Chapter 8 : Kepepet

64 19 5
                                    

[Sharon pov]
"jangan cepet-cepet" suaranya berbisik ke telingaku,dapat kutangkap dari nada suaranya dia sedang tertunduk malu. tapi bagaimanapun ini keadaan kepepet, dan hanya ada dia didalam kelas, tampaknya dia tidak sibuk, kalau hanya membaca buku mungkin dia tidak keberatan membantuku, ah semoga saja.

Akhirnya aku sampai ditujuan utamaku, bilik itu menjadi tempat pemberhentian kami. Dipintunya tertulis "Ladies" yap, bilik itu adalah kamar mandi alias toilet. akupun masuk sambil menutupi rokku yang tampak bercak merah disisi tengahnya. Alga dengan sabar menungguiku di depan toilet. aku heran mengapa dia mau membantuku, padahal semua mata tertuju padanya, yap di sekolahku sekarang Alga sukses jadi cowok idaman cewek-cewek dari lain kelas sejak kepindahannya beberapa bulan lalu di sekolahku, tapi Alga hanya menanggapinya dengan cuek , sesekali terdengar bisikan anak-anak yang menertawakan kami, beberapa cewek-cewek kecentilan juga sesekali menatapku sinis seakan tertulis dijidatnya:jauh-jauh lo dari Alga gue, kecentilan banget. Hahaha mbak situ tu yang kecentilan gumamku penuh kemenangan. Dan karena aku panik juga ya, jadi aku tak memperdulikan itu, gak tau deh kalo Alga gimana. Badannya yang tinggi menjulang dengan bahunya yang bidang cukup untuk menutupiku dari belakang, setidaknya darah itu tak terlihat, walau Alga harus malu karena harus mengekor dibelakangku. Kalu bukan karena terpaksa aku tidak akan mau minta tolong kepada sebuah papan triplek itu.

"udah selesai?" tanyanya singkat namun ramah gak cuek-cuek bangetlah.tidak biasanya. Kadang aku heran dengan anak laki-laki ini, kadang sifatnya judes kadang juga hangat, bikin baper kalo udah hangat. Tapi aku lebih sering menangkap kejutekannya daripada kehangatannya, itu tampak sekali dari muka tripleknya alis muka datarnya itu. Apa dia memang seperti itu pada semua orang? judesnya bikin mules. yang aku denger dari cewek-cewek yang berusaha mendekatinya dari kelas sebelah Alga itu judes dan datar, beberapa dari mereka sudah mencoba mendekati Alga namun gagal, bahkan Ratu ularnya sekolah alias Sasa si ketua gank dari semua gank kelas 12 sudah pernah menembaknya tapi Alga tolak mentah-mentah, namun dengan lembut sebisa mungkin agar tak menyakiti kakak kelasnya itu. Namun Sasa tak pernah menyerah, hal apapun akan dilakukannya demi dekat dengan Alga

"ho'oh" jawabku sambil tertunduk malu, malu rasanya.

"tapi rok lo basah, yakin itu gak papa?"tanyanya lagi, heran aku dibuatnya,dia tak sejudes yang aku kira.

Kali ini tak kujawab, hanya ku anggukkan kepalaku yang dari tadi tertunduk malu.

Hening seketika, kuberanikan diri menatap laki-laki yang sekarang berjalan disampingku ini, maatanya tak lepas dari buku yang ia baca tadi. Terlihat bulu matanya yang lumayan lentik untuk seukuran laki-laki, tapi juga tidak membuatnya seperti perempuan, pokoknya pas gitulah. Hidungnya yang mancung dan matanya yang bulat itu terkesan mendapat garis turunan dari luar Indonesia, seperti blasteran dengan darah barat

"segitunya yang ngeliatin, mata lo mau jatuh tuh"tukasnya tanpa mengalihkan konsentrasinya dari buku yang ia baca. Akhirnya ia angkat bicara, perkataannya mengagetkanku, bisa-bisanya dia bilang begitu, tambah malu aku jadinya

"gak usah GR deh, Belek lo tu nempel di bulu mata" buru-buru aku meninggalkannya sambil terkekeh ria, membayangkan wajahnya yang polos, tangannya menggapai matanya dan mengusap-usapkan jarinya ke mata, dirasanya tidak ada apa-apa dibulu matanya. Khkhkh...kena dia aku kerjain

  

Di vote dan di komen ya guys...😊

RemindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang