"Saudara Anggara Aditama sekarang ucapkan janji nikah saudara dengan sungguh-sungguh di hadapan para hadirin dengan kebebasan dan tanpa paksaan."
Suara lantang itu terdengar dari arah depan sebuah ruangan, memecah suasana khusyuk yang sudah tercipta semenjak upacara pemberkataan nikah dimulai. Sebuah ballroom hotel bintang lima bernuansa cokelat menjadi saksi wanita dan pria yang sedang berdiri berdampingan menghadap pendeta.
"Saya, Anggara Aditama menerima engkau, Lalika Faidano menjadi satu-satunya istriku yang sah, sejak hari ini dan seterusnya, dalam suka dan duka, di waktu kelimpahan dan kekurangan, di waktu sakit dan di waktu sehat, untuk disayangi, diperhatikan serta dihargai sampai kematian memisahkan kita."
Lelaki bernama Anggara itu mengucapkan janjinya dengan tegas dan lantang, dengan hati yang bebas dan tanpa paksaan.
"Saudari Lalika Faidano sekarang ucapkan janji nikah saudari dengan sungguh-sungguh di hadapan para hadirin dengan kebebasan dan tanpa paksaan."
"Saya, Lalika Faidano menerima engkau, Anggara Aditama menjadi satu-satunya suamiku yang sah, sejak hari ini dan seterusnya, dalam suka dan duka, di waktu kelimpahan dan kekurangan, di waktu sakit dan di waktu sehat, untuk disayangi, diperhatikan serta dihargai sampai kematian memisahkan kita."
Wanita bernama Lalika mengucapkan janjinya dengan tegas dan lantang, dengan hati yang bebas dan tanpa paksaan.
"Saya Anthoni Bakri menyatakan bahwa saudara Anggara Aditama dan Lalika Faidano telah sah dan resmi sebagai suami istri."
Pria bernama Anthoni Bakri itu mengangkat kedua tangannya, membiarkan tangan itu mengantung di udara, tepat di atas kepala Anggara dan Lalika, sebelum melanjutkan kalimatnya,
"Saudara Anggara, inilah Lalika, wanita yang Tuhan berikan kepadamu, sebagai pasangan yang sepadan. Terimalah dan sayangilah dia dengan ketulusan. Sekarang, bukalah kerudungnya dan berikan ciuman di kedua belah pipinya."
Anggara membuka kerudung tipis yang sedari tadi menutupi wajah kekasihnya. Setelah kerudung itu terbuka, Anggara menatap Lalika, sebuah senyuman bahagia muncul menghiasi wajahnya. Wanita yang kini sudah resmi menjadi istrinya terlihat sangat cantik dalam balutan gaun bewarna cokelat muda. Wajahnya diberi riasan tipis, untuk tidak menutupi wajahnya yang sudah cantik apa adanya.
Lalika menunduk malu setelah melihat mulut lelaki yang sudah resmi menjadi suaminya sedikit terbuka. Terpukau dengan pemandangan wajah wanita di hadapannya. Beberapa detik berlalu, hingga dehaman pelan dari Anthoni menyadarkan Anggara. Mulut yang tadi terbuka membentuk sebuah senyuman sebelum Anggara mencium pipi kiri dan kanan Lalika secara bergantian. Lembut dan lama. Hingga akhirnya suara tepukan tangan para hadirin membuat Anggara melepaskan bibirnya dari pipi Lalika.
Anggara dan Lalika menghadap tamu hadirin dengan senyuman di wajah mereka masing-masing. Ketika suara tepukan tangan itu perlahan mengecil, Anggara mendekatkan wajahnya ke telinga Lalika, membisikkan sesuatu ke telinga Lalika, membuat kedua pipi Lalika memerah setelah mendengarnya.
"Can't wait to see you naked."
***
"Kamu capek?"
Pertanyaan itu dilontarkan Gara tepat setelah pintu kamar ditutup. Malam ini Lika dan Gara akan menginap di kamar hotel yang sudah di-reservasi sebelumnya oleh Sesil, kakak Lika, yang dipercaya untuk menjadi wedding planner Lika dan Gara. Lika dan Gara memang sepakat untuk menginap di hotel yang sama dengan hotel tempat resepsi pernikahan mereka dilaksanakan agar keduanya tidak repot berpindah-pindah tempat.
Makanan dan souvenir yang awalnya diragukan Lika kecukupannya, sebaliknya malah berlebih dan masih bersisa. Awalnya, Lika sempat cemas apabila ada tamu yang tidak mendapatkan makanan ataupun souvenir karena tamu yang datang sepertinya melebihi jumlah undangan yang disebar mereka. Overall, acara resepsi pernikahan Lika dan Gara berjalan dengan lancar.

KAMU SEDANG MEMBACA
distance
ChickLitDistance /'distans/ noun an amount of space between two things or people; verb make (someone or something) far off or remote in postion or nature. Ketika kata setia tidak hanya sekedar diucapkan di mulut saja melainkan juga menepatinya...