15 menit, waktu yang sangat minim sekali memang untuk belajar, tapi berkat angga, kalila semakin mengerti pelajaran kimia, dirinya merasa siap kali ini.
........
KRINGG!!!!
Bel masuk pun berbunyi, tiba saatnya untuk masuk ke kelas masing-masing. Pengawas yang mengawas kali ini adalah guru yang terkenal killer, semua murid yang diajar oleh guru ini pernah merasakan yang dinamakan sanksi. Menurut rumor yang beredar dikalangan pelajar, guru ini sangat amat berbahaya, dan nampaknya memang benar, guru ini lebih ganas dari bu vivi.
Siswa-siswi di ruang 5 seketika rapi, karna mereka sudah tau betul siapa pengawas ini. Amplop coklat yang di genggam oleh pengawas itu seakan menjadi kesengsaraan bagi para murid yang ada di ruang 5.
Beda halnya dengan ruang 4, pengawas di ruang 4 kali ini adalah seorang guru yang cantik, styles, dan berhumor tinggi. Amplop coklat yang dibawakan oleh guru itu membuat mata murid di ruang 4 ini menjadi berbinar-binar. Semangat yang tinggi untuk mengisi ujian pasti akan di lakukan oleh murid di ruang 4 kali ini, pasalnya mayoritas murid di ruang 4 adalah murid laki-laki, jadi guru yang cantik dengan selera humor tinggi akan menjadi incaran bagi anak laki-laki di ruangan ini.
30 menit sudah ujian berlangsung, dan angga sudah keluar sejak tadi karna ljk nya sudah terisi penuh. Tapi tidak hanya angga kali ini yang sudah selesai, kalila pun sudah menyelesaikan ujian kimianya kali ini. Kalila tidak menyangka jika ujian kimia yang hanya 15 belajar dengan angga terasa sangat mudah, 30 menit mengisi ujian? Rasanya seperti bermimpi di pagi buta.
"Anggaa!!!!!!"
"Wuy?" Kata angga dengan singkat tanpa menatap kalila, kali ini mata angga tertuju pada buku yang ada di tangannya.
"Novel? SEJAK KAPAN LO SUKA BACA NOVEL??!!!"
"Ngomong yang lo mau omongin dan gausah bawel! Tadi gada lo gua baca nya nyantai aja, masa pas ada lo jadi riweuh gitu gua bacanya. "Kata angga sambil menaikkan sebelah alisnya dengan mata tetap menatap novel yang digenggamnya.
"Lahh?? Salah aing dimanaa? Pan nanyaaa, terus yaa maksud dari perkataan lo tadi apa ya? Mau gue pergi? Ngusir gue gitu?" Kata kalila sambil menunjukkan telunjuknya ke kantin bu edah.
"terus maksud lo juga apa? Nunjuk kantin bu edah, belajar kalila!! Jangan cuma makan, main hp, tidur, baca novel! Otak gimana mau pinter kalo gituu?"
"Yarin aja sii, apa peduli kamu sama aku bambang? HAHAHA JYJYQ. HAHA, oke ini garing. Ayo ah ke kantin bu edah... " kata kalila sambil menarik tangan angga.
Kantin bu edah masih sepi, layaknya rumah yang sudah lama tidak ditempati, tidak ada tanda-tanda munculnya pelanggan disana. Hanya ada kupu-kupu yang terbang bebas di halaman kantin, daun-daun kuning yang berguguran di depan kantin bu edah semakin menambah kesan horror tempat ini. Bu edah memang belum menua, tapi bu edah mempunyai sakit pinggang dan mungkin tidak mampu untuk menyapu lagi karena sakit yang akan dirasakan ketika memaksakan menyapu.
Sapu yang ada di luar warung sudah sedikit lapuk, lumut yang menempel di bagian gagang sapu lidi ini sangat memperlihatkan tidak pernah digunakannya sapu lidi itu. Memang tidak aneh jika keadaan sapu lidi di kantin bu edah seperti itu, pasalnya sejak kalila kelas 1 sma juga sapu itu sudah tergeletak di tempat yang sama, tidak berubah sedikitpun sampai kalila kelas 3 sma sekarang.
"Angga, gue rada kasian sih ya sama kantin bu edah, gaada menariknya sama sekali gitu kantin bu edah, ya kan?"
"Hm. "Kata angga menangguk sambil memandangi sekeliling kantin bu edah.
"Gue makan di kantin aja berasa lagi ada di rumah hantu tau ga? Lu ngerasain gitu ga sih?"
"Hm. "Jawab angga dengan singkat.
"Ihhh seriusssss, yaudah kalo gamau bantuin mah gapapa sih, biar gue aja yg beres-beresin kantin bu edah. "
"Emang bisa?" Kata angga singkat dengan mata yang masih membaca novel.
Angga memang sengaja memacing kalila agar kalila berkata lalu menjalankan, tidak seperti biasanya yaitu kalila yang berbicara tanpa adanya gerakan.
"bisa lahh, lo pikir gue cewe apaan coba, liat aja nanti jadinya gimana. "
Kalila yang merasa kesal dengan perlakuan angga kepadanya pun langsung melesat untuk membereskan kantin bu edah, halaman yang tadinya adalah sarang daun kuning yang berguguran pun perlahan-lahan mulai bersih. Seragam putih yang dipakai oleh kalila pun sudah kotor tak karuan tanpa di sadari, rambut yang tadinya di gerai pun seketika berubah menjadi rambut yang asal jepit oleh kalila. Bangku dari kayu yang ada di depan kantin bu edah pun mulai diangkat kalila dengan penuh tenaga.
Dengan terpogoh-pogoh kalila mengangkat bangku kayu yang beratnya mungkin hampir menyamai dirinya atau bahkan lebih, dan tiba-tiba saja ada tangan yang ikut membantu kalila, tangan yang tadi hanya mampu memegang novel.
"Ini tuh berat, kerjaan laki kalo yang begini tau ga?" Kata angga sambil mengangkut bangku ke posisi yang tepat.
"Ih dasar, pahlawan kesiangan banget lo, tadi cuma jawab hm padahal pas gue ajakin beberes, giliran sekarang mau nasehatin gue? Basi lo ah. "
"Udah di bantuin masih aja marah anjir, capek hayati itu bang. "Kata angga sambil menaruh telapak tangannya di dada.
"Jijik bego, udah ah cepeet, udah sore nihh kakek pasti bakal marah nanti. "
"Hm. "Kata angga dengan singkat lagi.
Pekerjaan berat yang tadinya hanya dilakukan sendiri oleh kalila pun sekarang menjadi ringan karena angga membantu, tidak perduli bagaimana cara menjawab angga yang pasti kalila saat ini sangat bahagia karena memikirkan sesuatu di masa depan yang dulu pernah terfikir olehnya saat beres-beres kamar nya.
To be continue.....
KAMU SEDANG MEMBACA
From Me To You "I LOVE YOU" [COMPLETED]
Teen Fiction[COMPLETED] #1 in teenstories #11 in complete #847 in teenfiction #919 in teenfiction Kalila callista syswanto (emma watson), adalah seorang wanita yang cantik yang lahir dari keluarga yang serba kecukupan. Kehidupannya sangat indah, sampai a...