Adira POV
"Arrrggghhhhh kapan sih pekerjaan gue selesai, kalo bukan gara - gara bos gila itu udah gue bakar nih laporan" batin gue
gue pun masih berkutat dengan laporan entah sampai kapan selesainya." ini harus gue selesaiin sebelum makan siang" ujar gue untuk menyemangati diri gue sendiri
tak beberapa lama kemudian laporan yang gue kerjain akhirnya selesai," ahh akhirnya selesailah laporan terkutuk ini " ujar gue dalam hati.
sambil merenggangkan otot tangan gue melirik jam yang ada di meja gue
"shitt udah jam 12 lewat 10 papa pasti marah, laporannya gue kasih ke pak rendra dulu baru gue ijin buat pulang ah" ucap gue
gue bangkit dari meja dan berjalan menuju lift untuk mencapai ruangnya pak rendra di lantai 12. beberapa saat kemudian saat gue mau masuk ke lift ada orang yang nyenggol bahu gue dan akhirnya gue jatuh
"aggh shittt" umpat gue pelan
"sorry " ujar orang yang nabrak gue
setelah nabrak gue orang itu berlalu tanpa nolongin gue yang jatuh karenanya akhirnya gue bangkit sambil ngucapin sumpah sarapah buat orang itu.
"shitt songong banget tuh orang gak pernah belajar etika apa buat nolongin orang" ucap gue jengkel
tanpa terasa gue udah ada di depat pintu pak rendra
tok tok tok
"masuk" saut orang yang ada di dalam
"permisi pak ini laporan yang bapak minta kemarin untuk di revisi" ucap gue sopan
" taruh aja di meja saya nanti saya akan cek lagi" ucap pak rendra tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas yang dia kerjakan
" baik pak, oh iya pak saya juga mau minta ijin untuk pulang cepat soalnya ada kepentingan yang tidak bisa saya tinggalkan apa boleh pak " ucap gue sedikit gugup, setelah gue bilang begitu pak rendra menatap gue dengan intens
"ehmm boleh asalkan tugasmu sudah selesai semua" ucap pak rendra enteng
dengan mata berbinar " baik pak tugas saya telah saya selesaikan semua berarti saya boleh dong pak untuk pulang sekarang" ucap gue semangat, pak rendra hanya menganggukkan kepalanya dan kembali berkutan dengan pekerjaannya tanpa banyak bicar
" ya sudah pak saya permisi" ucap gue sopan dan tak ada jawaban dari pak rendra
setelah keluar dari ruangan pak rendra gue langsung menelpon daddy biar daddy gak berfikir yang aneh aneh kenapa gue bisa telat
" halo dad"
"halo sayang, kamu kemana aja daddy udah nungguin kamu dari tadi"
" iya dad maaf rara gak bermaksud buat daddy khawatir, pekerjaan rara baru aja selesai"
" ya udah gak papa kamu langsung aja ke ruangan daddy ya daddy mau meeting sebentar"
" oke daddy rara berangkat sekarang"
" tungguin daddy di ruangan daddy jangan kemana mana "
" iya daddy ku sayang, rara ngerti kok"
"ya udah daddy meeting dulu ya sayang see you "
" oke daddy see you"
gue masukkan hp gue ke dalam tas dan gue masuk ke lift untuk menuju lantai dasar
"gue kesana naik apa ya, ehmm naik taksi aja deh dari pada nyusahin naya kan repot" batin gue
sesampainya di depan gedung kantor gue cari cari taksi tapi gak ketemu temu tumben tumbenan gak ada taksi biasanya rame kok, akhirnya gue memutuskan jalan sampai lampu merah deket kantor siapa tau ada taksi.
hiks hiks hiks bunda bunda hiks
suara apa tuh gue pun berbalik dan ada anak kecil yang meluk gue sambil nangis
"bunda hiks hiks tenapa bunda ninggalin atu?" gue pun bingung
ini anak siapa sih dateng dateng bilang kalo gue bundanya bikin repot aja, gue kan belum nikah batin gue sebal
to be continue
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ini khusus buat rara, siapa ya yang manggil rara dengan sebutan bunda
penasaran gak like dan komen ya biar aku sering sering update
maaf kalo typo bertebaran, maaf juga kalo feelnya gak dapet
maaf lama update soalnya lagi sibuk banget
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Problem ( Terbit)
Randommenurut adira semua ini terlalu tiba - tiba, banyak kejadian yang menurutnya tidak masuk akal. tepat sehari sebelum hari pertunangannya orang yang sudah menjadi pacarnya lebih dari 3 tahun membatalkan pertunangannya demi menikah dengan wanita yang e...