Prolog

5.1K 338 4
                                    

"Kau seharusnya tak berada disini.", pertanyaan itu meluncur begitu saja dari belahan bibirnya tanpa dapat ia cegah. Timbul sedikit penyesalan dalam dirinya, terlebih ketika sosok itu berbalik dan menatapnya dengan senyuman yang begitu ganjil. Itu bukan dirinya. Seorang Halilintar yang ia tau takkan pernah tersenyum seperti itu. Apa yang....
"Aku pun tak berharap ada disini. "
Kemudian senyumnya luntur dan tatapan mata yang tajam itu mendadak kosong. Saat itu pulalah Gempa merasa ia kehilangan nafasnya.
'Apa yang telah kami perbuat padanya? Kenapa semua harus jadi seperti ini?'
"Aku akan baik-baik saja. Karna itu," Halilintar menggantungkan ucapannya dan menatap ke arah Gempa sekali lagi. Sebuah perasaan tak enak langsung menyergap si pemilik iris emas. Seperti ada yang mengatakan padanya bahwa tak seharusnya ia berada disini mendengarkan sang kakak. Karna yang harus dilakukannya adalah....
"Berjanjilah kau akan baik-baik saja dan menjaga mereka untukku."
Dan setelah mengatakan itu, Halilintar menghilang dari hadapan sang adik yang hanya bisa berdiri terpaku di tempat. Iris emasnya membola dan tangannya terulur untuk menggapai sang kakak. Namun kegelapan lebih dahulu merenggutnya. Dan pemandangan akan senyuman terakhir sang kakak selalu terbayang di benaknya bagai minpi buruk yang mengikutinya setiap malam.
"Kak Hali!!! "

To be Continued...

TegamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang