Sebuah lagu berjudul Can't Let Go dari Landon Pigg menggema ke seluruh penjuru mobil dari radio di mobil jazz itu, membuat Sharon kembali termenung oleh rentetan lagu-lagu lawas yang memang diputar oleh radio itu untuk mengisi malam yang dingin di awal bulan tersebut. Tanpa sadar bibir Sharon ikut bernyanyi dengan suara lirih.
"I can't let go no I can't let go of you..."
"you holding me back without even trying to" tiba-tiba Geri ikut bernyanyi dengan jari mengetuk kemudi setir, membuat Sharon terbangun dari lamunannya dan terpana dengan suara Geri yang merdu. Dengan reflek Sharon tersenyum dan ikut bernyanyi. Merekapun bernyanyi bersama seperti orang sedang karaoke, terkadang juga diselingi tawa apabila Geri salah lirik atau ketika Sharon bernyanyi dengan sumbang alias fales.
Setelah lagu benar-benar selesai hingga menyisakan ocehan dari penyiar radio mereka pun berhenti, mengambil napas mereka masing-masing dan menstabilkannya. Geri berdehem untuk memulai pembicaraan "eghm.. Galau ya?"
Sharon hanya diam tak menjawab. Matanya kembali menatap jendela dengan kosong.
"mikirin siapa sih? Pasti Alga" Geri mencoba menebak sambil sedikit melirik kearah Sharon. Namun kepalanya masih menghadap ke depan.
"enggak" jawab Sharon sekedar agar tidak ditanya lebih lanjut, bukannya puas dengan jawaban Sharon, Geri malah semakin penasaran. Geri yakin Sharon sedang memikirkan Alga
"gak papa kali Shaer bilang aja"
Sharon membuang napas "hmm.. gak tau nih. Kenapa gue kepikiran kunyuk itu ya?"
"dia tadi bolos dari jam pertama sampek jam terakhir, pas gue tungguin dianya malah pulang duluan sambil nyuekin gue, gak kayak biasanya" lanjut Sharon
Geri mengangguk seolah mengerti pikiran Sharon, namun ia tak mengerti mengapa ada rasa cemburu menyelimuti hatinya melihat Sharon begitu khawatir pada Alga. Geri menggeleng keras. Jangan sampai ia memiliki rasa pada Sharon, ia tak mau itu.
"sakit kali anaknya. Udahlah jangan dipikirin. Makan aja yuk" Geri membanting setir dan berhenti di sebuah restaurant bergaya klasik yang merupakan salah satu restaurant milik papanya.
ㅇㅇㅇ
Jam menunjukkan pukul Sembilan kurang sepuluh ketika mobil Geri berhenti pas didepan gerbang rumah Sharon.
"gak mampir dulu?"
"udah malem Shaer, titip salam aja buat mama papa kamu. Bilangin ke mereka, kalo punya anak jangan terlalu cantik, bikin saya gagal fokus" Geri malah gombal.
Sharon memukul lengan Geri dengan pelan "apaan sih lo Ger. Gombal aja kerjaannya. Yaudah gue pulang dulu" Sharon keluar dari mobil kemudian menutup pintunya, sebelum itu ia melempar senyum pada Geri dan berjalan menuju gerbang rumahnya.
"besok saya jemput ya" belum sempat Sharon berbalik untuk menjawab, mobil Geri sudah melaju. Sharon hanya menggeleng pasrah menatap kepergian mobil Geri.
Sharon termenung sambil membuka gembok pada gerbangnya "emang gue cantik ya?" Gumamnya sambil menggosok-gosok pipinya yang kemerahan kemudian tersenyum sendiri lalu menggeser gerbang rumahnya dan masuk kedalam.
Dirumah Geri...
Cowok itu sekarang sudah berada di kasur dengan posisi tiduran sambil bermain hape. Tiba-tiba ia teringat akan Sharon di restaurant tadi. Cara Sharon tertawa, cara Sharon berbicara, cara Sharon tersenyum cara Sharon melakukan apapun entah mengapa itu membuat Geri candu. Tanpa disadari Geri kembali menarik senyum dipipinya karena Sharon. Sebuah senyuman reflek dari dalam hatinya tanpa ada paksaan atau sekedar cari muka seperti senyum-senyum pada hari biasanya. Kali ini ia tak menggeleng dan kali ini ia sadar ia telah jatuh cinta. Tanpa basa-basi ia menutup game di hapenya dan beralih ke Whatsapp. Geri mengetik beberapa kalimat lalu dihapusnya dan mengetiknya lagi dan dihapusnya lagi, terus saja begitu sampai ultraman bergabung dengan power rangers.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remind
Ficção AdolescenteSharon bertemu dengan serpihan kecil masa lalunya yang sama sekali tak ia ingat, kenangan tentang Alga sahabatnya selalu menghantuinya, Sharon mencoba merangkai kembali memori yang sudah hilang, tentang sebuah misteri masa kecilnya Alga bertemu deng...