Unheard Voice

1.5K 172 3
                                    

Disclaimer : Boboiboy selalu kepunyaannya Monsta

Warning: Super OOC Halilintar. Cruel Elemental Siblings.. ;)

So many OC and Typos....

And last...

Happy Birthday Our Hero!!!!! XD XD XD

Wish you all the best!!!!!

-------

"Untukmu yang membaca surat ini, apakah kau masih menggenggam impian itu? Aku disini berharap bahwa kau akan terus menggenggamnya. Meski saat ini rasanya aku tak mampu. Meski saat aku menuliskan surat ini aku sudah siap akan segala kemungkinan untuk menyerah. Namun kuharap kau masih memegangnya. Karena harapanku adalah harapanmu. Dan harapan kita adalah suara yang tak terdengar. Jadi, meski kau harus menangis, aku harap tangisan itu tak lagi seperti tangsianku saat ini......."

-------

"Hei, Hali-chan. Apa kau benar-benar tidak akan memberikan ciuman perpisahan untuk onii-chan mu yang tampan ini?"

"Tidak!" adalah apa yang tertulis di buku sketsa itu. Dan Halilintar dengan teganya menyodorkan benda itu tepat ke mata sang kakak angkat. 

"Oh ayolah..... Aku hanya ingin membiarkanmu tidur lebih lama...", kilah Iori masih berusaha membujuk remaja 17 tahun itu. Sungguh angka yang tak dapat dipercaya mengingat bagaimana Iori maupun Yuto memperlakukannya. Dan hal itulah yang sebenarnya membuat Halilintar marah. Bukannya ia tidak suka dengan semua perhatian itu. Ia justru senang kalau boleh jujur. Hanya saja... Sulit baginya untuk terbiasa dengan kebaikan dan perhatian yang diberikan oleh Iori dan Yuto. Ia akan sangat merasa malu seakan ia tak pantas mendapatkan semua itu. Bahkan saat ini Halilintar sangat yakin wajahnya sudah memerah bak kepiting rebus. Dan lebih buruknya lagi, Iori dan Yuto tak henti-hentinya menyebutnya dengan panggilan yang memalukan itu.

"Tapi aku harus bekerja..."

Tidak ada tanda seru. Dan itu artinya cara bicara Halilintar sudah mulai melunak. Baik Iori maupun Yuto memahami hal itu, jadi keduanya tersenyum.

"Kami tau..", Yuto mengulurkan tangannya untuk mengelus kepala Halilintar yang terlindung oleh topi berwarna hitam merah tersebut. "Karena itu kami ingin membiarkanmu beristirahat lebih lama."

"Kami tidak ingin adik kesayangan kami ini kelelahan...", ucap Iori menambahi. Perlahan Halilintar menurunkan buku sketsa baru miliknya. Ya, tadi Yuto dan Iori menghadiahkan buku itu padanya untuk memudahkannya dalam berkomunikasi dengan orang lain. Karna... Yahh bagaimana mengatakannya ya? Menurut kedua kakak beradik itu Halilintar itu tipe orang yang mudah disalahpahami. Terlebih dengan kondisinya yang sekarang. Oleh karena itu keduanya sepakat untuk memberikan Halilintar buku sketsa.

"Tapi....." Halilintar menghentikan gerakan tangannya. Ia tidak tau lagi harus menulis apa.

"Tidak apa-apa... Berangkatlah kerja sekarang. Aku yakin Rei tidak akan memarahimu. Dan kalau dia memarahimu, kau bisa mengatakannya padaku. Biar aku memberinya pelajaran karena telah memarahi adik kesayanganku.", ujar Yuto seraya menunjukkan kepalan tangannya. Mau tak mau hal tersebut membuat Halilintar terkekeh ringan.

"Terima kasih. Oniichan ^_^"

"Kyaaa.... Hali-chan. Kau imut sekali...."

Dan Halilintar langsung menghidar dan meninggalkan rumah itu sebelum pelukan Iori berhasil meremukkan tubuhnya. Namun tak lupa ia melambaikan tangan pada kedua kakak angkatnya itu sebagai ganti kata pamit dan terima kasih.

"Hati-hati Hali-chan. Jangan lupa sering-sering main kemari...."

"Setidaknya aku bersyukur karena mereka tak benar-benar menghancurkan senyummu Hali-chan", bati Yuto seraya tersenyum tipis.

TegamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang