"Ni, jangan tiduran terus, elahh. Lanjutin lagi tuh,"
Gue merubah posisi kepala gue, menghadap Chanyeol yang sedang berkutat sama buku-buku soalnya.Saat ini gue lagi ngerjain tugas sejarah, nyatet kronologi lahirnya proklamasi Indonesia. Gimana ya bilangnya, gue itu udah paham kok semua kronologinya. Siapa coba yang nggak hapal kronologi lahirnya proklamasi? Dari zaman SMP, yang dibahas itu-itu aja, sih.
Cuma gue terlalu mager buat nyatet lagi. Kenapa sih nggak ujian lisan gitu aja? Harus banget nulis kaya gini buat nilai tambahan bulan ini apa? Nilai sejarah gue juga ga jelek-jelek amat, malah bagus jauh di atas KKM.
Gurunya kurang kerjaan emang.
Jadi, waktu gue udah nulis seperempat bagian, gue langsung berhenti dan merebahkan tubuh di sofa sejenak tapi malah keterusan sampe tiga jam. Mana besok sekolah lagi, sebel gue. Ditambah besok hari Senin. Kelar hidup gue. Hiks.
"Lima menit lagi," kata gue masih males.
"Ini ke seratus kalinya kamu ngomong lima menit lagi. Apanya yang lima menit?"
"Ngelanjutnya lima menit lagi," bales gue semakin males. Efek kekenyangan, rasanya gue pengen tidur-tiduran terus.
"Gabaik nunda-nunda pekerjaan, Ni. Kerjain gih," suruh Chanyeol.
Gue mengeluh kesal. "Aahh, magerrrrr Ceye. Yang mau ditulis banyak banget, Cey. Aku capek,"
Chanyeol meletakkan kertas soalnya di atas meja dan memandang gue lurus. "Capek gimana? Selama tiga jam kamu tiduran mulu. Badan kamu ga sakit apa tidur terus kaya gitu? Jangan banyak alesan, kerjain lagi sana."
Gue manyun. "Mck, Chanyeol mah gitu, gaasik."
Gue membenamkan muka gue ke bantal dan nggak memperdulikan Chanyeol ngomong apa lagi.
Tiba-tiba kaki gue yang gue luruskan naik di dinding, mendadak turun. Gue menoleh ke samping dan mendapati Chanyeol nurunin kaki gue ke sofa. "Lanjutin," katanya sambil narik-narik kaki gue.
"Ih, apaan sihhh, magerr," tolak gue kesal.
Chanyeol semakin menarik kaki gue. "Kerjain sekarang."
"Capek, beneran." jawab gue masih bermalasan.
"Ya sekolah itu emang harus capek. Kalo nggak mau capek yaudah kamu nggak perlu sekolah, gapapa."
Lah, tai. Nge-kick nya jago amat, tjuy.
Akhirnya, gue menggerutu kesal dan membalikkan badan dari posisi tengkurap gue. Chanyeol kembali lagi bekerja pada buku-buku soalnya, sementara gue mulai berniat mengerjakan kembali tugas gue.
Gue mencondongkan badan, melihat ke arah kertas fortofolio putih dimana Chanyeol menuliskan soal-soal disana.
"Eits, kamu ngapain?" Chanyeol menutup buku soal-soal itu dengan tangannya.
Anjir. Ketawan gue.
"Kamu mau ngintipin soal ulangan ya?"
Gue memutar mata. Chanyeol kalo nuduh suka ngeselin banget, padahal niat ngeliat aja gue males. Toh juga nanti kalo ujian, nilai gue pas-pas-an KKM, itupun karena gue nyontek jawaban sebangku gue.
"Ihh, enggak. Buat apa juga," jawab gue mengalihkan wajah dari Chanyeol. Gue kembali mengambil pena gue yang gue anggurkan selama 3 jam tadi.
Akhirnya, gue nulis lagi.
"Besok Yoora pulang?" tanya gue di sela-sela aktivitas nulis tugas gue.
"Iya. Kamu mau ikut?"
"Ikut kemana?" tanya gue naikin alis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Teacher [ADA DI WEBTOON]
Fanfiction[already completed] - [dihapus sebagian untuk kepentingan penerbitan] [ada di WEBTOON] Cantik sih, terkenal, hidupnya juga dikelilingi para cogan. Cuma ya gitu, orangnya bego, pecicilan, keras kepala, suka ngelawan, ga punya sopan. Terus tiba-tiba...