1 | Senin

11.1K 1K 112
                                    

Di pagi hari yang indah, terlihatlah Taeyong yang masih bergelut di tempat tidurnya dengan wajah yang masih tetap tampan. Matanya sedikit terbuka dan entah mengapa, dirinya menghela napas secara perlahan.

"Hari apa ini? Astaga, sudah hari senin saja.."

Dirinya bangkir dari tempat tidur, merapikan tempat tidur, dan bergegas mandi. Setelah mandipun, raut wajahnya masih tidak terlalu senang, justru terlihat sangat flat, karena mengetahui hari apa hari ini. 

Baru saja tiba di sekolah dengan atribut lengkap, tiba-tiba saja Jaehyun datang dan merangkul Taeyong dengan erat.

"Ada apa dengan wajahmu?" ujar Jaehyun.

"Senin. Hari ini sudah hari senin." ujar Taeyong.

Jaehyun menoleh, "Ada apa dengan senin?"

"Coba kau bayangkan, hari senin ke hari minggu itu sangatlah lama, sedangkan hari minggu ke senin tidak sampai tujuh hari, 'kan?" protes Taeyong.

"Kau.. kalau mau protes jangan denganku. Protes saja dengan yang lain!" sewot Jaehyun.

Taeyong memutar bola matanya kesal. Sebenarnya yang membuat senin ke minggu itu siapa? Kenapa sangat cepat? Seharusnya, aku lahir lebih dulu, agar minggu ke senin itu jauh.

Mereka berdua mulai berjalan berdua menuju ke kelas. Terlihatlah banyak penggemar mereka yang teriak-teriak tidak jelas, hanya karena melihat mereka berdua yang baru saja datang ke sekolah.

"Kak Jae, tambah ganteng, 'kan?"

"Kak Taeyong, kapan mengajarkanku tentang mencintaimu?"

"Kak Jaeyong sangat kompak, ya.."

"Kak Jaehyun, aku suka kau!!"

"Kak Jaehyun itu milik aku, tahu!!"

"Ihh! Kak Jaehyun itu milik Kak Taeyong!!"

"Kak Taeyong itu yang milikku!"

"Aku istri sahnya Kak Taeyong, mau apa kau?!"

"Idih mimpi.. ada kaca? Wajah kau mirip dengan monyet kecampur dengan oli saja, mana bisa jadi istri Kak Taeyong!!!"muka lo kek monyet make oli gitu, mana bisa jadi istri kak taeyong!"

Akhirnya mereka berkelahi.

****

"Yong, penggemarmu datang."

Taeyong menoleh dan menghela napas pelan, "Iya."

Padahal Taeyong sudah ada di kelas dan duduk dengan manis di tempatnya, masih saja ada yang mengganggu kenyamanannya dalam melakukan aktivitas.

"Yong, arti bahasa inggris what itu apa?"

"Kau mau menjebakku, Jisoo?" tanya Taeyong.

Jisoo yang ditanya oleh Taeyong hanya bisa tertawa, karena idenya ketahuan, "Haha.. tahu aja kau!"

Taeyong adalah orang yang mudah bergaul dengan siapapun tanpa memandang status sosial seseorang. Dan hal itu lah point penting mengapa banyak orang menyukainya. 

"Jisoo, dimana Jinyoung?" tanya Taeyong.

Jisoo menghela napas, "Kau jangan membuatku mengingatnya lagi, Taeyong.."

"Sepasang kekasih yang tidak pernah akur.." goda Taeyong.

"Selingkuh. Dia selingkuh, Yong.."

Taeyong menoleh dan ucapan Jisoo sontak membuat teman-temannya yang lain terkejut, bahkan melongo tak percaya atas apa yang ia katakan kepada Taeyong barusan.

"Ha?!"

"Dia selingkuh di belakangku.." Jisoo senyum.

Hanbin yang biasanya cerewet langsung menatap Jisoo sedih, "Sudah aku bilang, 'kan.. sebaiknya kau menjadi kekasihku saja, Jisoo.."

Sontak semua orang termasuk Jisoo memukul kepala Hanbin dengan kesal.

"Lagi serius ini! Malah bercanda saja, Bin.."

Hanbin ketawa, "Jangan terlalu serius, bro.. Nanti kesayanganku di Korea marah.."

"Mimpi terus!"

"Jadi, bagaimana kau tahu?" tanya Nayeon.

Jisoo tersenyum, "Aku melihatnya sendiri dan aku masih menyayanginya."

"Anjing! Dan kau masih bertahan dengannya?" pekik Bobby heboh.

"Bukan anjingku, Bob.. tapi, aku dan Jinyoung.." kata Jisoo.

Taeyong tertawa, "Mengapa membahas anjing?"

"Sepertinya kau dan dia harus putus saja, Jisoo. Aku tak tahan melihatmu bersedih seperti ini." sedih Nayeon.

"Dia selingkuh dengan siapa?" tanya Taeyong.

"Tzuyu. Salah satu adik kelas yang menyukaimu. Kalau tidak salah, dia juga masuk ke club penggemarmu.." jawab Jisoo.

"Tzuyu? Benarkah? Ah~ padahal aku ingin menjadikannya sebagai kekasihku.." lirih Hanbin.

Bobby menepuk Hanbin, "Jangan terlalu berharap, Hanbin. Kau dan aku sama-sama di takdirkan untuk sendiri.."

"Aku lelah dengan kesendirianku ini, Bob. Hanya kita berdua yang tidak memiliki gadis yang dekat. Teman-teman kita yang lain ada yang mendekati ataupun didekati oleh orang lain. Sedangkan kita? Menyendiri selayaknya debu. Debu saja beramai-ramai. Aku tak mau menerima nasibku ini, Bob." lirih Hanbin.

Mereka tertawa mendengar curhatan dari Hanbin, tapi bodohnya Hanbin juga ikut tertawa mendengar ucapannya sendiri dan melihat wajah lucuk Bobby.

"Taeyong!! Mina mencarimu!!"

Taeyong menoleh dan pami dengan teman-temannya, "Aku duluan."

"Iya, Yong. Kita-kita tahu kalau kau dekat dengannya. Tak usah di publikasikan juga." goda Nayeon.

"Kau juga seperti itu, Nay.." Taeyong tertawa dan mengacak rambut Jisoo sebelum dirinya keluar kelas, "Berhenti di saat kau tidak bisa lagi, Jisoo."

Taeyong pergi dan meninggalkan teman-temannya yang masih menatapnya heran.

"Taeyong itu benar-benar boyfriend material. Tampan, romantis, setia, dan perfect! Aku bahkan tak tahu lagi ingin mengatakan apa untuk mendeskripsikan dirinya. Terlalu sempurna untuk manusia di dunia ini!" puji Nayeon.

Bobby menatap Nayeon, "Aku juga bisa seperti Taeyong, Nay.."

"Wajah kau tidak cocok, Bob." ujar Nayeon mantap.

life ❝✔❞ - taeyong jisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang