggukan dari rara didalam dekapannya tanpa sepengetahuan fefe air mata rara mulai menetes tanpa bisa di cegah sedangkan rara cepat cepat mengusapnya dengan kasar
" rara pergi dulu ya mom titp axel buat hari ini" ucap rara singkat dan memaksakan senyumannya ke arah fefe setelah itu dia berlalu keluar rumah fefe menatap kepergian rara dengan nanar dia bisa merasakan apa yang di rasakan rara meskipun mereka tidak memiliki ikatan darah
###
sesampainya di kantor rara memasang wajah dinginya hanya menyapa seperlunya dan membalas sapaan hanya dengan anggukan untung masih pagi jadi masih belum ada karyawan yang datang hanya ada petugas penjaga di depan dan beberapa OB yang memang datang lebih pagi dari pada pegawai kantor yang lain untuk membersihkan kantor lebih dulu. langsung saja rara menuju ke ruangannya dia butuh menenangkan fikiran yang berkecambuk untung hari ini tidak banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan mungkin hanya beberapa file yang harus dia tanda tangani nanti. setelah memasuki ruangannya dia meletakkan tasnya dia atas meja dan duduk di kursinya di putar menghadap ke arah jendela yang langsung menyuguhkan pemandangan di luar.
"huffft" helaan nafas rara lelah kesekian kalinya
" tolong buatkan saya kopi sekarang" perintah rara kepada OB dari telpon yang menghubungkan keseluruh penjuru kantor tanpa menunggu jawaban dari sang penerima langsung saja rara menutup telponya dan kembali menikmati pemandangan di luar sana dengan pandangan kosong
10 menit kemudian
tok ... tok ... tok ...
"masuk " teriak rara pada orang di balik pintu
" maaf bu lama" ucap OB itu sopan
" taruh di meja saya setelah itu kamu boleh kembali" ucap rara dingin tanpa membalikkan kursinya menghadap ke arah karyawannya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Problem ( Terbit)
Разноеmenurut adira semua ini terlalu tiba - tiba, banyak kejadian yang menurutnya tidak masuk akal. tepat sehari sebelum hari pertunangannya orang yang sudah menjadi pacarnya lebih dari 3 tahun membatalkan pertunangannya demi menikah dengan wanita yang e...