Bitter Past

856 101 4
                                    

Disclaimer:

Boboiboy selalu punyanya Monsta

Kalau Rei, Yuto dan Iori punyanya saya...

Happy Reading.....

-------

Matsuoka Rei sudah berada di taman ketika Yuto tiba disana. Tadi, sekembalinya ia dari kantor tempat ia bekerja, Yuto segera menelpon teman kuliahnya itu dan mengajaknya berbicara empat mata di taman rumah sakit yang langsung diiyakan oleh Rei. Ini masalah yang penting. Karenanya semenjak dalam perjalanan tadi Yuto tidak bisa berhenti merasa resah. Terlebih rangkaian kalimat yang ia baca di surat misterius itu seolah menyiratkan sesuatu yang buruk dan keterlibatan Rei di dalamnya seolah semakin memperburuk segalanya. Asumsi bahwa Rei terlibat dengan masa lalu kelam Halilintar membuat Yuto merasakan sesuatu dalam dirinya merasa terkhianati. Ia dan Iori sudah mengenal Rei cukup lama sampai-sampai mereka bisa mempercayakan Halilintar –adik kesayangan mereka pada pria itu. Dan ia benar-benar tidak menyangka jika orang yang selama ini ia percayai memegang peranan penting dalam celah masa lalu kelam seorang Halilintar.

"Sudah lama?" Rei menoleh begitu Yuto berdiri di hadapannya. Pria yang biasanya ramah dan suka bercanda itu menggeleng dan memasang wajah serius seolah memahami kemana arah pembicaraan mereka ini. Dan Yuto sama sekali tidak berniat untuk basa-basi.

"Dengar Rei," kata Yuto dengan nada serius begitu ia duduk di sebelah sang kawan. "Bukan berarti aku tidak mempercayaimu. Hanya saja, aku pikir kau terlalu banyak menyembunyikan hal penting dariku. Aku tidak bisa menilai apakah kau berniat baik atau berniat buruk pada Halilintar. Karena itu_"

"Aku tau," sela Rei dengan nada tenang. Ia menghela nafas lalu menyandarkan dirinya pada kursi taman. "Aku tau saat ini akan tiba, dan ya," ia menjeda lalu menatap Yuto. "ada banyak hal yang kusembunyikan dari kalian," katanya dengan yakin. Yuto terkesiap. Ia sudah menduga jika hal ini akan terjadi. Namun begitu, ia tidak menyangka jika hatinya sepenuhnya siap untuk mendengarkan kenyataan yang akan dibeberkan oleh sang sahabat. Karena itu ia menunduk dan meremas kedua tangannya.

"Tapi_"

"Pertama," Rei kembali menyela. Membuat Yuto spontan menatap ke arah pria itu. "Dari mana kau tau tentang hal ini dan sejauh apa kau mengetahuinya? Aku tidak akan menanyakan dari siapa kau mengentahuinya karena itu bukanlah hal yang penting saat ini. Setelah itu, aku akan menjelaskan hal apa saja yang tidak kau ketahui dan apa yang akan terjadi setelah ini."

Hening sejenak. Lalu Yuto mengulurkan surat yang tadi ia terima. "Seseorang mengirimkan surat ini ke kantorku pagi tadi. Tidak ada nama dan alamat. Dan sejujurnya aku hampir tidak mempercayai apa yang tertulis di dalamnya."

Untuk sejenak Rei diam. Matanya sibuk menelisik setiap kalimat dari surat yang membawa ia dan Yuto untuk pertama kalinya duduk berdampingan dan membicarakan hal yang serius. Tanpa basa-basi apalagi candaan.

Kemudian helaan nafas terdengar. Rei mengulurkan kembali surat itu pada Yuto dan membuka suara, "Aku tau pengirim surat ini," katanya. Yuto membolakan matanya tidak percaya ketika kenyataan itu sampai ke telinganya. Sebenarnya sejauh apa keterlibatan Rei dalam hal ini? Dan yang paling penting apa saja yang telah disembunyikannya selama bertahun-tahun?

"Pengirimnya adalah ayahku, Alexander Grey," dan Yuto mendadak kehilangan kata-katanya begitu kalimat itu terucap. Sekali lagi, ia merasa takdir terlalu banyak mempermainkan hidupnya dan orang-orang di sekelilingnya. Hei, ini bukan drama ataupun film aksi. Tapi kenapa tiba-tiba ia merasa jika hidupnya tak ubahnya sebuah drama penuh intrik yang seolah tak pernah mencapai akhir?

Kekehan yang terdengar dari sampingnya membuat Yuto tersentak dan tanpa sadar menarik nafas yang entah sejak kapan ditahannya tanpa sadar. Ia kemudian melirik ke arah Rei yang tampak berbeda. Tidak seperti Rei yang ia maupun Iori kenal. Apakah ini sisi diri Rei yang tak pernah ia ketahui atau apakah selama ini Rei yang mereka kenal hanya sebuah topeng belaka?

TegamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang