"parah nih Sharon! Ada tiga puluh miscall" Juned berseru dari belakang melihat Alga menggeser-geser hapenya dengan geram. Tanpa menoleh kepada Juned Alga langsung menempelkan hapenya pada telinganya.
Tuut... tuut... tuut
Begitulah yang terdengar dari hape Alga selama dua menit terakhir. Alga kembali memencet ikon hijau pada layar hapenya hingga beberapa menit belum ada jawaban. Alga kembali duduk di kursinya dan menyandarkan punggungnya. Dahinya berkerut membayangkan kenapa kira-kira dia mendapat banyak panggilan dari rumah. Kemudian bundanya bermain dipikirannya, mungkinkah bundanya sedang kenapa-napa. Tiba-tiba sebuah panggilan dari kontak bernama Devil membuat layar hapenya hidup-mati. Karena memang hape Alga berstatus silent.
"can you go home now?" Suara baritone itu menggelegar senatero telinga Alga. Alga mengernyitkan dahi. Go home now? Desis Alga dalam hati. Australia? Now? Hatinya kembali bergejolak. Alga hanya diam berusaha menafsirkan sendiri ucapan papanya barusan.
"i mean hospital, just go to Merpati kasih hospital right now! Your mom's here"
Alga terbelalak mendengar ucapan papanya. Bibirnya menganga seketika. Dengan cepat Alga mengambil tasnya dan segera melaju ke parkiran dan menghiraukan Juned yang sedang meraung-raung memanggil Alga seperti orang kesetanan. Alga hanya berjalan terus dengan kepala yang mumet dan hape yang belum lepas dari telinganya.
"what's the matter? Bunda kenapa?!" Alga sudah menaiki motornya namun masih belum menghidupkan mesinnya karena ia masih menunggu jawaban dari papanya. Papanya malah diam tak menjawab
"answer me what's wrong with my mom?! Tell me! Bunda kenapa?" Alga mulai naik pitam
"...."
Pupil mata Alga membulat seketika"I'll be there in 5 minutes" ucapnya, tanpa pikir panjang Alga menghidupkan mesin motornya kemudian melajukannya dengan kecepatan penuh. Seketika ucapan papanya yang mengatakan bahwa bundanya sedang kritis membawa kilas balik memori bersama bundanya.
Beberapa tahun lalu...
"bun Alga mimpi buruk" Alga menarik gagang pintu kamar bundanya dan menghampiri bundanya yang sedang tertidur lalu mengguncangnya agar bundanya terbangun sambil mengusap air matanya yang terus terjatuh.
"kenapa sayang?" Tanya bundanya meminta pengulangan dengan mata yang setengah terpejam."kenapa nangis? Cup cup cup" tangannya yang lembut mengusap pipi anaknya yang basah karena air mata dan keringat dingin.
"Al mimpi buruk, Al mau tidur sama bunda" ucap Alga dengan lirih dan masih sesenggukan tampak dari raut wajahnya bahwa ia sedang ketakutan kemudian ia menarik tangan bundanya dan menuntunnya ke kamarnya. Wanita itu merasakan dingin pada tangan anak semata wayangnya itu."Bunda tidur sama Al ya" pinta anak berusia enam tahun itu. Kemudian tidur dikasurnya sambil menggengam tangan bundanya yang tengah mengambil posisi berbaring didekatnya itu.
"iya Alga sayang, memangnya kamu mimpi apa?" ucapnya seraya berbisik karena ia tak ingin berisik pada pertengahan malam itu. Sambil membelai rambut Alga dengan lembut
"Alga mimpi bunda ninggalin Al sendiri. Alga liat bunda tidur di kasur tapi gak gerak. Al takut banget bun" mata anak itu mulai berkaca-kaca dan menggengam tangan bundanya lebih erat lagi sambil menggeliat dalam selimut.
"jangan khawatir, bunda tetep disini kok" masih dengan tangan membelai ubun-ubun putranya "sekarang tidur ya, nanti kalo kamu dimarahin papa lho kalo kesiangan" lanjutnya sambil menaikkan selimut yang membalut mereka berdua. Alga hanya mengangguk dengan polosnya kemudian ia memenjamkan kedua matanya dan mulai tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remind
Teen FictionSharon bertemu dengan serpihan kecil masa lalunya yang sama sekali tak ia ingat, kenangan tentang Alga sahabatnya selalu menghantuinya, Sharon mencoba merangkai kembali memori yang sudah hilang, tentang sebuah misteri masa kecilnya Alga bertemu deng...