Chapter 16 : Nightmare

61 16 3
                                    

" Shae!! Tarik tanganku Shae!" teriak seorang anak laki-laki kepada seorang anak perempuan yang sedang menggelayut di bibir jurang itu, nama anak perempuan itu sama sepertiku, siapa mereka? Sedang apa mereka malam-malam di tepi jurang itu ? kenapa aku merasa anak yang sedang berusaha menggapai tangan temannya itu adalah aku? Aku seperti melihat bayangan diriku namun dengan tubuh yang kecil. Tapi siapa anak laki-laki itu ? mengapa aku aku juga berada disini, dimana ini? Aku tak tau tempat ini. Pelan kuangkat tanganku yang samar-samar mulai pudar, dengan baju putih panjang selutut, aku tak mengerti dengan semua ini, kepalaku mulai pusing memikirkannya, telingaku berdengung. Tetap terasa walau kututup dengan kedua tanganku, Sungguh menyakitkan hingga aku roboh ke tanah, kulihat anak itu masih berjuang agar tidak terjatuh ke jurang, sedangkan anak laki-laki itu masih mencoba menggapai tangan anak perempuan itu, namun anak perempuan itu tak mampu menggapainya, tangannya mulai melemah. Aku harus membantunya, tapi telingaku sakit, terlalu sakit walau hanya untuk sekedar berdiri, tapi aku harus membantunya, membantu anak perempuan itu, tekadku bulat, kakiku kupaksa menopang berat badanku, kucoba berlari secepat yang aku bisa,namun mengapa posisiku tak berubah, semakin aku berlari semakin jauh jarak diantara kami . oh tidak! Genggaman anak itu hampir lepas, dahan yang ia pegang mulai patah . apa yang harus aku lakukan ?
" SHAROOONN!!!! " Teriak anak laki-laki itu pecah melihat anak perempuan dihadapannya jatuh ke jurang. Tangannya mengepal sembari menggaruk tanah. Tubuhnya masih bersujud di tanah. Kemudian anak laki-laki itu berdiri dengan perlahan, tangannya masih mengepal. Kepalanya diputarnya dengan perlahan, mengarah kepadaku. Ya terus! Menolehlah! Agar aku tau siapa dirinya. Dialah yang akhir-akhir ini muncul dalam mimpiku, namun tak pernah menunjukkan wajahnya. Kini kakinya mulai berputar, sedikit lagi akan terlihat.

🍂🍂🍂

"Sharon... bangun Sayang" suara mama membangunkanku, sayang sekali, anak laki-laki itu hampir menunjukkan wajahnya, persis seperti biasanya.
"Arrghhh!!"
"kamu kenapa? Akhir-akhir ini kamu suka ngelindur? Ada masalah?"
" enggak ma" kupandangi keadaan sekitar, syukurlah itu hanya mimpi lalu kupeluk erat mama yang sedang duduk didepanku. kenapa aku akhir-akhir ini mimpi aneh ya? Gumamku dalam hati.
"oh iya ma, Shae mau Tanya, dulu mama bilang Shae pernah kecelakaan." Kutarik lagi badanku agar aku bisa melihat ekspresi mama
"iya itu dulu sayang, gausah di inget-inget lagi ya, mending kamu lanjut tidur aja" ucap mama memotong pertanyaanku, benar ini belum pagi, kulihat jam yang tergantung di tembok, masih jam 2 gumamku
"tapi ma, Shae cuma mau Tanya. Kecelakaan macam apa? Kenapa mama papa gak pernah cerita? Ayo dong ma Shae mau tau" rengekku di malam yang sunyi itu, tak terdengar suara apapun pada malam itu, suara jangkrikpun tak mengiringi malam yang dingin itu
Wanita itu menarik napas panjang untuk mulai bercerita "dulu kamu kecelakaan waktu kamu masih SD, kamu sempet di rawat di rumah sakit 10 hari, kamu nggak sadar 4 hari. Karna itu kamu jadi Amnesia, tapi nggak total, kamu pasti nggak inget kan kamu dulu pas SD sekolah dimana, terus temen kamu siapa aja, yakan?"
"iya ma, Shae nggak inget sama sekali, terus kenapa mama sekolahin Shae di luar kota? Terus kenapa Shae dipindahin lagi ke sini? Apa sakit telinga Shae nggak bisa disembuhin di rumah sakit disini?" tanyaku penasaran. Karena aku memang sempat sekolah diluar kota ketika SMA, hingga aku merasa tidak betah dan pada akhirnya papa membawaku lagi ke sini, papa mama bilang ini terapi untuk sakit jantung dan telinga yang aku miliki
"dokter bilang kamu harus ke sekolah alam Shae, disana kamu terapi, terus kenapa papa bawa kamu kesini lagi karena kamu yang minta kan." Ucap mama menenangkanku
"itu SLB ma, Shae gak betah karena temen-temen Shae nggak ada yang normal ma, Shae sehat waktu itu, mama papa tega bawa Shae kesana?" nada suaraku mulai meninggi, mataku mulai panas, jika aku mengingat masa-masa aku bersekolah disana. Ketika aku masih berumur 13 sampai aku kelas 10, sekolah yang katanya sekolah alam, tapi kenapa teman-temanku semuanya berbeda denganku? Aku normal, aku anak normal
"sayang.... Mereka juga normal, mungkin hanya punya sedikit kekurangan, jadi mereka harus terapi seperti kamu." Ucap mama sembari mengelus lembut rambutku
"Shae takut ma, waktu itu Shae sering mimpi-mimpi aneh"
"kan waktu itu mama nemenin kamu terus, kenapa takut, sekarang tidur ya..."
"tapi ma,sekarang Shae sering mimpi kayak dulu lagi, Shae takut ma... Terus apa dulu pas Shae masih kecil Shae punya temen cowok?" Aku berharap mama tak beranjak dari kasur dan menemaniku, kupegang tangannya erat-erat.
"eghm..temen Shae dulu perempuan semua, mereka cantik-cantik sama kayak kamu. Sharon sayang....mimpi itu Cuma bunga tidur, mimpimu nggak ada sangkut pautnya sama masa lalu kamu."
kenapa mama seperti ragu menjawabnya? Seperti ada yang disembunyikan. Aku yakin aku punya teman laki-laki. Dan aku juga yakin bahwa anak perempuan di mimpi itu adalah aku.
"tidur ya.. apa Shae mau tidur bareng mama? Iya?" Tanya mama kepadaku, aku senang mama mau menemaniku tidur, aku takut, aku takut bermimpi buruk lagi

•Keep reading ya. Ceritanya masih panjang^^•
•baca dari chapter 1 ya, ini nyambung soalnya• ✌🏻

RemindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang