ke 30√

1.5K 56 0
                                    

Aku kembali ke meja dan kursi yg ku duduki
Di meja itu mereka sudah kembali

"assalammu'alaikum" sapaku dan langsung duduk di kursi ku

"wa'alaikumsalam" ucap mereka

"Balqis kita mau ke panti, lu mau ikut kaga?" ucap Raihan

"panti yang waktu itu?"

"iya lu mau ikut kaga?"

"ikut, kangen anak anak panti"

"wah ihan baru ngajakin kita tapi Balqis udah di ajak duluan" ucap Indah

"kan sekalian jalan, ya ga Balqis?" ucap Raihan menatapku dengan senyum menggoda

"...." aku tak bergeming hanya senyum simpul

"oooooh....." ucap Indah

"lu cemburu ya gua jalan sama Balqis" ucap Raihan menggoda Indah

"ga lah"ucap Indah ketus

Kami tertawa melihat Indah di goda Raihan, mereka lucu, aku melirik Faris dia juga tertawa tanpa beban dan rasa cemburu. Aku berhenti ketawa dan tersenyum sesaat.

===skip===

Kami sudah sampai di panti
"assalammu'alaikum" ucap kami kepada anak panti

"

wa'alaikumsalam" ucap mereka langsung berlari mengerubuni kami.

Anak yang dulu ku temui kini sudah masuk sekolah dasar dan banyak anak baru yang mendiami panti.

Satu anak mendatangiku dan memeluk ku, aku berjongkok menyejajarkan badan ku dan badan anak itu

"ka Balqis kenapa baru datang, aku kangen" ucapnya di sertai mata berkaca kaca

"maafin kakak ya de, kakak baru bisa nepatin janji sekarang" ucapku sambil memeluknya.

"gapapa ka, kan kaka udah datang" ucapnya memberikan senyum termanisnya

Kami semua masuk dan bertemu Naira dia bukan salah satu anak panti tapi dia yang selalu datang untuk membantu ibu panti menjaga dan merawat anak anak, dia seperti Raihan wajahnya hampir mirip jika di lihat sekilas, tapi sifatnya berbanding terbalik

Naira tersenyum menyambut kedatangan kami, dan berbincang dengan kami, tutur katanya sangat lembut berbeda sekali dengan Raihan.

Kami bermain dan belajar bersama anak anak panti, ada sekelibat senyum yang mungkin akan ku rindukan, ya sangat ku rindukan.

Senyuman dari seseorang yang telah 7 tahun bersama, walau hanya sahabat tapi aku yakin perasaanku kepadanya melebihi perasaan seorang sahabat.

Hatiku telah memilihmu untuk menjadi penyempurna imanku, tapi hatimu memilihkannya untukku.

Apa hatiku bisa menerimanya? Terlalu sulit melupakan apa yang telahku pilih untuk akhirnya aku tinggalkan.

Aku memalingkan wajahku dan menatap wajah Fahri, yang sedang tertawa bersama anak anak.

'apa hatiku bisa menerima mu? Sementara hatiku sudah mengukir namanya, bukan namamu Fahri. Kau bagian dari masalalu yang takbisa ku lupakan namun, aku sudah lama berhenti mengukir namamu, apa aku bisa mengukir ulang namamu di hatiku?' aku bertanya dalam hati, saat ku tersadar Farhi melihatku dan tersenyum, senyum yang cukup membuat jantungku berdegup kencang.

Sekarang sudah saatnya menyiapkan makan malam, aku menuju dapur berniat membantu Naira memasaka.

"assalammu'alaikum Nai" sapaku

"wa'alaikumsalam, eh Balqis, iya ada apa?"

"aku mau bantu boleh?"

"boleh boleh, silahkan, makasih ya" ucapnya sambil tersenyum manis

Aku dan Naira memasak sambil berbincang, walau baru bertemu tapi tidak ada ke canggungan diantar kami.

"oh iya Balqis, aku mau nanya sesuatu boleh?"

"ya boleh"

"bagaimana caranya Raihan bisa menyukaimu?"

===sekian dulu😊===

Assalammu'alaikum, hai hai...❤
Maaf lama upnya inspirasinya ilang 😅
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan😊
Mohon maaf lahir batin😁
Mohon maaf kepada para pembaca update nya lama banget.🙏
Makasih yang udah mau nunggu dan baca cerita gajenya😽❤
Maaf masih banyak typo😅
Happy reading 😊

Pilihan Dari Hati Yang Terpilih (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang