"siapa yang datang Ra?" tanya ka Aziz dan langsung melihat ke arah seseorang di sofa ruang tamu kami, seketika senyum di wajahnya luntur sebentar dan mengembang di detik berikutnya
Ka Aziz berjalan ke arahnya, aku mengikuti ka Aziz dari belakang.
Ka Aziz sudah duduk di kursi lain di sebelah Raihan, ya orang itu adalah Raihan.Suasana mencekam di sekitar ruang tamu membuatku tidak nyaman.
"um....aku ambil minum dulu yah" ucapkuAku membawakan 3 gelas es jeruk ke ruang tamu, oh iyah....ayah sama bunda kemana? Apa udah pergi? Apa yaang mereka bicarakan yah? Di dapur aku berkutat dengan fikiranku sendiri
===di ruang tamu===
Aku menyimpan ke tiga gelas es yang aku bawa ke atas meja.
Suasana nya menyeramkan"silahkan di minum"ucapku
"makasih" ucap Raihan
Ka Aziz nampak sedang berfikir"baiklah kau boleh membawanya pergi" ucap ka Aziz, membuatku bingung
"bener ka?" tanya Raihan
"iyah, asal lu jangan ngelanggar perjanjian tadi"lanjut ka Aziz
"iya ka gua janji, ayo" ucap raihan...tunggu dia ngajak aku?
Ku tengok kanan kiriku siapa tau ada orang...tapi ga ada aku tunjuk ke arah ku"iya lah siapa lagi? Ya kali gua ngajak jalan kakak lu" ucap Raihan aku hanya menghela nafas pendek dan menatap kakaku
Kakaku mengangguk dan mengisyaratkan 'pergilah'
Dan aku menatapnya meng isyaratkan 'ko bisa?aku ga mau'
Dan ka Aziz pun mengisyaratkan 'pergi saja tak apa' aku meng-hela napas dan menatap Raihan."udah lu ga perlu takut ke gua, percaya buat kali ini ajah sama gua"ucap Raihan
"iyah" aku berdiri dan berjalan di belakang Raihan tak lupa mengucap salam karena aku pergi keluar rumah.
"mau kemana? Jangan ke tempat aneh yah!" kataku
"iya"
"kamu ga bakal apa apain aku kan? Ga bakal bully aku lagi kan?"
"iya"
"kamu___"belom sempat menyelesaikan kata kataku dia sudah memotongnya
"STOP BAWEL! udah yah stop, lo tenang ajah ga bakal gua apa apain ko, nah sekarang lo naik"
Aku terbelalak, sejak kapan Raihan yang selalu kasar ke aku sekarang membukakan pintu mobilnya buat aku?
"naik?"tanyaku memperjelas
"iya, buruan atau gua dorong lo supaya masuk mobil"jawabnya
"makasih aku masuk sendiri aja" ucapku langsung masuk kedalam mobil Raihan.
Raihan pun masuk di belakang kemudi, dan langsung melajukan mobilnya.
"kita kemana sih?" tanyaku
"nanti lo juga tau, udah deh lu bisa diemkan!" ucapnya membuat ku menautkan bibirku
Keheningan di sepanjang perjalanan kami bukan aku ga mau bicara tapi tadi dia yang menyuruhku diam.
"hm...sorry deh, kalau lu mau ngomong sesuatu ngomong ajah" ucapnya, aku terbelalak mendengarnya sangat langka dia meminta maaf, selain itu tumben sekali dia bicara dengan lembut seperti itu.
"iyah, masih jauh tempatnya?"
"engga ko bentar lagi juga nyampe"
"oh...iyah, emang mau kemana sih?"
"entar lu juga tau"
"tapi bukan tempat aneh ka...?"
"aish...."matanya membulat seakan akan dia ingin meledak, aku menatapnya taku aku sedikit mundur dari posisi ku saat ini.
"hm.....engga aneh ko" ucapnya.
Akhirnya kami sampai di sebuah rumah dan di sini juga banyak anak kecil yang sedang bermain.
Raihan turun dari mobil aku pun mengikutinya.Anak anak yang sedang bermain tadi langsung menghampiri Raihan dan langsung memeluknya, Raihan yang tau akan di peluk menjongkokkan badannya menyejajarkan tingginya dengan anak anak lain.
"ka Laihan kenapa balu ke sini lagi, aku kangen"ucap seorang anak yang memeluk Raihan
"oyah? Kakak juga kangen ke kalian, oh iyah kakak bawa temen kakak" ucapnya memperkenalkan ku pada anak anak "namanya ka balqis"
"Assalammu'alaikum ka balqis" ucap anak anak
"Wa'alaikumsalam adek adek" sekarang aku juga dibkerumuni oleh anak anak aku pun mengikuti Raihan berjongkok menyejajarkan ukuran tinggiku dengan anak anak.
"ka...ka...kakak itu pacarnya yah?" tanya salah seorang anak ke Raihan
"hus...bukan pacar tapi calon istri...hihi" katanya, aku sontak terbelalak lalu menengok ke belakang mendapati dia yang sedang tertawa bahagia bersama anak anak yang lain.
===sekian dulu ya 😊===
Assalammu'alaikum😊
Alhamdulillah udah keempatbelas😊Happy reading yah...😊
Oh iyah tolong tinggalkan jejak yah..🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Dari Hati Yang Terpilih (tamat)
SpiritualHatiku telah memilihmu untuk menjadi penyempurna imanku, tapi hatimu telah memilihkannya untukku. Apa hati ku akan bisa menerimanya? Terlalu sulit untuk melupakan apa yang telah ku pilih untuk akhirnya ku tinggalkan