Years Ago

943 105 9
                                    

Warning: This chapter full with Flashback. If you're bored, please go back..

Any way, Happy Reading... 

-------

Ten years ago

Derap langkah kaki yang tenang namun tegas menggema memecah kesunyian di lorong gelap yang seolah tak berujung. Temaram lampu dinding menjadi satu-satunya sumber pencahayaan yang ada. Namun ia tidak peduli dan matanya memancarkan ketidakpedulian itu. Sepasang mata gelap yang tidak mencerminkan apapun. Kosong tanpa binar yang mencirikan keberadaannya sebagai manusia. Entah ia adalah manusia atau hanya sebuah boneka berbentuk manusia yang dikendalikan oleh entah siapa. Meski untuk seorang anak berusia tak lebih dari sepuluh tahun pilihan kedua adalah ironi yang lebih menyakitkan dari ironi itu sendiri. Seharusnya ia tidak disana. Seharusnya ia masih tertawa bermain bersama teman-teman dan saudaranya. Seharusnya ia masih mengeluh akan pelajaran yang sulit atau nilai ujian yang jelek. Ya, seharusnya. Namun bagi anak itu keharusan bagi anak normal sama sekali tidak berlaku untuknya dan adiknya. Ah ya. Adiknya, Jun sudah tidak ada lagi. Jadi hanya ia yang tidak normal sekarang. Hidup dalam kegelapan, menjadi bayangan dan menjadi malaikan kematian. Ia bahkan sudah tidak bisa lagi merasakan sakit atau simpati atau kasihan pada manusia yang akan menjadi kelinci percobaannya. Tidak setelah empat belas kematian yang terjadi di tangannya. Tidak setelah ia kehilangan sang adik dalam pelukannya. Ia sudah mati rasa. Matsuoka Rei sudah tidak bisa merasakan apa-apa lagi. Yang penting ia harus segera menyelesaikannya. Demi Jun, demi ayahnya, demi organisasinya. Tapi sebenarnya siapakah yang sedang ia coba bohongi?

Langkahnya berhenti di depan sebuah pintu besi yang telah berkarat. Tatapannya yang kosong menatap lurus pada lempengan besi di depannya. Entah menatap apa entah menunggu apa. Rasanya aneh begitu sesuatu dalam dirinya bergetar samar akan kemungkinan yang tak pasti yang berada di balik pintu ini. Subjek percobaan terakhir. Putra dari Dokter Boy dan Dokter Hanna yang merupakan pasangan jenius di bidang kedokteran dan obat-obatan. Anak berusia lima tahun yang mereka culik sebagai bentuk pembalasan atas pengkhianatan kedua dokter yang tersohor tersebut. Dan anak yang memandangnya dengan sepasang rubi yang berkilat penuh tekad meski sarat akan rasa takut begitu ia membuka pintu besi itu.

Getaran itu terasa lagi dalam dirinya. Rasanya ingin tertawa saat melihat bagaimana anak berusia lima tahun itu berpura-pura kuat sementara tubuhnya bergetar takut. Ia bahkan tidak mengatakan apapun dan hanya menatap tajam padanya. Ahh... Tapi sayang, Rei sudah melupakan bagaimana caranya tertawa. Jadi ia mengabaikan getaran samar dalam dadanya lalu melangkah masuk untuk menyeret si bocah pada takdirnya. Ya, takdir di meja percobaan yang akan mengisi sebagian besar hidupnya.

-------

Seven Years Ago

"Bagaimana keadaanmu?" Matsuoka Rei yang berumur 13 tahun melangkahkan kakinya memasuki sebuah kamar bernuansa putih yang meski tampak luas namun sama sekali tidak memiliki ventilasi. Kamar itu pada awalnya direncanakan untuk dihuni oleh tiga sampai lima anak. Namun ketika tak ada yang mampu bertahan selain si anak pemilik iris rubi itu, maka entah keberuntungan atau kesialan, ia bisa memonopoli ruangan itu untuk dirinya sendiri.

Tidak ada jawaban. Yahh... Rei sebenarnya juga tidak berharap anak itu akan menjawab pertanyaannya. Jadi ia hanya mendekat lalu memperhatikan Halilintar yang duduk meringkuk di sudut kamar. Tubuh kecilnya tampak kurus dan begitu rapuh. Kulitnya juga sangat pucat menyaingi warna kamar yang dihuninya. Namun begitu ia sama sekali tidak bergeming meski ada orang yang menghampirinya.

"Hei, apa kau tidak lelah?" tanya Rei seraya berjongkok di samping Halilintar. Ia menundukkan kepalanya untuk melihat ekspresi si anak. Namun ia tetap tidak bisa melihatnya. Dan ketika lagi-lagi keheningan yang menjadi jawaban, Rei kembali menegakkan tubuhnya lalu melirik nampan berisi makanan yang berada di atas nakas di samping tempat tidur.

TegamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang