ke 29√

1.4K 60 1
                                    

Setelah beberapa lama fahri beranjak dari tempat duduknya, akhirnya Indah dan Raihan datang

"assalammu'alaikum"ucap indah

"Wa'alaikumsalam lama banget sih, Faris mana?"

"jiah kangen ya lu haha..." semprot Raihan

"ga kangen cuma nanya aja"
Mereka duduk Indah duduk di depanku Raihan duduk di sebelah kanan menghadap ke kursi kosong

"ada ko tadi lagi ketemu temennya dulu"

"oh...."

"itu buku apaan?" tanya Raihan

"ah....bukan apa apa" baru saja akan ku masukan kedalam tas, buku gambarku di rebut Raihan

"ih balikin ih...." aku mencoba meraih buku ku namun Raihan menjauhakannya dari jangkawan ku.

Dia melihat lihat gambar yang aku buat lembar demi lemabar, tapi tidak semua, Indah yang penasaran dengan apa yang Raihan lihat, mencoba mengintip tapi buru buru Raihan tutup dan berikan padaku.

Aku langsung memasukan kedalam tas
"eh....Ihan, aku blom liat"keluh Indah

"bisa ga lu liat gua aja" ucap Raihan dengan tatapan genitnya membuat Indah menunduk

Aku tersenyum simpul melihat mereka
"assalammu'alaikum" ucap seseorang yang sangat aku kenal ya siapa lagi klo bukan Faris.

"wa'alaikum-salam" aku kaget melihat siapa yang Faris bawa, jantungku berdegup sangat hebat melihat seseorang itu dan akupun langsung menunduk di buatnya.

"hai apa aku mengganggu?"

"engga ko, gabung aja"ucap Raihan

Mereka berdua duduk dan menambah kursi satu lagi karna di meja kami hanya ada 4 kursi.

"eh Fahri bisa ikut gua dulu ga?" ucap Raihan

"boleh mau kemana?"

"ikut gua aja yu buruan"

Mereka berdua pun pergi dan kini ada aku Faris dan Indah.

"eh Faris, Balqis, aku mau ke WC dulu bentar ya"ucap Indah

"iya Indah" ucapku dan Indah pun berlalu meninggalkan kami berdua

"um....Ara" panggil Faris

"iya kenapa mi"

"jujur, aku sayang ke kamu"
Ucapnya aku menatapnya lalu memalingkannya lagi, jujur aku juga memiliki perasaan yang sama tapi entah mulutku bungkam seolah olah kata itu adalah kata terlarang

"serius, udah lama banget, aku kecewa dengan keputusan kamu untuk berpacaran dengan Ilham waktu itu, rasanya aku ingin merebutmu dan menjadikanmu pacarku lebih dulu, tapi aku tidak ingin itu, aku sakit Ra ketika kamu di lukai olehnya entah aku pun bingung mengapa bisa aku merasakan yang sepertinya kamu rasakan, aku mendengar ocehan mu di tangga waktu itu, aku bersembunyi di balik tembok mendengarkanmu, mendengarkan keluh kesahmu waktu di rooftop, aku jauh darimu tapi hati tidak bisa berbohong, aku peduli padamu, terima kasih sudah mau diam di hatiku untuk beberapa tahun ini, tapi aku harus menyudahi perasaanku padamu walau aku tidak menginginkannya, aku harus meneruskan bisnis keluargaku dan menyelamatkan bisnis yang keluarga Indah bangun yang terancam bangkrut, itu hal yang membuat kami harus menikah, maaf aku tidak bisa membuatmu jadi istriku, tapi Fahri jauh lebih baik dariku ku kira dia mengenalmu, aku yakin kamu bahagia dengannya"

Air mataku jatuh bercucuran entah sejak kapan, tapi pernyataan yang panjang dari Faris membuat dadaku sesak aku tidak bisa membendungnya lagi, rasanya sakit, sakit sekali.

"maaf, ini bukan inginku, aku ingin kamu jadi istriku, tapi mungkin Allah memberikan jalan seperti ini untuk bilang bukan aku yang terbaik buat kamu, kamu bukan takdirku, aku sangat menyukaimu tapi kamu bukan nama yang di tulisnya di lauhul manfudz bersamaku"

"ya tak apa aku mengerti" ucapku dengan senyum pedih terpancar dari wajahku

"maaf sudah membuatmu terluka, tapi ini yang harus ku beri tahu padamu"

"iya Mi gapapa, aku fine, ya walau sedikit sakit tapi ini demi kebaikan kalian, kalian sahabatku" ucapku dengan senyum tulus namun terlihat menyedihkan

"oh ya Mi aku mau ke kamar mandi dulu ya" ucapku meninggalkannya sendiri.

===sekiaan dulu 😊===

Alhamdulillah akhirnya
Walau sempet ke hapus mungkin ceritanya pendek agak berantakan dan mungkin emang berantakan ya 😅

Maaf ya 😊
Maaf php aja
Happy reading 😊

Pilihan Dari Hati Yang Terpilih (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang