5 | Marah

5.2K 791 46
                                    

"Jisoo.. bagaimana bisa kau ada di sini?" tanya Taeyong kaget.

Jisoo terdiam di saat dirinya melihat Taeyong, bahkan ia berpura-pura tak mengenal Taeyong saat itu juga.

"Jisoo, aku bertanya. Kenapa kau kemari?" tanya Taeyong lagi.

"Aku bukan Jisoo." ujar pelan Jisoo.

"Jadi, kalau kau bukan Jisoo, kau siapa?"

Taeyong menarik tangan Jisoo untuk menjauhi club malam yang tentu saja membuat mereka tak sengaja bertemu.

"Kenapa kau masuk ke sana?" tanya Taeyong.

Jisoo menatap Taeyong kesal, "Kau juga kesana, 'kan? Jadi, untuk apa bertanya kepadaku?"

"Aku ke sana untuk bertemu dengan teman-temanku saja, setelah bertemu dengan mereka, aku langsung pergi," jelas Taeyong, "kau kenapa ke sana?"

"Aku.. aku ingin jadi gadis yang di sukai oleh Jinyoung, Yong." lirih Jisoo.

Taeyong tertawa, "Kau mabuk, ya? Tidak perlu menjadi orang lain, kalau menjadi diri sendiri sudah bikin kau nyaman."

Jisoo terdiam mendengar ucapan Taeyong kepadanya.

"Ya sudah, ayo kita pulang. Besok sekolah, mau pergi bareng?" tanya Taeyong.

Jisoo menganggukan kepalanya, "Boleh. Tapi, jangan telat besok, Yong.."

"Kapan  aku pernah telat ke sekolah sih, Jisoo?" tanya Taeyong.

"Bisa saja kau telat bangun, 'kan?" kata Jisoo.

*****

"Jisoo, pergi bareng dengan Taeyong ke sekolah, ya?" tanya Bobby.

"Sebaiknya, kau pulang denganku saja, Jisoo. Taeyong biasanya pergi dengan siapa, pulangnya dengan siapa. Ya, intinya sih, dia tidak komitmen." sindir Hanbin.

Taeyong tertawa mendengar ucapan Hanbin dan Bobby yang asal. Ah~ mereka berempat ditambah dengan Nayeon sedang kumpul di kelas yang lumayan sepi. Kebanyakan anak kelas mereka biasanya pergi pacaran ataupun ke kantin. 

Tapi, mereka yang sudah di kantin juga terkadang bosan. Apalagi kantin tambah ribut kalau ada mereka. Ya, namanya juga kantin. Kalau tidak beli makanan, ya bikin tugas di sana ataupun merusuh. 

Jadi, tinggallah Hanbin, Bobby, Taeyong, Jisoo dan Nayeon yang ada di kelas sebagai penunggu kelas, karena mereka adalah jomblo terhormat.

"Aku.. kalau menjadi gadis, pasti sudah cinta mati dengan Taeyong. Boyfriend material sekali!" ujar Hanbin.

Bobby menatap Hanbin, "Jangankan kau yang  ingin jadi gadis, aku yang pria asli yang ada pisangnya saja terpesona dengan taeyong, bayangkan saja kalau yang gadis asli."

"Tidak usah di bahas juga tentang pisang-pisang, Bob.." tegur Jisoo.

"Aku suka pisang, kok.." kata Wendy santai.

Hanbin melongo, "Aku juga, nih. Jangan-jangan kita berjodoh?"

"Upil anoa kau! Tidak mau aku berjodoh denganmu!" tolak Wendy.

"Kasihan sekali kau, Bin. Di tolak oleh Wendy.. hahaha!!" Bobby tertawa dengan kuat.

"Makan, yok? Kalian tidak merasa kalau hanya kita berlima saja yang berisik?" tanya Jisoo.

"Demi neng Jisoo, abang mau makan sama eneng.." nyanyi Bobby.

Taeyong tertawa, "Gila sekali kau, Bobby!!"

"Bukan temanku! Bukan temanku!!" canda Jisoo.

Mereka tertawa bersama dan pergi ke kantin tanpa memperdulikan sekitar mereka yang sama berisiknya dengan mereka. Tapi, tiba-tiba saja Tzuyu yang terlihat sangat kesal melihat Jisoo berbahagia dengan Taeyong, langsung menyiram Jisoo menggunakan air yang ia bawa.

"Brengsek kau, Kim Jisoo! Tidak adakah harga dirimu?! Berani sekali mengganggu kekasihku!" bentak Tzuyu.

Semua orang terkejut melihat aksi gila Tzuyu yang berani sekali. Jisoo terdiam di saat dirinya di siram lagi oleh Tzuyu. Taeyong menahan amarahnya yang sebentar lagi akan keluar.

"Kekasih kau siapa? Aku tak tahu. Aku juga tak merasa!" ujar Jisoo acuh tak acuh.

"JINYOUNG! PARK JINYOUNG! KEKASIHKU BERNAMA PARK JINYOUNG!!" teriak Tzuyu.

Jisoo tertawa dan menatap Tzuyu tajam, "Itu kekasih kau? Bukankah dia lelaki yang kau rampas dariku?"

Tzuyu terdiam sebentar, "BRENGSEK! AKU TIDAK MERAMPASNYA! KAU BENAR-BENAR TIDAK DI AJARKAN SOPAN SANTUN OLEH KEDUA ORANG TUAMU, 'KAN?!" caci Tzuyu.

Jisoo tersenyum, "Kau bilang apa tadi?"

Tzuyu terkejut mendengar ucapan Jisoo. Jisoo tersenyum, tapi Tzuyu merinding. Entahlah, dirinya juga tak tahu.

"Kau pikir kau lebih kaya dariku? Benarkah?!" Jisoo tertawa, "Justru aku yang lebih kaya dari kau, sayang. Aku bahkan bisa membuatmu di keluarkan dari sekolah ini, tapi aku tidak sejahat itu. Dan juga, kau boleh memperlakukanku seperti apapun itu, tapi jangan pernah mengganggu ataupun melibatkan orang tuaku yang berharga!" Jisoo tersenyum sinis.

"Aku bisa saja bermain kasar denganmu, entah itu menamparmu, meminta temanku untuk memukul ataupun membunuhmu, tapi aku masih ada hati nurani. Orang tuaku mengajarkan banyak hal positif, berbeda dengan kau yang di ajarkan tapi tidak menerapkannya." lanjut Jisoo.

Jisoo pergi menjauh dari Tzuyu. Lagi-lagi Taeyong tersenyum manis kepada Jisoo yang pergi entah kemana dan tersenyum tipis kepada Tzuyu yang masih terkejut dengan ucapan Jisoo.

"Sudah aku bilang, bukan? Kau salah memilih lawan."

life ❝✔❞ - taeyong jisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang