Chapter 13 : Water Hater

54 18 3
                                    






Tidak terasa ujian semester akan dimulai dua minggu lagi,tak ada bedanya bagi Sharon,mau ujian atau tidak sama saja. belajar atau tidak sama saja, nilai merah pasti tertera pada rapotnya, hanya pelajaran yang ada hitung-hitungannya yang dapat menyelamatkan rapotnya. Biologi, Sejarah dan sebangsanya adalah musuh terberatnya, jika saja ia bisa merubah dunia, menghapus pelajaran biologi, sejarah dan pelajaran hapalan lainnya adalah hal pertama kali yang akan ia lakukan.

Arrgghh.. Teriaknya dari pojok kamar, tepatnya di depan meja belajar. Tampak Sharon sedang meremas-remas bukunya,jika saja bukan karena tugas yang diberi guru sejarahnya maka ia takkan mau duduk terpaksa di meja belajar itu. Dibolak baliknya buku materi tebal yang ada dibawah lampu belajarnya itu, matanya berkeliaran mencari jawaban, siapa tahu ada disitu gumamnya.entah keracunan apa ini anak sampai-sampai terlarut dalam belajar, gak Sharon banget. Hatinya mulai bosan dengan tulisan-tulisan didepan matanya itu. Rasa bosan menggerayahi tubuhnya mengajaknya untuk berhenti belajar dan merebahkan tubuhnya sejenak di kasur, dilihatnya bantal dan gulingnya yang sedang berjejer rapi di kasur mungilnya.
Hatinya tergerak untuk menyambar bantal dan gulingnya itu, seolah ada setan yang membisikkan niat jahat yang membuatnya tidak perduli dengan tugas sejarah yang diberikan kepadanya, wajahnya menyiratkan raut yang dilanda kebingungan, terlihat alis matanya menjadi satu, keningnya berkerut penuh arti. kali ini Sharon berperang dengan pikirannya.Tidur gak ya, tidur gak ya.. ah bodo amat, persetan dengan PR kali ini niatnya mantap, Hup Sharon pun meloncat ke kasurnya yang empuk itu, tak kuat oleh bujukan setan untuk tidak melanjutkan belajar. Kini niat Sharon yang tadinya mau menyelesaikan prnya ditukar untuk niat berlayar ke pulau kapuk impiannya, layar sudah diangkat matanya pun siap untuk terpejam. Belum sempat kapalnya berangkat tiba-tiba ctung! ada pesan Line masuk ke HPnya yang membuatnya kesal, diraihnya handphonenya yang tergeletak dipinggir kasurnya, matanya menyipit berusaha menyeimbangkan cahaya LED handphonenya dengan matanya. Arrggh...Olin gerutunya kesal sembari berguling-guling dikasur

Olin:"gue udah didepan rumah lo,cepet turun"

Sharon:"mau ngapain?" balas Sharon singkat

Olin:"ngerjain PRlah dirumah si Alga,lo ikut kan?"

Sharon:"ogah,lo sendirian aja sana, atau ngajak Ruby noh, gue ngantuk"

Olin:"ok gue tunggu, gue masuk ke ruang tamu lo ya" "oiya mandi Shaer! dont be forget"

Kampret bener ini anak!!! Udah jelas-jelas gue bilang enggak, ngeyel deh udah gitu ngatur lagi, lo pikir emak lo apa yang ngisi aer di kamar mandi gue,gue mau ikut aja udah bagus. Akhirnya Sharon pun turun dengan perasaan tidak ikhlas. matanya merah membara rambut panjangnya berkeliaran kemana-mana  wajahnya kusut seperti kertas bekas bungkusan kacang rebus ditambah lagi baju kaus lengan pendek kegedean yang lebih pantas dibilang lap dapur dan celana legging hitam selutut yang sudah lusuh dengan gambar tokoh kartun Strawberry shortcake di bagian bawah legginya membuat penampilan Sharon tidak berbeda dengan anak hilang yang diasuh dengan sekawanan mahluk-mahluk hutan, ditambah lagi dengan tas selempang bergambar Sailor moon milik adiknya yang tak luput membuat penampilan Sharon menjadi berbeda diantara yang berbeda.
Olin yang melihat pemandangan ghaib tersebut sempat kaget, tangannya mengusap-usap dadanya berusaha menstabilkan detak jantungnya yang tak karuan karena melihat pemandangan astral ini.

"yuk berangkat!" ajak Sharon kepada olin, sambil mengikat rambutnya yang berantakan dengan karet gelang seadanya, Sharon berjalan dengan penuh ke-Percayaan diri, Olin yang masih belum sadar bahwa orang yang ada didepannya itu adalah temannya hanya bisa melongo. memandangi penampilan temannya yang menyedihkan itu. Ini emaknya gak pernah beliin dia baju kali ya, kesian banget. Gumam Olin sambil tertawa

"yakin lo mau berangkat pake gituan" Tanya olin sambil menunjuk baju Sharon dengan dagunya.

"yakinlah, Cuma ngerjain PR doang kan? lagian gak keluar komplek,ah udah yuk berangkat" jawab Sharon penuh keyakinan. Dan yap benar sekali, Sharon belum mandi dari pulang sekolah tadi,Sharon memiliki motto dalam hidupnya yang membuatnya teguh dalam pendiriannya yaitu: selama di buku atau kitab nggak ada tulisan "wajib mandi 2 kali sehari" maka why not kalo Cuma mandi sekali, orang gue gak bau kok kalimat simple penuh makna, menurut Sharon

Dirumah Alga...

Tampak Sharon dan Alga sedang berkutat dengan setumpuk buku diatas meja belajar bundar itu. Sesekali mata Sharon melirik ke arah anak laki-laki yang sedang menjelaskan materi di sampingnya itu,sorot matanya yang teduh mengingatkannya kepada satu hal, namun Sharon lupa persis dengan hal tersebut,yang ia ingat hanya kejadian kecelakaan 5 tahun lalu yang sempat merampas sebagian memori otaknya, entah mengapa kejadian itu terus terngiang di otaknya ketika melihat sorot mata itu. Kejadian nahas itu bermula ketika perjalanan pulang dari tempat les Sharon, kala itu Sharon sudah kelas 6 SD,Sharon tengah sibuk membaca buku di kursi samping kemudi setir,mamanyalah yang duduk dikemudi setir, mata mamanya tengah terfokus kepada jalanan yang basah karena tadi sempat hujan dengan lampu yang temaram, kejadian itu terjadi sekitar jam 9, tidak disangka ada sebuah truk melaju dengan kencang dari arah kiri mobil yang langsung menghempaskan mobil Sharon, untung saja mamanya tidak terluka parah hanya saja Sharon harus dirawat dirumah sakit selama dua hari karena kepalanya terbentur dasbor mobil hingga matanya mengucurkan darah, pengelihatannya sempat rabun dan ia tak bisa mengingat apa-apa, untung saja itu bukan Amnesia total dan pengelihatannya berangsur-angsur memulih. Sebagian memori dan kenangan-kenangan di otaknya lenyap menyisakan hanya serpihan kecil tentang masa kecilnya.

"lo tuh hobi banget ya ngeliatin gue, lo naksir gue ya?" suara Alga membuyarkan lamunan Sharon, membuatnya kaget setengah mati, hatinya bingung harus menjawab apa. Jantungnya berdetak hebat, untuk pertama kalinya ia mengakui perasaan ini, setelah sekian lama hatinya berusaha menutup-nutupinya. matanya masih terus menatap mata Alga, jantung Sharon berdetak tak karuan, Algapun sama. Hatinya mengutuk dirinya kenapa bisa sampai berkata begitu, sedikit sesal didalam hati Alga, kenapa dia tidak bisa menahan bibirnya untuk berkata demikian.

"Kalo iya kenapa" jleb.. jawaban Sharon langsung memberhentikan kinerja jantung Alga, ada rasa senang bercampur kaget, tapi ia sembunyikan dengan tatapan dinginnya yang dari tadi tak lepas dari buku yang ia baca. mereka sempat terdiam sejenak, menstabilkan jantung mereka masing-masing yang rasanya mau loncat ke luar dan sekarang mata mereka bersatu

Mata Sharon kini bisa menatap lekat mata Alga yang kecoklatan itu, ada rasa hangat menyelimuti Sharon, buru-buru ia mengalihkan pandangannya yang mulai terjebak diambang mata Alga, Alga juga tampak menikmati tatapan mata Sharon yang tak pernah berubah.
"ya elah, gitu aja gugup, becanda kali" tambah Sharon dengan nada menggoda membuat Alga tengsin setengah mati, kali ini Alga hanya membalas dengan kerutan di keningnya dengan alis matanya yang nyaris bersatu,masih dengan wajah yang datar. Emang mata gue keliatan se-ngarep itu apa? Gumam Alga masih dengan wajah yang flat bin datar.

"Hahahahaha... pipi lo merah tuh." Ledek Sharon sambil tertawa terbahak-bahak. Tersirat kepuasan dalam nada tertawanya. Kali ini dia berhasil menjahili si Triplek face ini alias si Alga.
Alga masih diam tak bergeming

"lo belum mandi ya?" Tanya Alga tiba-tiba memecah tawa Sharon, kali ini Alga yang membuatnya tengsin, tengsin setengah mati tepatnya. mampozz..tau dari mana ini anak?" gumam Sharon, mungkin kalimat Alga yang satu ini dapat menghancurkan pendiriannya tentang jumlah mandi yang ia terapkan.sunyi sejenak..... "pipi lo merah tuh" tambah Alga sambil melanjutkan membaca buku yang ada dihadapannnya. Terlihat bibirnya yang datar mulai terangkat,melukiskan senyuman yang jarang sekali ia tampakkan, buru-buru Alga menyembunyikan senyumnya ketika Sharon melihatnya.

Olin yang melihat kejadian itu dari pojok ruangan hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum, lalu kemudian melanjutkan membaca buku yang ia pegang

(Keep reading--keep reading--keep reading ya beloved reader ㅇㅇ)
•apresiasi ceritaku ya... Dengan cara vote dan comment ya...^^•

RemindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang