Chapter 25 : Are we close?

55 10 9
                                    






Gede juga nih sekolah, gumam Geri sambil mengagumi sekolah barunya itu. Kali ini niatnya jalan-jalan tak tentu arah adalah observasi sekolah baru plus mencari yang bening-bening. Kepalanya mengangguk mengikuti beat dan bibirnya komat-kamit mencoba ikut bernyanyi dengan penyanyi lagu yang ia dengarkan lewat headset, tiap kali Geri melewati kelas ada saja yang ia dengar, terutama dari sekumpulan cewek yang menyerukan namanya dengan lirih, walaupun Geri mendengar itu ia hanya berpura-pura tak mendengarnya. Sesekali ia juga membalas lambain tangan dari cewek-cewek yang melambaikan tangan padanya, tak lupa dengan kedipan mata yang dahsyat.

"Duh dimana nih? Udah dua minggu sih, tapi gue kok gak hapal-hapal ya?" Geri menggerutu dalam hati karena ia kesasar dan tak membawa tur guide, kemudian ia mengambil hapenya berusaha menelpon temannya agar dapat membantunya, lebay banget Geri keasasar di sekolah aja mau nelpon temen. Namun telinganya mendengar suara yang tak terlalu asing baginya, kemudian Geri mendekat mencari pusat suara, matanya mengintip dari balik tembok, disitu ada dua orang yang ia kenal.

"Sharon ? ah masa bodo" pikirnya.
"tapi itu Alga kan? Iya Alga. Seru nih" tambahnya lirih melihat ekspresi Sharon yang tampak menahan tangis itu. Geri melihat Alga memunggunginya dari jauh dan berbicara berhadapan dengan Sharon. Kali ini ia sangat penasaran dan berniat menguping pembicaran mereka berdua

"g-gue? Hahaha bodoh banget gue, ngapain ya gue capek-capek ngikutin lo, ya tuhan goblok banget sih gue" ujar Sharon
"baru sadar kalo lo goblok dari SD kemana aja?" Ucap Geri lirih mengomentari kalimat Sharon
"buang-buang waktu banget ngintilin Alga tcih. Dasar cewek bego" tambah Geri sambil berdecak menonton kejadian tersebut "Drama banget" tambahnya

"Tadi gue berangkat bareng Geri, dia baik kok anaknya, ternyata dia temen lama gue" Ucap Sharon, telinga Geri tergelitik karena mendengar namanya disebut
"baguslah kalo Sharon mikirnya gue baik, berarti gue udah bikin good image di depannya" tambah Geri dalam hatinya. Geri masih serius menyimak percakapan antara Sharon dan Alga itu namun tiba-tiba Alga berbalik dan berjalan kearahnya tapi ternyata Alga berbelok dan berhenti di balik tembok sebelum tembok yang dibuat oleh Geri untuk mengintip. Alga mengintip Sharon seperti dirinya, Alga masih memperhatikan Sharon dari balik tembok, matanya memandang Sharon yang tampak masih termenung

"eh siapa tuh? Kok keroyokan?" Geri melihat tiga orang cewek tampak sedang menganggu Sharon, dari gayanya mereka kelas dua belas.
"Gak bisa dibiarin nih, atas nama keadilan gue harus bantu" Geri beranjak pergi untuk membantu, namun Alga sudah terlebih dahulu menghampiri Sharon dan menarik tangan Sharon untuk menjauh dari tiga jenglot itu.

Geri tersenyum sinis "dasar labil cemen" kemudian Geri pergi dari sana dan memilih untuk memutari jalan yang sudah ia lewati

ㅇㅇㅇ

[Sharon pov]

"Alga?" Alga menarik tanganku dan menyeretku pergi dari tempat itu, Sasa hanya dapat menganga melihat Alga yang tadi mengacuhkanku sekarang malah menarik tanganku. Aku hanya pasrah melihat tanganku ditarik sampai Sasa tak bisa melihat kita lagi. Aku meronta-ronta agar Alga melepas tanganku namun genggamannya begitu kuat, pandangannya masih menatap kedepan tanpa sekali pun menoleh padaku. Dengan sekuat tenaga aku menepis genggamannya dan berhenti berjalan sehingga membuatnya ikut berhenti juga. Dengan perlahan ia memutar badannya dan menatapku. Aku tak mengerti dengan Alga, belum sepuluh menit yang lalu dia sinis padaku, sekarang dia malah membantuku dari serangan tiga manusia ular itu. Mungkin dia pikir aku ini mainan?

"apa-apaan ini?"

"ngapain lo narik tangan gue?"

"lo pikir gue kambing? Hah!?" Aku mulai emosi dan muak dengan Alga, kali ini aku ingin mengeluarkan semua kata-kata kotor dalam pikiranku, namun untung saja guru mengajiku selalu mengingatkanku dulu bahwa berkata kasar dapat membuat amal sholatku tidak diterima, itu yang aku tau.

RemindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang