Halilintar

1.7K 161 17
                                    

Disclaimer dan warning masih sama... :)

Happy reading

-------

Manusia adalah makhluk yang lemah. Sangat lemah sampai-sampai membuat ia seakan-akan bisa hancur dengan sedikit goncangan. Ya, memang itulah kenyataannya. Manusia itu memang lemah. Mereka mudah rusak, mudah hancur, dan mudah tersakiti. Namun justru hal-hal seperti itulah yang membentuk manusia. Mereka akan kembali bangun setelah jatuh, bangkit setelah terpuruk dan berusaha menyembuhkan diri ketika terluka. Meski nyatanya hal itu terasa begitu sulit bagi sebagian manusia. Kehancuran yang mereka rasakan dijadikan batasan diri untuk terus bangkit dan berkembang. Wajar memang, jika hal semacam itu pernah terlintas dalam benak. Karena 'jatuh' bukanlah hal yang menyenangkan. Dan jika kau bangkit maka akan ada kemungkinan kau akan 'jatuh' lagi. Dan tentu tidak ada orang yang mau jatuh dan mengalami rasa sakit yang sama. 

Namanya adalah Halilintar. Dan ia sudah jatuh berkali-kali, namun ia tetap kembali bangkit. Tapi bukan berarti tidak akan ada masa dimana ia berhenti untuk mencoba bukan? Masa dimana ia benar-benar hancur sepenuhnya sampai-sampai tak mampu lagi menyatukan serpihan dirinya agar bisa bangkit kembali.

Namanya Halilintar, yang dua puluh tahun lalu kehilangan keluarganya dan terjatuh untuk pertama kalinya dalam jeratan takdir. Yang menjadi pegangannya hanyalah sebuah harapan kecil untuk masa depan. Masa depan yang bahkan tak terlihat namun ia yakini ada. Masa depan yang membuatnya tetap waras. Dan masa depan dimana ia bisa kembali ke pelukan orang-orang yang dicintainya....

Namanya Halilintar, pria berkacamata yang murah senyum. Namun senyum itu adalah kamuflase untuk menyembunyikan dirinya yang hancur dengan perlahan. Agar mereka tidak pernah sadar, agar mereka tetap bisa tersenyum.

Namanya Halilintar, 25 tahun dan ia memutuskan untuk bunuh diri ketika akhirnya dirinya hancur berkeping-keping. 

Namun siapa yang tau bahwa takdir punya rencana yang berbeda untuknya. Dan ia tidak pernah tau, bahwa akan ada hari dimana takdir mempertemukan ia dengan masa lalu.

-------

"Salam kenal Halilintar. Pernalkan namaku adalah Crey. Aku adalah utusan Tuhan untuk menyampaikan kebahagiaan pada kalian."  

Sosok di hadapannya tersenyum dengan ramah, seolah-olah hal luar biasa yang baru saja dikatakannya adalah hal wajar yang bisa dibicarakan dengan mudah kepada semua orang. Sungguh, sebenarnya ada banyak sekali hal yang ingin ia tanyakan kepada orang itu. Terlalu banyak hal yang tak ia mengerti, termasuk alasan kenapa ia justru malah terdiam dan hanya memandangi pria muda bernama Crey tersebut.

"Utusan Tuhan?", bibirnya bergerak membentuk kata dan Halilintar menyadari bahwa ada suara yang mewujudkan kata-kata itu. Ia terkejut tentu saja. Tak menyangka bahwa suara yang sudah lama absen dalam kehidupannya kini kembali lagi. Namun kembalinya suara bukanlah pertanda baik bagi Halilintar sendiri. Karna ia tau, kembalinya suaranya membawa serta kenangan pahit jauh di masa lalu yang berusaha ia lupakan bersama dengan suaranya.

Teriakan, jeritan takut, desisan kesakitan yang diiringi dengan bunyi kejam cambuk yang memecah udara atau tongkat kayu yang menyakitkan serta bentakan yang menyuruhnya untuk diam. Semakin banyak ia bersuara, semakin sering ia mendapat cambukan, atau tendangan. Membuat ia semakin takut untuk bersuara, takut untuk berbicara hingga kini akhirnya ia lupa bagaimana rasanya memiliki suara.

Sebuah sentuhan hangat menyentuh pundak Halilintar yang tiba-tiba saja terkena serangan panik. Membuat anak itu tersentak lalu menatap Crey yang balas menatapnya sambil tersenyum. Pria itu meraih kedua tangan Halilintar yang digunakannya untuk menutup kedua telinganya, menggenggamnya dan menarik sosok itu dalam pelukannya.

TegamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang