Hari ini aku ber inisiatif untuk berkeliling kompleks, rasanya rindu sekali, ya walaupun hanya di temani oleh sepedah, tapi aku bahagia.
Entah mengapa rasanya ingin ke taman kota, rindu kah ia? Ya ia sangat rindu suasana disana.
Saat berkeliling keliling aku melihat seseorang yang perasaan pernah bertemu denganku tapi siapa??? Tanpa ku sadari dia mendekat
"assalammu'alaikum" ucapnya
Aku meliriknya sebentar kemudian sedikit menunduk
"wa'alaikumsalam""ga nyangka bakal ketemu lagi"
Aku menatapnya lagi bingung
"apa kamu lupa?"
Aku mengangguk"aku ilham"
"ah...iyah, iyah"
"ingat?"
"ya"
"alhamdulillah, mau jalan jalan bareng aku?" tanyanya dan akupun mengangguk meng-iyakan, tak ada alasan untuk menolak ajakannya bukan?
Kami berkeliling taman dan dia menceritakan semuanya tentangnya dan ternyata wanita yang dulu datang menghampiri nya bukan istrinya tapi adiknya, haha...untung aku hanya bertanya di dalam hati, kalau engga bisa malu bangatz...~alay~
Hari sudah mulai siang dan aku pun pamit untuk pulang.
Di rumah aku biasa diam di kamar, ya kegiatannya paling tidur, baca buku, nonton film, yah yang kaya gitu lah, makanya saat dia ajak keluar ga bisa diem...😁.
===hari pendaftaran===
Handphone ku tersambung ke handphone Faris lewat panggilan suara
"assalammu'alaikum, Mi kamu dimana?" tanyaku sambil melirik jam tanganku"di jalan bentar lagi nyampe"
"oh, cepet kesini aku udah nyampe"
"okay tu kampusnya udah keliatan ko"
"ke di tunggu"
"iya"
"assalammu'alaikum"
"wa'alaikumsalam"
Aku meng akhiri pembicaraan kami di telpon.Aku masih memandang berkas untuk pendaftaran, aku rasa baru kemarin aku menggenakan seragam putih abu ku, tapi ternyata itu sudah 3 tahun yang lalu, waktu begitu cepat.
Tak lama ada seseorang yang menyodorkan coklat ke depan wajahku yang masih menunduk detik berikutnya aku mendongak ke arahnya, ku lihat dia tersenyum ke arahku, dan aku juga tersenyum ke arahnya."ga mau?" tanyanya
"mau dong" ucapku mengambil coklat itu dari tangannya
"oh iyah ko kamu tau aku disini? Kampus ini kan luas, terus banyak orang yang sedang mendaftar lagi"lanjutku"aku ga perlu kamu kasih tau di mana kamu, soalnya insting ku tau kamu dimana termasuk disini dan disini"ucapnya sambil menunjuk ke arah kepala dan dadanya.
Aku bingung dengan apa yang dia lakukan, aku menatapnya terus, seakan dia tau aku tak mengerti apa yang dia bicarakan dia memukul kepala ku menggunakan kertas yang ia pegang
"sudahlah lupakan, ayo kita daftar"ucapnya
Aku mengangguk dan berjalan disampingnya
Banyak sekali mata yang memperhatikan kami, ya aku tau sebenarnya tatapan itu untuk Faris, ya gimana engga orang dia itu perfect.===setelah mendaftar===
"katanya dua hari lagi kita bisa liat di web hasilnya"ucapnya
"oh iyah"ucapku menunduk kembali
"coklatnya udah di makan?"
"oh iyah, aku punya coklat" ucapku mengeluarkan coklat pemberian dari Faris
Faris tersenyum menatapku lalu menatap langit
"Ara, kamu lapar ga?""hm..?"aku menoleh ke arahnya
"dasar bocah! Tuh coklatnya belepotan, gimana sih makan coklat tuh"ucapnya mengelus sisi bibirku yang katanya ada coklatnya.
Aku mendongakkan kepala dan pandangan kami pun bertemu tapi ini sangat dekat menurutku walau mungkin ada jarak puluhan centi tapi tetap saja jarak ini terlalu dekat.
Beberapa detik kami saling menatap dan detik berikutnya kami sama sama memutuskan kontak mata dan ber istighfar dalam hati kami.
"mau makan ga?"tanyanya lagi
Aku mengangguk
"ayo"ucapnya berdiri dan berjalan di depankuKami pun pergi ke sebuah kafe yang jaraknya dekat dengan kampus dan mungkin kafe ini yang akan jadi tempat favorit kami nantinya.
Aku duduk di hadapan Faris dan jendela yang sangat besar berada di sampingku, kami sudah memesan makanan dan minuman sebelumnya sambil menunggu kami berbincang bincang sangat seru seakan akan tidak ada pembicaraan yang membosankan.
"hai Balqis"ucap seseorang, aku menengok melihat siapa yang memanggilku, mataku membulat dan dia tersenyum ke arahku.
===sekian 😊===
Maaf baru bisa update...
Sekian sampai di sini dulu yah...😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Dari Hati Yang Terpilih (tamat)
SpiritualHatiku telah memilihmu untuk menjadi penyempurna imanku, tapi hatimu telah memilihkannya untukku. Apa hati ku akan bisa menerimanya? Terlalu sulit untuk melupakan apa yang telah ku pilih untuk akhirnya ku tinggalkan