4 | Ribut

5.4K 760 52
                                    

"DASAR CABE! KAU MENCARI MASALAH DENGANKU!!! BERANI SEKALI FITNAH TEMANKU!!!" teriak Rose kesal.

Seisi kantin langsung terkejut melihat Rose yang tiba-tiba teriak dan menghampiri tempat Tzuyu, Dahyun, dan Chaeyoung. Tzuyu terlalu bingung melihat Rose yang marah-marah kepadanya.

"Ada apa?" tanya Tzuyu.

"ADA APA KATAMU?! APA MAKSUDMU MENGHINA JISOO, HA?!" bentak Lisa.

"Menghina apa, ya? Dia benar-benar jelek, kok.." jawab santai Tzuyu.

Kedua teman Tzuyu tertawa dengan gaya sok imut mereka. Tzuyu menatap heran kakak kelas yang ada di hadapannya. Lebih tepatnya memandang jijik. Di saat Taeyong datang, Tzuyu langsung mengubah raut wajahnya dan tersenyum ramah kepada Taeyong. 'Kan murahan jadinya.

"Kak Taeyong~" sapa Tzuyu dkk.

"Tzuyu, kenapa menyiram Jisoo?" tanya Taeyong pelan.

Tzuyu tersenyum lebar, "Kak Taeyong, dia 'kan cewek jelek. Belum lagi, yang aku dengar dari orang lain kalau dia cewek miskin yang mau memperalat kalian. 'Kan aku menjaga kalian, kak.."

"Mau dia miskin atau tidak, dia manusia loh, Tzuyu. Kau sudah merampas kekasihnya, sudah itu menghinanya, di tambah lagi kau menyiramnya sampai basah kuyub seperti itu." Taeyong menatap Tzuyu.

Senyum lebar Tzuyu menghilang di saat Taeyong berbicara tentang kelakuannya kepada Jisoo. Taeyong tetap tersenyum, tetapi menatapnya tajam. Sangat tajam.

"Kau merampas kekasihnya, berarti menyakitinya. Kau menghinanya, berarti menambah rasa sakit hatinya. Dan terakhir kau menyiramnya sampai basah kuyub seperti itu, menambah banyak rasa sakit hatinya." Taeyong menghela napas.

"Kau masih adik kelas di sini. Jisoo seangkatan denganku dan dia juga kakak kelas kau. Tidak bisakah kau bersikap sopan kepadanya, walaupun kau tidak menyukainya."

Tzuyu terdiam. Dan tak tahu mengapa, tiba-tiba tubuhnya sudah di siram oleh seseorang yang tidak Tzuyu ketahui siapa.

"Enak sekali bukan di siram menggunakan makanan dan minuman mahal?" sindir Hanbin.

Bobby tertawa kuat, "Sudah di bilang 'kan, mau Jisoo itu kaya atau miskin, kita semua yang akan membalas perbuatan kalian yang sangat tidak sopan. Haha.. cocok sekali dengan seragam kau!"

"Jangan salahkanku!!! Tanganku yang menumpahkannya tadi.." kata Jaehyun santai.

"Yah~ sama saja, Jae. Tanganku juga yang menyiramnya, nih." sahut Yuta cuek.

Ten tersenyum lebar, "Lihat sini, dong. Mauku abadikan momen terindah ini. Sekalin di sebarluaskan, ya? Tentu saja boleh, dong.."

Taeyong tersenyum tipis dan berkata, "Kau mencari masalah ke orang yang salah, Tzuyu."

*****

"Apa yang kau lakukan? Sudah aku bilang 'kan, aku tidak pernah menyukaimu!" bentak Jinyoung.

Jisoo tersenyum lebar seolah-olah tidak peduli dengan ucapan Jinyoung, "Jinyoung, aku tahu kau ingin membuatku cemburu. Iya, aku mengaku. Aku cemberu dengan sikapmu ini."

"AKU. TIDAK. SUKA. SAMA. KAU. LAGI. CUR." eja Jinyoung.

Jinyoung terdiam di saat dirinya mendengar ucapan terakhir Jinyoung. Matanya memerah dan hatinya tiba-tiba sakit di saat Jinyoung mencacinya seperti itu.

"Kenapa kau seperti ini? Aku tahu kamu tidak pernah seperti ini, Jinyoung.." lirih Jisoo.

"Aku seperti ini karena kau tidak mau aku 'pakai'! Kau sungguh-sungguh anak rumahan! Sekali saja aku mengajakmu pergi, kau pasti tidak mau! Aku bosan memiliki kekasih sepertimu yang hanya bertemu di kantin, sekolah, dan rumahmu di saat orang tuamu ada!" sahut Jinyoung marah.

"Rumah kau juga tidak terlalu bagus untukku. Masih bagus rumahku. Jijik aku dengan kau! Pergilah sejauh mungkin dari hadapanku!!" tambah Jinyoung.

"Jinyoung.. kenapa kau seperti ini?" ujar pelan Jisoo.

"BERISIK!"

Jisoo menundukan kepalanya, menahan tangisan yang menyebalkan. Sesaat kemudian, Jinyoung menabrak bahunya dengan sangat kuat dan meninggalkannya seorang diri dalam keadaan menangis dalma diam.

"Iya, aku tahu aku tidak pantas bersanding denganmu. Aku tahu aku tidak bisa bebas seperti gadis yang lain atau menjadi gadis yang kamu sukai, tapi aku lebih suka menjadi gadis baik-baik daripada gadis yang telah rusak, Jinyoung. Aku mengikhlaskanmu, Jinyoung. Iya, aku mengikhlaskanmu melepaskan dirimu dariku."

****

"Kak Taeyong, coba pilih. Sevenfriday atau Daniel Wellington?"

Taeyong menoleh dan menatap gadis di sebelahnya dengan tatapan bingung.

"Kau mau membeli yang mana?"

"Bagus semua, sebenarnya. Aku bingung mau beli yang mana, kak."

Taeyong menghela napas, "Ya sudah, tidak perlu di beli saja kalau bingung."

"Tapi, jam seperti ini harus ada, kak. Masa aku tidak ada koleksi terbaru dari brand itu?"

"Somi.. aku saranin saja, kamu lebih baik membeli buku. Kau suka baca novel, 'kan?" tanya Taeyong.

Somi mengangguk bersemangat, "YA!"

"Ya sudah, kau seharusnya beli buku saja daripada beli jam itu. Jam bisa belinya kapan-kapan."

Somi tersenyum lebar, "Baiklah. Kalau begitu, kita ke toko buku saja, Kak. Tapi, pulang dulu. Nanti mama mencariku."

Taeyong tersenyum dan membatin, untung saja aku promosi buku.

life ❝✔❞ - taeyong jisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang