Chapter 2 : After a long time (2)

118 31 4
                                    







Sharon menerawang kejadian tadi,mengingat-ingat apakah dia pernah bertemu dengan laki-laki itu sebelumnya, berada didekat tanaman hijau dan duduk dibawah pohon sungguh dapat membuat hatinya damai,tempatnya yang tenang dan menghadap langsung ke sawah membuat greenhouse itu sangat sejuk walau tak jarang ada nyamuk menggigitinya. lagu yang mengalun lembut ditelinganya membuatnya tambah nyaman, tidak terasa sharon memejamkan matanya dan mulai terlelap dibuai tiupan angin yang mengajak Sharon untuk memilin mimpi, namun belum sampai dia memulai mimpinya suara bel tanda masuk kelas berbunyi membuatnya membuka matanya dengan paksa,sungguh melelahkan, gumamnya. yah, mau tidak mau sharon pun harus segera pergi.

Kelas pun dimulai,suasananya sangat ramai dengan wajah-wajah baru, suasana baru dan cogan-cogan baru tentunya, namun itu tak menarik perhatiannya sama sekali, namanya juga Sharon, perempuan cuek pemalas bin jorok ini tidak pernah tertarik dengan teman-teman lawan jenisnya yang sedari tadi melirikinya itu malah membuat sharon sangat jenuh, jangankan tertarik membalas lirikan saja ogah, apalagi kalo yang ngelirikin model gituan, yang lagi duduk di depan pojok, senyumnya yang dari tadi tak hilang membuat behel yang berusaha menahan giginya yang terlihat amat sangat gerah ingin terlepas dari belenggu kawat yang menahannya itu terlihat jelas, tak lupa dengan kedipan matanya yang cetar membuat kaca pada frame kacamata minus tebalnya seakan-akan mau pecah tak kuat dengan kecetaran kedipan matanya yang mengisyaratkan Sharon untuk diajak berkenalan, membuat Sharon geli setengah mati jangankan Sharon cabe-cabean yang suka mejeng dipinggiran jalan aja ogah dah ngeliatin tu anak yang dipojok, Sharon hanya membalas dengan senyum tipis-tipis setengah gak ikhlas. Belum lagi 3 bocah edan dipojok barat pembuat onar, si Juned dkk.

Ditambah lagi dengan dua anak perempuan yang dari tadi menanyai dan mengajak Sharon berkenalan membuat sharon sangat bosan. Seperti dua anak perempuan ini yang bisa menjadi sahabat sharon kedepannya, siapa yang mau untuk menjadi teman untuk yang ditanya nama saja tidak menjawab apalagi diajak ngobrol, tetapi tidak dengan dua anak perempuan ini, yang sangat sabar dan antusias mengajak sharon mengobrol, dua anak itu tak henti-hentinya berbicara membuat telinga Sharon bagaikan digempur oleh speaker orkes dangdut koplo, kali ini Sharon tak tahan, dan memilih untuk meladeni dua anak itu, namanya Olin dan Ruby.

"hai,nama kamu Sharon kan anak pindahan pas kelas 10 semester 2 itu ya? kenalin aku Ruby."

"oh hai, iya gue sharon, iya gue pindahan." Jawabnya singkat, namun dengan lembut.

"hai aku Olin, kenalin ya" olin pun mengenalkan diri juga "sharon"jawab Sharon sambil tersenyum manis, mulai saat itulah mereka menjadi akrab. Walau sudah memilki beberapa teman, sharon lebih memilih untuk mendengarkan lagu dari headsetnya yang tak pernah lupa ia bawa kemana-mana. Tak berapa lama kemudian walikelas untuk kelas 11 ipa 4 pun datang. Setelah memperkenalkan namanya, walikelas tersebut meminta anak-anak untuk memperkenalkan satu-satu namanya ke depan
"Sharon Lewis S,maju kedepan" satu detik dua detik tak ada jawaban, sejurus kemudian "Sharoonn!!!!! Teriak anak perempuan yang duduk disampingnya yang tidak lain adalah Olin, Sharon pun kaget,sebenarnya bukan kata-kata walikelasnya yang membuatnya kaget, karena dia tidak mendengarnya akibat headset yang ia kenakan, namun karena teriakan Olin yang cempreng langsung menusuk telinga sharon membuat telinganya terasa panas dan nanar . Sharon pun maju kedepan sambil mengelus elus telinga kirinya yang sukses menjadi sasaran empuk serangan suara Olin yang cempreng bin melengking itu . Sharon pun memperkenalkan diri didepan. Saat tengah memperkenalkan dirinya tiba-tiba datang seorang anak laki-laki yang tak asing dimatanya, seorang anak laki-laki dengan postur tinggi, menggunakan sepatu cats dan jaket kulit hitam lengkap dengan tudung yang baru tadi pagi dia lihat. Sharon sangat terkejut dengan kedatangan anak laki-laki itu.

mampus! Kenapa sekelas ama ini mahluk? gumam sharon,rasa malunya sampai ke mata kaki, andai saja di bisa pura-pura mati pada saat itu juga, tetapi itu mustahil .

"kamu anak baru itu ya?darimana saja kamu?saya cariin kamu dari tadi, hari pertama masuk sekolah kok sudah telat."kata ibu Indi, ya, ibu Indi lah walikelas Sharon.

"maaf bu, saya tadi gak denger kalo ada bel"jawab laki-laki itu. Mata Sharon tak bisa berhenti melirik seorang anak laki-laki yang berdiri didekat pintu itu, ya sekedar meliriklah, bakalan parah kalo Sharon ketahuan ngeliatin itu anak laki-laki dari tadi, tengsin bro. Anak laki-laki itu sesekali juga melirik ke arah Sharon, seperti ada rasa tawa yang disembunyikan anak laki-laki itu, sungguh Wajah Sharon yang polos dan aneh ketika meliriknya membuatnya geli, ingin tertawa, ujung bibir tipisnya tak jarang terlihat menarik senyum dipinggiran pipinya, sungguh manis gumam anak laki-laki itu.

"nak, diSMA ini speaker ditempel dimana-mana. Masak iya bel sekeras tadi kamu gak denger, kamu pasti baru dateng ya?" tanya bu Indi dengan suara yang keras namun lembut

"bener kok bu, saya udah dateng dari tadi" jawabnya sambil melirik ke arah Sharon yang masih menatapnya, yap sharon tanpa sadar mulai menatap anak laki-laki itu, rasa gengsi untuk melihat anak laki-laki itu resmi kalah oleh rasa penasarannya. lagi-lagi anak itu menahan tawanya.

"emang kamu dari mana,sampai bel sekeras tadi gak kedengeran?"

"saya dari Greenhouse bu" jawabnya singkat sambil tersenyum ke arah Sharon kali ini dengan kedipan mata yang tak kalah dahsyat dengan milik anak berbehel dibangku depan pojok itu, dan JLEB kedipan matanya mendarat kuat tepat didepan pupil mata Sharon membuatnya GR-GR gak jelas. Dan kali ini wajah Sharon lebih aneh lagi, lebih absurd seabsur-absurdnya, pipinya memerah, bibir tipisnya komat-kamit tidak jelas, tangannya berusaha menutup mukanya yang dirasanya membuatnya tambah malu "grenhouse?perasaan tadi gak ada siapa-siapa deh, jangan-jangan? bunyi-bunyi gak jelas dari atas pohon itu kali ya?"tebak Sharon dalam hati

*keep reading ya^^*

RemindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang