"Duel masukin bola ke ring, gimana?"
Gue ngamatin kak Mingyu yang naik turunin alis kanannya sambil muter-muter bola basket warna orange kayak warna kolor bunga-bunga gue.
"Yaudah, siapa takut."
Gue pun masukin koin dan bola basket berkeluaran.
"Siap? Tu wa ga!" seru kak Mingyu.
Karena ring kita bersebelahan, gue makin bersemangat ngalahin si item ini. Gue masukin bola satu persatu ke dalem ring tapi kak Mingyu nggak kalah semangat.
Oke, gue akuin dia jago. Yaiyalah, dia anak basket dulu di sekolah gue. Model beginian mah, nggak level sama dia.
Tangan gue udah capek. Skor gue masih 36 sementara kak Mingyu udah nyampe 88.
Shit.
Gue ngelempar bola lagi dan nggak berhasil masuk.
"Pftttt," kak Mingyu nahan ketawanya sambil ngeledek gue. Tai.
"Apa lo!" jawab gue galak.
"Cepetan, bego. Itu waktu lo udah mau habis."
Anying.
Gue pun ngelempar bola lagi dan meleset terus. Untung di detik ke tiga hitung mundur, gue berhasil meloloskan satu bola lagi. Dan permainan selesai. Capek.
"Gimana? Jago nggak gue?"
Gue ngeliat skor kak Mingyu. Daebak!
Skornya 124, coy.
"Iyalah, lo lawannya cewe, jelas lo menang." tipikal cewe yang nggak pernah nerima hasil kekalahan padahal jelas-jelas salah. Iya. Gue gitu orangnya.
"Yaudah, kalo gitu, lo yang nentuin deh main apa."
Gue mikir. Apa yang ena?
"Nge-pump aja, gimana? Tuh lagi kosong." gue nunjuk lantai pump yang biasa dipake anak muda buat adu kecepatan kaki dengan dance.
"Boleh deh boleh." kak Mingyu ngangguk.
"Level hard, ya."
"Lah, gak takut. Super hard juga oke aja gue, mah."
Sumpah, songong anjir. Ngeselin banget sebenernya. Tapi gimana ya, dia emang jago, gue nggak bisa mungkirin itu.
"Yaudah ayo,"
Jadi, gue dan kak Mingyu duel dance di wahana pump ini. Jangan tanya gue bisa apa enggak. Wajib gue bisa. Lisa dan Gege selalu kalah kalau udah ngelawan gue.
Bahkan, musik canon sampe rondo ala turca karya Mozart aja gue jabanin sampe kaki gue mau patah sebenernya.
"Musik nya apa?" tanya kak Mingyu.
"Jinggle bells aja, tapi level super hard. Berani gak?" tantang gue menaikkan dagu gue.
"Widih, siapa takut. Kalo kalah, nraktir ya."
"Oke,"
"Tu wa ga!"
Musik-musik natal super cepat itu diputar. Lantai pump berkelap-kelip menandakan bagian mana yang harus kita pijak.
Saking semangatnya, gue nggak pedulu seberapa banyak orang yang ngeliatin kita sekarang. Gue ketawa, kak Mingyu juga.
Rasanya beban gue hilang. Nggak ada yang harus gue pikirin sekarang selain kebersamaan gue sama kak Mingyu. Jujur, entah kenapa gue merasa nyaman. Gue bisa bebas melakukan apa bareng kak Mingyu sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Teacher [ADA DI WEBTOON]
Fanfic[already completed] - [dihapus sebagian untuk kepentingan penerbitan] [ada di WEBTOON] Cantik sih, terkenal, hidupnya juga dikelilingi para cogan. Cuma ya gitu, orangnya bego, pecicilan, keras kepala, suka ngelawan, ga punya sopan. Terus tiba-tiba...