Semuanya kembali semula, aku, Faris, Raihan, dan Indah berteman baik, bahagia rasanya hingga tak disangka bahwa 4 tahun akan berlalu, kami akan menjadi seorang sarjana kami sedang sibuk untuk sidang.
Kami sudah berjuang bersama, suka duka sudah terlewati hingga akhirnya acara wisuda kami tinggal menunggu tanggal
Aku sedang berada di rooftop, memandangi pemandangan indah di sini, jelas sangat indah, angin yang berhembus menyapa dan membuat gelombang di helaian kerudungku.
"ternyata lu di sini"
Aku menengok ke arah suara menemukan Raihan yang berjalan santai menghampiriku."kenapa?"
"tidak, semua orang nyariin lu tau, ayo turun" ucapnya
"baiklah" ucapku berdiri dan berjalan mengekori Raihan
"aku mau nanya"ucapku
"silahkan"
"dulu kamu pernah bilang 'permainan akan segera di mulai'maksud kamu apa?"
Raihan menghentikan jalannya lalu berbalik menatapku.
"ternyata lu masih inget ucapan gua waktu itu....sebenernya permainan itu blom dimulai dan ga akan pernah gua mulai, gua mau buat lu hancur kaya dulu, tapi gua malah jatuh cinta ke lu, sifat lu, senyum lu, nangisnya lu, jeniusnya lu, sabarnya lu, gua suka semua tentang lu, gua ga mau ngeliat lu sakit, dan gua ga tega buat nyakitin lu""terus kenapa kamu ga bilang dari aw___"
"ga bisa, gua ga bisa bilang bahwa gua cinta sama lu, karna gua sadar cinta lu bukan buat gua, gua sadar hanya Faris yang ada di hati lo, dan di hati Faris hanya ada lo, gua ga mau ngambil lo dari dia karna dia temen gua"
Aku hanya diam menunduk memperhatikan ujung sepatuku
"lagian gua abis lulus mau ke oxford buat nerusin bisnis papah""yaudah ayo, kita di tunggu sama mereka" lanjutnya lagi
"iya" ucapku tersenyum dan menyejajarkan jalanku dengan Raihan.
****
"assalammu'alaikum" ucapku berjalan mendekat ke arah Faris dan Indah.
"wa'alaikumsalam, kemana aja kamu Balqis?"
"tau nih orang main ngumpet aja" ucap Raihan
"ada ko dah, oh iya kalian lgi ngapain?"
"ini lagi ngomongin masalah kecil doang"
"apaan tuh? Siapa tau bisa bantu" ucapku
"aku dan Indah akan pergi ke Paris, buat nerusin bisnis ayah kami" ucap Faris
"wow, kalian udah ada rencana lulus kemana ternyata" ucapku tersenyum ke arah mereka.
Tapi di dadaku rasanya begitu sesak mendengar kabar bahagia itu."kamu gimana?"
"aku akan ikut kaka ku buat bisnis bareng"
"oh iya iya, wah bakal sedih deh, pisah ya, jauh lagi" ucap Indah dengan nada sedih
"pokonya klo udah ketemu jodoh, terus mau nikah jangan lupa undang undang ya" ucapku sambil tersenyum.
"sepulang kuliah nanti ketemu yu di cafe depan kampus itu" ucap Faris
"bareng aja kesananya" ucap Indah
"yaudah yg keluar duluan dateng ke cafe duluan aja"
Kami bubar menuju pembimbing skripsi kami, katanya ada kumpulan atau apalah.
Beberapa jam berlalu, dan aku pun sudah selesai kumpulan, aku bergegas untuk pergi ke cafe yang jadi tempat kumpul nanti.
Aku memasuki cafe, tapi tidak menemukan mereka, mungkin mereka belum selesai kumpulan, aku membeli minuman lalu mencari meja kosong dan duduk.
Mereka lama sekali, aku bosan dan mendengarkan musik sambil mencorat coret buku gambar yang selalu ku bawa."assalammu'alaikum" ucap seseorang samar, karna mungkin alunan musik yang aku putar ber volume tinggi.
Aku mendongak memastikan, dan ternyata seseorang menyapaku
Seorang pria dengan wajah yang lumayan lah....di atas normal hehe..."wa'alaikumsalam, kamu menyapa saya?" tanyaku
"ga ada orang lain lagi disini" jawabnya
Aku celingukan untuk memastikan
"oh..hehe...silahkan duduk"ucapku
Dia duduk di hadapan ku, sambil menyimpan kopi yang iya pegang"ada apa ya?" tanya ku to the point
"nyapa aja sih, jangan bilang kamu lupa sama aku"ucapnya
"emang kita saling kenal?"
"astagfirullah jadi kamu beneran lupa sama aku Ra?"
"maaf" ucapku dengan cengiran khas dariku
"aku Fahri"
"subhanallah, kamu Fahri? Apa kabar? Maaf aku sempet ga inget hehe" ucapku spontan
"ga papa sih lagian udah lama banget ya" ucapnya dengan senyuman khasnya, senyum itu senyum yang sesekali menyelinap di pikirannya senyum teman kecilnya, senyum yang entah lah bagaimana menjelaskannya hanya Allah yang tau kejelasannya, astagfirullah mikir apa aku ini
"apa kabar?" tanya ku lagi
"seperti yang kamu liat"
"ko kamu tau aku kesini? Cuma kebetulan kah?"
"kebetulan yang menyenangkan bukan?"
Ucapannya membuatku menunduk dalam dalam, karna aku takut wajah ku yang memerah dilihat dia
"ara? Kamu gapapa?"
"iya gapapa ko"
"aku satu kelas dengan mu, apa kamu ga tau? Satu bimbingan pula" ucapnya, mataku terbelalak
"seriously?"
"ga percaya?"
Aku mengangguk
"kamu yang ga peduli keadaan sekitarmu, kamu terlalu peduli dengan seseorang yang ada di depanmu, kamu terlalu sibuk menatapnya hingga tidak melihat aku yang di belakangmu""....." aku ga bisa berkata kata, semua kata yang terkumpul hilang begitu saja
"maaf" hanya itu yang bisa keluar dari mulut ku
"kenapa? Jika dengan menatapnya kamu bahagia, tapi aku juga bahagia ketika menatapmu di depanku"
"stop, kamu lagi gombal ya?" aku berusaha mengalihkan pembicaraan
"ga gombal ko hehe...setelah 6 tahun aku ga liat kamu, dan akhirnya aku menemukanmu di universitas dan fakultas yang sama, juga dalam kelas yang sama, aku banyak bersyukur, tapi di sisi lain, ada hatiku yang teluka, melihat kamu yang selalu menatapnya, yang selalu terlihat ceria di depannya, yang selalu senyum ke arahnya, aku ingin itu semua untuku, tapi itu bukan hak ku, kamu berikan senyummu padanya bukan aku, sedikit kecewa ketika kamu mulai berpacaran waktu itu. Tapi dari semua itu aku bahagia ternyata aku bisa mendapatkan senyum darimu walau sekali, ah....ngomong apa sih, udah dulu ya....kalau kamu masih bisa nunggu, tolong tunggu aku 2 tahun lagi, dan tolong do'akan aku" ucapnya berdiri.
"assalammu'alaikum" ucapnya lagi dan berlalu pergi.
"wa'alaikumsalam" ucapku, dan masih terpaku menatap kursi yang kini kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Dari Hati Yang Terpilih (tamat)
ДуховныеHatiku telah memilihmu untuk menjadi penyempurna imanku, tapi hatimu telah memilihkannya untukku. Apa hati ku akan bisa menerimanya? Terlalu sulit untuk melupakan apa yang telah ku pilih untuk akhirnya ku tinggalkan