Bel istirahat pertama berbunyi, seperti ayam-ayam yang lepas dari kandangya, mereka lari terbirit-birit berpencar kemana-mana, ada yang ke kantin ada yang ke kamar mandi ada yang ke kelas sebelah untuk menemui gebetan atau mantan, sekedar mengecek keaadaan mantan, apakah masih hidup tenang tanpa kehadirannya atau sudah tewas duluan, berbeda dengan Aldi yang memilih untuk bersemedi di kelas, bukan untuk mencari wangsit melainkan bersemedi untuk menuntaskan buku JK.Rowling yang berser-seri itu
"Man... lo adalah the best man alive!" ucap Juned terbata-bata dan tak pas dengan pronoun, entah nongol dari mana tiba-tiba sudah ada di hadapan Alga, Alga tak melirik, hanya mengangguk. Seperti biasa, Alga membaca buku dan tak memperdulikan lawan bicaranya
"Man...Man... Thanks man" Juned mengguncang-guncang tubuh Alga saking senengnya plus karena diabaikan oleh Alga
"lo tuh ketua kelas terbaik versi on the spot!" Juned ngawur
"apann sih, lebay lo" Alga tampak mulai akrab dan melihat sisi baik dari Juned, melihat Juned begitu senang dan sangat berterima kasih meluluhkan hatinya, ternyata Juned bisa seperti itu, mata Juned terlihat berkaca-kaca seperti ingin menangis terharu
"lo tu ketua kelas terbaik sepanjang sejarah hidup gue tau nggak! Gimana caranya gue berterima kasih ke lo? Please katakan baby"
"gausah gausah" Alga mendorong Juned dengan tangannya setengah mengusir namun sambil bercanda, Juned terhempas pelan, kemudian menarik kursi dan menempatkannya disebelah Alga lalu duduk dan mendekatkan wajahnya ke wajah Alga
"ih abang.. colak-colek, mau apa bang? Dedek turutin, mau main ke hotel? Iya?" aksen Juned seperti banci lampu merah yang haus akan belaian lelaki hidung loreng, eh belang
"Geli gue ned, sumpah. Beliin gue softdrink aja gih" Alga menyodorkan uang seratus ribuan kepada Juned yang ditolak mentah-mentah oleh Juned walau Alga memaksa
"mau softdrink? Iya? Oke....!" Juned langsung melaju dengan cepat bak Flash.
Belum sepuluh menit Juned kembali dengan dua softdrink di tangannya, dan sekresek besar snack di cantolkan di pergelangan tangannya
"cepet banget?" Tanya Detox yang sudah ada di bangku dekat Alga
"beli dimana? Kan jam istirahat biasanya rame" tambah Mamat sambil main game di hapenya, tanpa melihat kearah Juned
"kagak beli di kantin gue, kalo beli di kantin mungkin besok baru balik, gila bener! tadi gue lewat kantin bentar, sumpah kasian Yu Inem kecepit-kecepit gitu saking ramenya, sesak napas gue yang liat, tragis banget kayak film final Description" Juned melebih-lebihkan
"Final Destination oon" koreksi Mamat
"iye gue tau, artinya juga sama lagian"
"beda on.."
"tauk ah.. ini pokoknya gue beli di Kafe"
"ooo" ucap Mamat dan Detox berbarengan, tangan Detox menggapai-gapai softdrink di tangan Juned, dikiranya softdrink itu untuknya
"yee... ini punya Alga, yang satunya punya gue" Juned menyodorkan minuman di tangan kanannya kepada Alga yang masih fokus pada bukunya, gayung tak bersambut akhirnya Juned meletakkannya di meja sambil mendengus kesal sampai berbunyi hmmm.... tapi mau bagaimanapun Juned tetap sayang pada Alga karena telah menyelamatkan nyawa hapenya dan dirinya, sejak kejadian dirampasnya hapenya, Juned menjadi lebih dekat dengan Alga, yang dulu sangat di bencinya karena Dewi lebih memilih Alga daripada dirinya, dan karena banyak yang meng--eluh-eluhkan ketampanan Alga bukan dirinya, miris..
dari sebelum Alga pindah juga Juned tidak dieluh-eluhkan sekali lagi miris .
"nih lo makan jajan ini aja, kalo haus minta ke Dewi aja tuh" tunjuk Juned kepada Dewi yang tengah makan besar dengan dagunya. Detox hanya mengangguk pasrah kemudian melirik Dewi. Dewi melotot mendengarnya, lalu menatap Detox dan memasukkan makanan ke mulutnya dengan bringas, dan penuh amarah matanya seolah-olah terdapat api yang membara membuat mata Detox perih meliriknya. Melihat hal itu Detox lebih memilih untuk tidak menantang maut, Detox menghembuskan napas keputus-asaan
"ngapain ini trio penyamun kok pada ngumpul di sini? jauh-jauh deh dari Alga, lama-lama elektron-elektron negetif lo pada nempel di Alga. hush hush " Sergap Ruby yang baru datang dari kantin bersama Sharon dan Olin, telapak tangannya di kipas-kipaskannya di udara seolah membersihkan asap
"apaan sih? Sensi aja. Palingan si Ruby cemburu kita deket sama Alga.. ih" Juned tak mau kalah, tampaknya Juned juga sudah sadar bahwa Ruby memendam rasa kepada Alga. kutub kalo ketemu kutub memang tak bisa bersatu, sebenernya kutub lawannya Juned itu bukan Cuma Sharon, melainkan Ruby dan Olin atau siapa saja yang tak malas berdebat dengannya
"hapenya baru balik itu By" tambah Sharon sambil melengos kemudian duduk dibangkunya
"biarin yeee.... Sirik aja. Wlee" Juned menjulurkan lidahnya yang bagi Sharon dan Ruby itu pertanda perang
"dasar otak Jepang. Bokep aja tontonannya! Kapan pinternya lo?" Laden Ruby, sedangkan Olin memilih untuk diam tak ikut campur percakapan omong kosong itu
"tau tuh.. satu geng mesum semua.. hiii" tambah Sharon sambil bergidik. Alga yang mendengar hal itu sontak langsung memberhentikan kegiatan membacanya dan langsung menatap Sharon—yang tak menatapnya, Sharon masih menatap Juned dengan sinis, entah mengapa Alga reflek menoleh dan tidak terima ketika Sharon mengatakan "satu genk", Alga menggeleng keras
"dimana-mana cowok itu mesum Shaer. coba lo bayangin gimana jadinya kalo bokap lo itu gak mesum? Lo gak bakal ada" Jawab Juned santai namun tepat menusuk jantung Sharon dan Ruby, kalimat Juned disambut kor anak laki-laki sekelas, yang membuat Sharon dan Ruby tak berselera untuk makan, tak hanya mereka namun semua anak perempuan di kelasnya
"Edan lo" Ruby memukul kepala Juned dengan botol air kemasan, Mamat dan Detox tertawa ngakak( 😪😪 , ngantuk jadi ngeditnya banyak typo) *lah😶
KAMU SEDANG MEMBACA
Remind
Teen FictionSharon bertemu dengan serpihan kecil masa lalunya yang sama sekali tak ia ingat, kenangan tentang Alga sahabatnya selalu menghantuinya, Sharon mencoba merangkai kembali memori yang sudah hilang, tentang sebuah misteri masa kecilnya Alga bertemu deng...