Other Side

1.7K 185 4
                                    

Disclaimer

Boboiboy selalu menjadi milik Monsta, kalau Iori dan Yuto milik saya... XD

Warning: Super OOC Elemental Sibling terutama Halilintar... :)

Elemental siblings 15 years old

Yuto & Iori 23 years old

Happy Reading... 

-------

"Aku berharap aku bisa bertahan disana. Namun mereka yang menjadi alasanku bertahan, mengkhianatiku seolah mengulurkan tangan waktu padaku."

-------

Fujisawa Iori menatap anak yang tidur di atas pangkuannya dengan sendu. Tadi, setelah sarapan, anak itu bersikeras ingin langsung pergi bekerja. Namun berkat paksaan Iori dan bujukan Yuto akhirnya Halilintar bersedia untuk tinggal sebentar. Bukan tanpa alasan sebenarnya Iori melakukan hal itu. Hanya saja, ia menyadari raut pucat yang ada di wajah sang adik angkat. Halilintar juga tak tampak bersemangat. Nafsu makannya pun kurang. Ditambah dengan perban yang melilit telapak tangannya. Dan Iori tidak membutuhkan orang jenius untuk bisa menebak apa yang telah terjadi. Dan hal itu pasti tidak akan jauh-jauh dari sikap adik kandung Halilintar. Terbukti sudah. Hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk Halilintar hingga akhirnya tidur begitu Iori mengajaknya menonton di ruang keluarga. Dan meski ia tau bahwa sang adik harus bekerja, ia membiarkannya istirahat begitu saja. Karena ia tau, jika tidak ditahan, maka Halilintar akan terus memaksakan dirinya. Terus begitu sampai dirinya hancur. Begitu banyak hal yang telah terjadi hingga saat ini. Sangat banyak hingga membuat anak ini terlihat begitu rapuh. Iori berpikir, tak cukupkah penderitaan yang telah ia alami selama ini? Apakah anak ini tidak berhak atas kebahagiaan? 

"Maaf.... maafkan aku..."

Bayangan seorang anak laki-laki berumur 13 tahun yang tengah meringkuk di sudut ruangan kembali terbayang di benak laki-laki berusia 23 tahun itu. Itu adalah pemandangan paling menyakitkan dalam hidupnya. Sangat menyanyitkan hingga ia sampai menitihkan air mata saat itu. Dan kini pun, setiap kali mengingat masa-masa itu, Iori selalu berusaha keras untuk menahan air matanya.

"Jangan menangis." sebuah suara membuat Iori tersentak. Ia mengangkat kepalanya dan pandangannya beradu dengan mata sang kakak kembar, Yuto.

"Jangan menangis, setidaknya jika ia berada disini.... Kau tidak ingin membuatnya kembali merasa bersalah kan?"

Iori hampir terisak. Namun ia mencoba menahannya. Ia kemudian kembali mengusap rambut Halilintar yang kini tengah tidur nyenyak di pangkuannya. Tampak begitu manis dan menggemaskan. Namun juga sarat akan kerapuhan...

"Tapi, Yuto. Lihatlah, dia begitu kecil...", suaranya serak, tangannya mengusap lengan kecil Halilintar. Yuto yang kini telah duduk di sebelahnya hanya diam sambil menyentuh puncak kepala sang adik kembar. Cara yang selalu ia gunakan untuk menenangkan Iori yang mulai emosi.

"Halilintar tidak pantas mendapatkan semua ini. Ia harusnya bisa bahagia. Setelah apa yang ia alami... Tak seharusnya ia menderita seperti ini lagi....."

"Aku tau..."

"Aku ingin membahagiakannya Yuto. Dia sudah seperti adikku...."

"Aku tau...."

"Dia adikku..."

"Dia adikku juga Iori.."

"Aku hanya ingin mendengar suaranya lagi...."

"Ya.."

"Aku ingin tinggal bersamanya, melindunginya, menjaganya dari segala hal yang bisa menyakitinya.."

TegamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang