Chapter 21 : Semester 2

60 13 2
                                    






  Semester dua dimulai, yang bagi Sharon adalah dimulainya kerja rodi, romusha atau budak tugas, pikirannya langsung tertuju pada tugas yang kira-kira akan diberikan, akankah berkurang atau malah tambah banyak? Sharon tak memiliki semangat seperti kebanyakan murid lainnya yang bosan liburan dan ingin cepat-cepat sekolah, menurut Sharon itu hanya omong kosong, dimana-mana murid seneng kalo dikasih liburan, pikirnya.
Sharon menarik kursinya dengan malas, kemudian menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Ruby dan Olin belum datang, kelas pun masih kosong, hanya ada Sharon

"apa gue kepagian ya? Kesurupan jin mana gue bisa dateng pas kelas masih kosong gini" gumam Sharon lalu memutar kepalanya kebelakang untuk melihat bangku Alga kemudian menempelkan telapak tangannya di meja Alga, masih kosong dan masih dingin itu berarti Alga belum datang
"kalo diliat-liat kelas ini serem juga ya, ada suasana angker dan mistis gitu.. gue baru sadar kalo kelas ini serem banget, ih apalagi di pojokan Juned.. pasti hantunya udah pada akrab sama Juned, atau jangan-jangan suka bantuin Juned pas ulangan, kan pas ujian kemaren Juned lancar banget ngerjainnya.. hm.. patut dicurigai" Sharon ngomong sendiri namun kini dengan volume semakin keras, dengan gaya seperti pembawa acara uji nyali, tangan kirinya menggaruk dagunya yang tak gatal namun tangan kanannya masih menempel di meja Alga, matanya menyelidik ke setiap sudut, bola matanya membulat kemudian mengernyit seperti juri masak yang hendak mencicipi makanan

"ngapain lo? Patut dicurigai apanya?" Alga tiba-tiba sudah ada di belakang Sharon-berdiri tegak dengan tangan dilipat di dada
"ngapain tangan lo nempel-nempel di meja gue? Awas gue mau naruh tas" seruduk Alga sembarangan, tampaknya Alga sedang tidak mood
"jin tomangnya masuk lagi nih kayaknya, kumat deh judesnya" gerutu Sharon dengan lirih diikuti dengan bahunya yang memutar dan kini menghadap kedepan
"gue denger" Ucap Alga cuek. Sharon terenyak kaget
"oiya Al, kenapa pas waktu itu lo nyuruh gue ke bandara? Bunda lo kemana? Lo gak bareng papa lo?" Sharon berbalik lagi dan memberondong Alga dengan banyak pertanyaan
"terus kenapa gak ngajak yang lain? Kenapa gue? Gue jadi GR lho... tapi sorry gue ketiduran, maaf ya jangan marah.. ntar imutnya ilang" Sharon mencoba mencairkan suasana hati Alga yang beku dengan mencolek dagu Alga yang sukses membuat pipi Alga bersemu merah, merah padam. Karena kulit Alga yang sangat putih dengan itu tak dapat menutupi darah yang berdesir ke pipinya
"imut?" alis Alga terangkat sebelah, seakan tak percaya dengan kata yang barusan ia dengar
"gini ya, bunda gue sama tante gue lagi sibuk, terus bunda gue nyuruh temen gue buat nemenin gue di bandara sampek papa jemput di bandara"
"kok gak nyuruh ju-" kalimat Sharon dipotong oleh Alga
"Juned sama Mamat tanding basket, Detox jadi supporter gitu katanya"
Sharon membulatkan bibirnya sambil mengangguk
"sorry ya Al, gue ketiduran, hape gue udah gue alarm tapi digondol sama Shanon kampret, dibuat main game, kampret kan dia" Sharon bercanda sambil tersenyum kecut kearah Alga, Alga tak memberikan ekspresi apapun namun matanya masih menatap Sharon dengan tajam
"yaudah kalo lo marah, ya sorry tapi"
"gue gak marah" Jawab Alga singkat kemudian memasang headset di telinganyadan tak memperdulikan Sharon
murid-muridpun akhirnya datang dan bel masuk pun berbunyi, Sharon merinding parah dan dilanda kecemasan dan kestressan tingkat tinggi, Sharon memang kelewat lebay malas sekolah

"Shaer ! ada murid baru eh ganteng!" Ruby berdecak kagum sambil memandangi foto dihapenya
"tapi masih gantengan lo Al" Ruby menoleh kearah Alga yang tengah melamun sambil menopang dagu
"tau dari mana? Itu fotonya? Liat dong" Olin meraih handphone dari tangan Ruby yang duduk didepannya
"tau dari mana lo ?" Tanya Sharon yang tampak tak peduli dan tidak ikut mengagumi foto di hape Ruby
"dia masuk ke kelas sebelah, ipa 3. Gue dikirimin fotonya sama Vera, enak tuh Vera sekelas sama dia" Ruby menunjuk hapenya dengan dagunya
"siapa namanya?"
"Geri katanya Lin, keren yah"
Alga merasa gatal kupingnya ketika mendengar nama 'Geri'
"Geri ? Geri siapa?" Tiba-tiba Alga menyambar percakapan antara Olin dan Ruby
"hah ? Gak tau juga sih, Vera gak ngasih tau nama lengkapnya"
"udahlah.. Bu Iva masuk tuh." Sharon memotong karena bu Iva datang untuk mengisi jam pertama, jam pertama pun dimulai

ㅇㅇㅇ

Bel Istirahat pun berbunyi, Kelas sebelas ipa dua menjadi sepi sunyi karena ditinggal para penghuninya, tak terkecuali Sharon dkk dan Alga dkk. Mereka memilih untuk ke kantin karena istirahat pertama lebih pas diisi dengan makanan berat yang berada di kantin, sedangkan kafe lebih banyak berisi makanan ringan
"duh makan apa nih ? pada sesak semua" Juned mengeluh melihat pemandangan yang cukup biasa pada kantin sekolah
"kafe aja yuk?" Ruby mengajak untuk ke kafe saja, sementara Juned meminta untuk tetap dikantin
"gue ngikut, yang penting makan" Olin, Mamat, Alga dan Detox mengangguk setuju dengan kata Sharon. Mereka pun berbalik dan berniat untuk pergi ke kafe, tiba-tiba ada yang menepuk pundak Sharon dari belakang membuat Juned dan yang lainnya ikut berbalik
"G-geri... ya?" Ruby menyikut lengan Sharon
"iya.. kenalin saya Geri" Geri mengulurkan tangan kepada Sharon. Sharon terdiam melihat uluran tangan itu, kemudian menatap Geri lagi, alis matanya bersatu membentuk kerutan di keningnya
"yang kemaren ketemu di minimarket, inget gak?"
"oo.." Sharon mengangguk kemudian menjabat tangan Geri sambil tersenyum "pindahan kan? Dari mana?" lanjut Sharon
"dari Surabaya, sebelumnya saya tinggal disini. Yah akhirnya balik lagi kesini" Geri tersenyum ramah, Sharon memperhatikan Geri dari atas sampai ke bawah. Pakaiannya kurang rapi untuk seukuran anak baru yang notabenenya berpenampilan rapi agar membuat kesan pertama yang bagus, berbeda dengan Geri, tak memakai dasi lengan seragamnya dilipat seperti preman dan baju bagian belakang agak keluar, persis seperti Juned kalo lagi kumat bandelnya, Rambut Geri acak-acakkan namun masih terkesan rapi dengan ujung yang sedikit merah, merah karena terpapar sinar matahari bukan karena dicat
"Surabaya..." Sharon mengangguk. Ruby masih terpana memandangi Geri yang berada didepannya itu, tak berbeda dengan Juned dkk
"boleh juga gayanya, terkesan nakal tapi gak nakal. Ganteng sih, tapi masih gantengan gue" Juned bergumam seperti seorang komentataor, jarinya menggaruk-garuk dagunya yang tak gatal, sambil mengangguk-angguk penuh keyakinan. Berbeda dengan Alga, Alga menatap Geri dengan tatapan sinis, tangannya mengepal. Geri melirik Alga sejenak kemudian membuang muka
"yaudah saya duluan ya" Geri berbalik dan kembali ke teman-temannya. Sharon mengangguk dan masih memandang punggung Geri yang sudah hilang ditelan oleh sekerumunan murid yang berkeliaran di kantin
"gila lo Shaer!! dia inget sama lo!" Ruby memukul pundak Sharon dengan keras
"emang kalian pernah ketemu sebelumnya?" Tanya Olin
"iya pernah sekali, pas di minimarket. Tapi ya gue gak tau kalo itu dia"
"udah ya ladies rempong... kita duluan, nungguin kalian bisa sambil naik haji gue" Juned memotong dan pergi meninggalkan Sharon, Ruby dan Olin yang masih sibuk mengagumi Geri
"Ya lord... sumpah dia keren banget, bad boy akh... tipe gue tuhan.." Ruby berdecak sendiri seperti orang stress. Kemudian Olin mendekatkan wajahnya kepada wajah Ruby
"lo tu suka ke Alga atau Geri?"
"ya Alga lah! Kalo Geri gue cuma ngefans" Dengan mantap Ruby menjawab membuat Sharon terdiam mendengar jawaban Ruby
"baru ketemu sekali udah ngefans, gampangan banget sih lo" Olin menjitak kepala Ruby
"terus kenapa lo bisa ngefans sama Greyson Chance? padahal ketemu juga belum, nah loh mau jawab apa lo?" sanggah Ruby sambil mengelus-elus kepalanya yang terasa nanar
"udah yuk, keburu masuk" Sharon berjalan duluan meninggalkan mereka berdua

ㅇㅇㅇ

"Hey old friend..." Geri merangkul pundak Alga sok akrab, Alga menatap Geri ketus dan penuh emosi
"lepas gak?"
"wow... woles man.. sewot banget. Lo masih marah sama gue? Huh?" Geri melepas rangkulannya
"gue gak marah, cuman gue gak inget pernah kenal sama lo. Ngapain juga lo balik kesini? Gausah nyari gara-gara lagi lo"
"lo ingetnya gue tukang buat gara-gara gitu? Hahahah! " Geri tertawa setengah mengejek setengah tidak terima dengan ucapan Alga
"btw, dia lupa sama gue, kenapa ya? Apa karena gue makin cakep? Atau gue harus ngingetin dia dengan cara seperti dulu? Maybe make tears falling down from her eyes can remind her of me"
Alga berbalik menghadap Geri yang dari tadi berjalan dibelakangnya dan menatap mata Geri dalam-dalam, tangannya mengepal kuat, rahangnya mengeras "jangan ganggu Sharon. Sampek lo berani nyentuh dia. Abis lo!"
"wow wow wow .... I see drama here.. i'm sure it will be a great show. Tunggu aja" Geri tersenyum sinis kemudian berbalik dan hendak pergi meninggalkan Alga, dengan cepat Alga langsung menarik tangan Geri, Geri melihat genggaman Alga yang erat itu, kemudian tersenyum sambil menatap Alga dengan tatapan mengejek
"do not even have an aim to touch her, or you'll regret it. Got it? " ujar Alga sembari mengendurkan genggamannya dan kembali ke kelasnya. Sedangkan Geri masih menatap kepergian Alga dengan sinis
"tcih.. dari kecil gak berubah" Gumam Geri

•jangan lupa vote dan commentnya ya^^•
•keep reading ya✌🏻️•
•iyaa... Remind ini panjang ceritanya *abis banyak yang nanya ㅠ_ㅠ* •
•biasa aja sih, kayak cerita yang lain, so jangan bosen baca yawn... Baca sampek tamat!!!!!!•

RemindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang